"Identitas"

Identitas
Identitas diri, identitas negara, identitas budaya. Kata kata tersebut sering menjadi isu hangat di kancah perbincangan di negeri ini.

Pertama kali saya mendengar kata tersebut adalah ketika berada di sebuah acara seminar international yang diselenggerakan oleh jurusan sastra inggris di kampus saya. Temanya adalah tentang Cultural Identity. Pengalaman saya mengikuti acara international untuk pertama kalinya. Waktu itu saya duduk di semester 8. Saya berangkat sendiri. Teman teman yang lain tidak ada yang tertarik. Biaya mahal, dan tidak berhubungan dekat dengan jurusan kami. Yah, akhirnya saya berangkat sendiri.
Waktu itu, yang menjadi motivasi terbesar adalah perluasan wawasan dan menjadi perempuan yang cerdas dengan mempunyai banyak sudut pandang.
Waktu mengikuti jalanya acara, banyak hal yang tidak saya mengerti. Budaya. Identitas. Bahasa. Semuanya serba tidak saya mengerti. Kondisi otak saya kala itu hanyalah mampu menangkap input saja. Belum bisa mengolah, mengkritisi, atau bahkan menghayati.
Namun, berjalananya waktu, dengan mengamati kejadian kejadian di sekitar, my prior knowledge saya bekerja.
Apa yang membuat saya kemudian menulis tentang ini? Atau apa yang kemudian membuat saya paham tentang makna identias dan kehilangan identits?
Jadi, beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan sseorang perempuan di tempat saya bekerja. Mbakknya menggunakan jilbab yang lumayan besar. Biasanya, mbak mbak yang menggunakan jilbab besar itu, dia akan menyapa orang yang ditemuinya, meskipun tidak kenal, apalagi mbak mbaknya adalah orang jawa. Namun yang saya temukan beberapa hari yang lalu tidak demikan. Mbaknya tidak tersenyum pada saya sama sekali. Tidak menyapa. Spontan saya berkesimpulan, “mbak nya telah kehilangan identitas sebagai seorang muslim dan sebagai orang jawa”.
Identitas diambil dari bahasa inggris identity, yang dalam cambridge advance learner’s dictionary diartikan who a person is, or the qualities of a person or group which make them different from others”. Jelas, maksud dari identitas adalah sesuatu yang melekat pada seseorang atau sekelompok orang yang menunjukkan siapa orang/kelompok tersebut dan kualitasnya sehingga membedakannya dengan yang lain.
Nah, itu dia. Kalau sikapnya mbaknya seperti itu, maka mbaknya adalah sama seperti sekelompok orang yang disampaikan oleh kenalan saya dari America. Dia mengatakan, “..yah, budaya indonesia dan America berbeda...kalau orang Indonesia sukanya menyapa orang orang yang ditemuinya dijalan meskipun belum kenal, namun kalau orang America tidak demikian. Kami tidak pernah menyapa orang”.

Terus kenapa kalau kita kehilangan identitas? Apa dampaknya? Haha, pertanyaan itu mungkin akan muncul oleh orang orang seperti yessy, dan ummah, temen saya. Baiklah, dampak dari losing our identity adalah sebagai berikut:
1. Kita mungkin akan menjadi orang yang tidak punya aturan yang seharusnya lagi, tidak punya idealisme dalam bersikap. Akhirnya akan mudah terseret dalam pengaruh pengaruh negatif di sekitaran kita. 
2. Tidak akan ada kekhasan dalam diri kita sebagai seorang muslimah, indonesia, ataupun jawa.

 Dan dampak yang lain nanti bisa dipikirkan bersama sama.

Akhirnya, kita tidak perlu malu untuk menjadi siapa diri kita. Banggalah menjadi Muslim. Banggalah menjadi Indonesia.


Be First to Post Comment !
Posting Komentar