Rejeki Tukang Burjo

Burjo adalah makanan yang sangat jarang saya beli. Selama merantau dari kuliah hingga sekarang, saya hanya sekali membeli burjo. Bukan tidak suka, namun tidak begitu minat karena teksturnya yang suka bikin kenyang dadakan. 

Pagi itu saya berniat untuk membeli burjo.Dari tempat tinggal saya ke tempat kerja, saya biasanya melewati tiga gerobak penjual burjo. Yang satu dekat sekali dengan kost, yang satu ditengah-tengah, dan yang satu yang paling deket dengan kantor. Tentu saya berniat untuk membeli yang terdekat dengan kost. Toh saya belum pernah mencoba mencicipi semuanya. 

Qadarullah, si bapak tukang burjo deket kost tidak jualan. Maka saya langsung mengambil alternatif untuk membeli ke bapak tukang burjo yang ada di tengah-tengah. Alhamdulilah, bapaknya juga tidak jualan. Opsi terakhir adalah yang paling mendekati kantor. Alhamdulilah, bapaknya jualan.

Si bapak ramah. Si bapak memberikan alternatif cara makan burjo. Katanya, di makan saat panas enak. Pun saat diberi es juga enak. Si Bapak tersenyum dan memberikan burjonya kepada saya. Senyum bapaknya tenang dan terlihat begitu mensyukuri hari itu. 

Oh ya, kenapa tiba-tiba saya ingin makan burjo?
Karena pada malam harinya saya mimpi makan burjo.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar