Pada tahun
2014 lalu, saya, warga Indonesia mempunyai hak sebagai warga negara Indonesia
untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang akan memimpin
Indonesia selama lima tahun kedepan. Ada dua pasangan calon yang diusung, yakni
yang bernomor dua adalah pasangan Prabowo Subiakto dan Hatta Rajasa. Yang
bernomor dua adalah pasangan Jokowi dan Yusuf Kalla.
Manakah yang
saya pilih? Yup, sebelum memilih, maka saya melakukan sedikit research tentang
kedua calon tersebut dan visi misi dan dibawakanya. Dan, saya menjatuhkan
pilihan pada pasagan calon no 1 yang akhirnya tidak terpilih.
Sedih.
Karena saya tau bapak Jokowi yang sejatinya adalah orang baik baik dimanfaatkan
oleh ketua partainya untuk melaksanakan visi misi yang dipakai oleh partai
tersebut.yang tentunya visi misi tersebut tidak banyak sinkron dengan visi misi
agama yang saya anut.
Sosok
Jokowi, pada waktu pemilihan sangat dielu elukan oleh masyarakat sebagai sosok
ratu adil, sebagai sosok satrio piningit yang akan membawa revolusi mental ke
arah yang lebih baik.
Namun
kenyataannya apakah yang terjadi saat ini? Pertama, di saat harga minyak dunia
turun sampai mencapai harga 50ribu perbarel (langka), maka harga minyak
bersubsidi naik setinggi tingginya. Namun, pada kurun waktu setelah kenaikan
harga itu diputuskan, harga minyak diturunkan. Hag hag, namun kalau difikir
fikir, meskipun turun, harganya pun tetap naik dari yang semula. Dan, dengan
keadaan yang parah ini, masyarakat tetap adem ayem saja. Karena tidak ada media
yang mengeksposenya. Kedua, beberapa hari yang lalu saya membaca tentang
penggunaan hak pregrogratif presiden memilih Kapolri Budi Gunawan yang mana
menjadi tersangka kasus korupsi. Ketiga, tidak ada pengangkatan cpns selama
lima tahun kedepan.
Hah, saya
bingung dengan beliau bapak Presiden kami yang baru. Kenapa bapak begitu
jahatnya kepada kami masyarakat Indoensia. Kenapa bapak tidak memilih pemimpin
kapolri yang baik. Kenapa bapak manut manut saja diperalat oleh partai yang
mengusung bapak?
Bapak, kenapa
bapak seperti itu?
Saya
sebenarnya adalah orang yang tidak begitu memperhatikan masalah birokrasi
pemerintah. Namun, saking kebangetenya fakta fakta yang ada, dan membuatnya
menjadi uneg uneg di batin saya, maka saya ikut angkat bicara Pak.
Bapak,
semoga bapak senantiasa diberikan kekuatan untuk menyuarakan kebenaran dari lubuk
hati bapak yang paling dalam.
Bapak,
semoga hidayah senantiasa diberikan kepada kita semua tiap waktu.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar