Bismillah.
Puji syukur Alhamdulilah sudah
sampai NHW #4 yang berarti sudah 4 pekan saya tergabung dalam kuliah
Matrikulasi Institut Ibu Profesional (MIIP) ini. Jujur, mulai NHW #3 saya sudah
agak menggigil. Otaknya sudah muter-muter. Hatinya sudah kembang kempis.
Begitu amat sih? Ya iya. Taukah
kalian NHW #3 itu apa? Menulis surat cinta euy. Bagi saya yang masih single,
surat cintanya judulnya “UNTUKMU CALON IMAMKU”.
Saya grogi dan speechless.
Mengapa demikian? Karena saya belum menemukan definisi tentang diri saya
sendiri. Masih berantakan apa yang ada di dalam diri. Alhamdulilah terdampar di
kuliah ini. Jadi bisa membantu untuk membangun dan menata kembali.
Yeah, saya berniat untuk
memperbaiki NHW #3. Saya meski banyak membaca referensi tentang ilmu mengenali
diri sendiri dan ilmu masa depan. Sehingga dengan begitu, saya bisa menulis
surat cinta yang bisa menyentuh hatinya (nya siapa? ya si mas calon...euy euy
euy).
Mukadimah yang lumayan berliku
yak? Haha. Maafkeun.
Baiklah, marilah mulai
mengerjakan NHW #4 ini.
A. Mari kita melihat kembali NHW #1. Apakah sampai hari ini Anda tetap
memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan (UK) ini? Atau setelah
merenung beberapa minggu ini, Anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan
dikuasi?
Well, membaca pertanyaan ini,
saya langsung menutup wajah dengan kedua tangan dan berucap “Aww...”. Bukan salah jurusan sih, namun
sepertinya saya kemarin baru masuk ke Fakultasnya saja. Jurusan Ilmu
Kesungguhan adalah yang saya pilih. Dan ketika melihat arah Universitas
Kehidupan ini yang saya terawang dari majelis MIIP, saya tidak akan merubah
pilihan ilmu tersebut. Saya hanya akan mengganti tingkatanya. Bukan juursan,
namun menjadi fakultas. Jadi, Fakultas Ilmu Kesungguhan (FIK) di Universitas
Kehidupan (UK). Lha jurusannya? Nanti akan saya jabarkan di pertanyaan point
selanjutnya, insyaAllah.
B. Mari kita lihat NHW #2. Sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi
checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa
“memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri Anda, agar lingkungan
sekitar menjadi lunak terhadap diri Anda.
Karena saya belum menjadi Ibu
dan Istri, maka chekclist yang saya perhatikan adalah checklist individu. 60%
sudah saya lakukan, namun kurang tenaganya dan kesungguhanya. Belum maksimal.
InsyaAllah akan saya perbaiki. Saya akan berlatih lebih keras lagi.
Dan ketika melihat beberapa
contoh NHW #2 dari rekan-rekan yang lain, ternyata apa yang saya buat belum
maksimal juga, dan jauh dari standar yang ditugaskan (menggunakan SMART). Terus
mau kamu perbaiki juga? Iya insyaAllah. Hehe. Semoga tidak jadi wacana.
C. Baca dan renungkan kembali NHW #3. Apakah sudah terbayang apa kira-kira
maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan
bidang yang akan dikuasi, sehingga peran hidup Anda akan makin terlihat.
Karena saya
adalah seorang Muslim, maka Al Qur’an adalah pedoman langkah-langkah ini. Di
sana Allah bisikkan kepada hambaNya bahwa misi penciptaan manusia adalah untuk
menyerahkan diri sepenuhnya kepada aturan-aturanNya. Salah satu aturan tersebut
adalah bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya?
Hanya
beribadah? Woooooo...jangan salah Bray. Ibadah itu gak hanya solat, puasa,
sedekah. Kalau cuma sekedar itu, Rasulullah cukup hanya diberikan tugas 5 tahun
untuk mengajarkan solat, puasa, dan sedekah kepada umatnya. Namun, tugas
Rasulullah yang terberat bukan itu. Tugas Rasulullah yang terberat adalah
memperbaiki hati umat. Hati yang bersih, bening, dan hati yang didominasi oleh
Allah didalamnya. Karena hati yang bersih dan bening akan melahirkan akhlak
yang baik. Begitulah.
Nyrocoooos
sampai kemana saya? Hehehe. Ambil tisu dulu yak. Sudah agak berkeringat nih.
Hihihi.
Nah, balik
lagi ke pusaran awal yak. Yakni beribadah (red: taat) kepadaNya. Bahwa
(insyaAllah) saya menyadari sepenuh hati bahwa tugas saya diciptakan adalah untuk
taat kepada Allah (Cliiiing...langsung muncul Jurusan Ilmu Kesungguhan dalam
Ketaatan). Turunan ketaatan ini banyak sekali yang disebutkan dalam Al Qur’an.
Salah satunya adalah menyebarkan kebaikan (Q.S Al Imran: 104).
Mata saya
berbinar-binar ketika saya bisa meringankan beban orang lain (Kasih pinjaman
uang, nyarikan lowongan pekerjaan, mengantarkan kemana gitu, menghandle acara,
dll). Saya merasa bahagia ketika ada orang lain yang memanggil saya, curhat
kepada saya, dan meminta pendapat saya (ya meskipun di banyak kasus saya tak
bisa memberikan solusi...hihihi). Hati saya binggah ketika saya bisa menjadi
jalan kepada seseorang memahami suatu hal.
Maka dari
situ, peran yang saya pilih adalah saya
ingin menjadi jembatan kebaikan kepada orang lain (dimulai dari lingkungan
keluarga kemudian meluas ke masyarakat). Melalui apa bidangnya? Baiklah.
Disini saya perlu brainstoarming lagi yak. Bersabar dengan ocehan random saya
yak...hehehe.
Saya pernah
menjadi relawan mengajar. Saya pernah mengajar anak PAUD sampai dengan mengajar
lansia. Seneng ketika mereka bisa melakukan apa yang sebelumnya belum mereka
bisa. Saya pernah berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang butuh. Saya
pernah berjualan baju dan makanan. Ada dua perasaan senang, yakni senang karena
bisa menjadi jalan pemenuhan kebutuhan orang lain, dan yang kedua karena dapat
untung. Hahaha. Saya pernah bekerja di dunia penulisan. Senang ketika tulisan
saya memberikan manfaat untuk orang lain.
Hmmm, mengajar (pendidik), berbisnis (pengusaha),
dan menulis (penulis). Sedikit mengerucut. Ya, mungkin itu yang akan
menjadi bidang saya kedepan.
D. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang
diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
1. Bunda Sayang
Sesuatu dengan tuntunan di
tahapan Bunda Sayang, ilmu-ilmu yang diperlukan adalah ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya,
sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.
Well, baiklah. Saya adalah
seorang perempuan. Dalam budaya jawa, perempuan itu mempunyai tiga sebutan, wadon, wanito, dan estri. Wadon berasal dari bahasa kawi, wadu yang artinya kawula atau abdi.
Maksudnya, perempuan itu memang sudah kodratnya menjadi pelayan suami (Dan
dalam pandangan Islam, surganya perempuan ya ridhonya suami bukan?). Yang
kedua, perempuan juga disebut wanito,
yang artinya wani ditoto dan wani noto. Wani ditoto atau berani ditata maksudnya perempuan itu kelak akan
menjadi istri yang harus mau diatur. Mau diatur bukan berarti sebagai
babu/pembantu, tapi diatur sebagai istri yang bertanggung jawab terhadap
peran-perannya, yang tidak lupa kewajibanya apa pun kesibukanya. Wanito juga artinya wani noto atau berani menata. Maksudnya, kalau menjadi seorang ibu,
maka kita harus bertanggung jawab menata atau mendidik anak-anak kita kelak.
Tentu tidak sendiri, namun bersama suami. Dan yang ketiga adalah estri. Estri berasal dari bahasa kawi yang artinya panjurung atau pendorong. Maksudnya, sehebat apapun seorang lelaki,
di belakang pasti ada peran istri yang mendukungnya.
Biidznillah, InsyaAllah saya
akan menjadi seorang Ibu. Tanggung jawab saya adalah menata atau mendidik anak
sesuai dengan pedoman yang saya yakini. Maka, dalam tahapan Bunda Sayang ini
saya akan bersungguh-sungguh mempelajari ilmu terkait pendidikan anak (mendidik, pendidik). Turunan ilmu
pendidikan anak yang urgent saya harus pelajari antara lain adalah ilmu akidah (bahwa yang pertama adalah
menanamkan kepada anak Iman kepada penciptaNya), dan ilmu adab (bahwa saya harus banyak membaca tentang kehidupan orang
terdahulu dan melatih diri saya untuk beradab yang baik).
2. Bunda Cekatan
Di tahapan Bunda Cekatan,
ilmu-ilmu yang akan dipelajari adalah berkaitan dengan ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan
keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
InsyaAllah saya akan menjadi
seorang istri. Saya pernah mendengar kata-kata seperti ini “Kehidupan rumah
tangga itu ibarat perahu. Komunikasi adalah dayungnya”. Maka, saya akan
mempelajari ilmu komunikasi. Saya
melihat bahwa tugas seorang ibu itu masyaAllah banyak banget. Maka, saya akan
belajar ilmu management waktu. Saya
banyak dinasehati bahwa berumah tangga itu banyak hal yang membuat kita marah
dan tidak waras. Maka dari itu, saya akan belajar ilmu pengendalian diri.
3. Bunda Produktif
Pada tahapan Bunda Produktif,
ilmu-ilmu yang akan dipelajari adalah ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan peningkatan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa
berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga
seorang ibu bisa produktif dengan bahagia tanpa harus meninggalkan anak dan
keluarganya.
Misi saya yang sudah saya
sebutkan adalah menjadi jembatan bagi kebaikan untuk orang lain. Nah, ini
ranahnya sudah keluar ke masyarakat sepertinya. Maka, saya akan mempelajari
ilmu yang berkaitan dengan mengajar, bisnis dan menulis. Saya akan menulis pengalaman-pengalaman
saya di blog saya. Saya akan juga berbisnis (selama ini saya tertarik dengan
makanan dan pakaian). Saya juga akan mengajar mengedukasi masyarakat di sekitar
saya. Maka, ilmu yang saya perlukan adalah ilmu
tentang bisnis, ilmu mengajar dan ilmu
tentang menulis (hehe, ilmu yang amat luas, insyaAllah kapan-kapan akan
diturunkan lebih spesifik).
4. Bunda Shaleha
Bunda Shaleha adalah tahapan
dimana ilmu-ilmu yang dipelajari adalah
yang berkaitan dengan peningkatan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di
masyarakat sehingga keberadaanya bermanfaat bagi banyak orang.
Pada tahapan ini, saya harus go
public. Saya akan berkontribusi sesuai dengan kapasitas saya. Saya mempunyai
skill dan pengetahuan tentang mengajar, bisnis, dan menulis, maka saya akan
berkontribusi yang berkaitan dengan hal itu. Dan saya rasa, ketika saya ingin
membuat orang lain bergerak ke arah yang baik, maka ilmu yang saya butuhkan
adalah ilmu mempengaruhi orang (ilmu
leadership). Hehehe.
e. Tetapkan milestone untuk memandu setiap perjalanan Anda melaksanakan
misi hidup.
Saya akan menetapkan milestone
saya selama 1 tahun. Sekarang tahun 2018. Maka saya akan menetapkan milestone
saya selama satu tahun.
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW #2. Apakah sudah anda masukkan
waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah
dan cantumkan.
Alhamdulilah belum spesifik.
Kemarin hanya membaca buku saja, dan tidak dijabarkan. InsyaAllah akan segera
diperbaiki.
g. Man Jadda Wa Jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Sumber Bacaan:
- 1. Fissilmi
Hamida, Novel Canting, Cirebon, 2018.
- 2. Muhammad
bin Abdul bin Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad, Kitab Al Uslul At
Tsalasah (3 landasan dinul Islam)
- 3.
Mohammad
Fauzil Adhim, Segenggam Iman Anak Kita, Yogyakarta, 2013.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar