Suatu waktu,saya membaca sebuah postingan di facebook dari group "New York People". Disitu seseorang mengatakan bahwa "The hardest time in my life is when we lose someone who I love the most".
Saya tertegun membacanya. Dalam hati,saya merespon "indeed. iya,benar sekali".
Bahwa salah satu hal terberat dalam hidup ini adalah kita kehilangan sesuatu. Hari hari setelahnya akan menjadi hari penuh perjuangan. Kita dituntut untuk bangkit dalam keadaan lemahnya jiwa kita. Kita harus pandai pandai menyembunyikan air mata yang terus meleleh karena merindukan sesorang yang sangat disayangi. Rindu,yah,perasaan yang rumit dan berat. Kita harus terus berjuang melawan rasa sedih. Dan,kita harus terus berusaha untuk berdamai dengan apa yang sudah di gariskan,takdirNya.
Namun,bukankah Allah menguji kita karena sesuatu maksud yang baik? entah akan memberikan sesuatu yang lebih baik. entah Dia sangat mencintai kita. atau entah karena ingin kita lebih kuat lagi? dan tentunya menginginkan kita menjadi pribadi yang lebih baik?
Tidak tau. Namun,bagi sebagian orang yang dirahmati,maka ia akan pandai pandai untuk terus berkhusnudhon padaNya dan mencoba mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang dialami.
Lek Darti,tetangga di desaku. Suatu sore saya melihatnya datang kerumahku,menemui ibuku tentunya. Mereka mengobrol lama sekali. Lek Darti yang kukenal sekarang sangat berbeda dari dulu yang kukenal. Dulu,dia adalah orang yang terkenal sangat keras di kampung. Tidak bersahabat dengan tetangga tetangganya. Saya pun sering ngeri sama beliau. Namun,Lek Darti sore itu kelihatan lain. Yah,saya memang bertahun tahun tidak melihat beliau,sejak gadisnya yang bernama Etik (16th) meninggal karena sakit yanh tidak diketahui jenis sakitnya. Lek Darti menjadi sosok ibu yang begitu teduh,sederhana,pendiam,dan selalu tersenyum. Kata katanya tidak frontal seperti dulu. Beliau mendengarkan setiap orang berbicara,dan merespon dengan kata kata yang baik. Heh,saya melihat rasa kehilangan sekaligus perjuangan keikhlasan yang luar biasa di matanya.
Kikie. Temanku. Dia dulu mengaku menjadi orang yang tidak humanis dan kurang dalam sisi kemanusiaan. Baginya,dia yang paling benar dan baik,yang lain belum tentu. Dia juga mengaku bahwa dia dulunya sangat ambisius. Namun,sifat buruknya itu seolah olah perlahan lahan mulai runtuh. Yah,dia pernah kehilangan anak kesayanganya,Hauzan. Dia menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari dulunya. Hal yang paling menonjol adalah sisi kemanusiaanya mulai tumbuh subur hari demi hari. Dia bermetamorfosa menjadi sesosok perempuan yang empati.
Benar. Allah memang selalu mempunyai cara yang luar biasa untuk menjadikan kita baik meskipun harus melalui proses yang sangat pedih dan panjang. Penerimaan dan keikhlasan tentunya tidak tiba tiba ada,namun perlu dicapai dalam sebuah perjuangan yang panjang pula.
Alhamdulilah. Terimakasih ya Allah. Jagalah kami,jagalah orang orang yang kami sayangi. Tetapkan iman kami kepadaMu. Matikan kami,bapak ibu kami,kakak,keluarga besar,dan sahabat sahabat kami dalam keadaan khusnul khotimah. Amiin.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar