Telat Tak Bermartabat

Saya memang sering telat berangkat ke kantor. Meskipun sudah berusaha buat kost, namun telat tetap saja saya lakukan.

Ada macam-macam alasanya.
Pernah saya sakit perut berkali-kali, bolak-balik ke toilet hingga jam sudah menunjukkan pukul 07.15 (Kantor masuk pukul 07.30).
Pernah saya manasin motor sambil ngobrol sama ibuk-ibuk tetangga hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 07.20.
Pernah saya gonta-ganti baju agar terlihat serasi, hingga waktu menunjukkan pukul 07.17.

Dan pagi ini, saya sebenarnya sudah siap dari jam 06.35. Saya sudah pakai seragam lengkap. Sudah pakai kaos kaki. Tinggal ngeluarin motor saja dan pake sepatu. Saya isi waktu dengan membaca buku. Tidak terasa ngantuk berat melanda. Kepala saya teklak-tekluk. Saya hanya sandarkan badan saya ke dinding saja. Tidak mau ke kasur sebab itu akan berakibat fatal. Namun entah kenapa, seiring dengan ngantuk yang sudah tak tertahankan, akhirnya saya nyerah juga sama kasur. "Bentar aja kok", bisik saya dalam hati.

Dooooooooarrrrrrrr. Pukul 07.28. Saya bangun.
Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaak!
What did I do?
Ya Allah.

Well, saya langsung cepat-cepat meraih tas dan memakai sepatu. Motor tanpa dipanasi langsung saya pake jalan. Muka masih muka bantal tanpa pake waterspray terlebih dahulu. Di perjalanan, saya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil berkata "Ini telat yang tak bermartabat".

Solo, 1 Februari 2018
Be First to Post Comment !
Posting Komentar