Menolak dengan Elegan

Jumat sore ba'da ashar adalah hari yang selalu ditunggu-tunggu untuk mereka yang ingin mencurahkan segala doa kepada Yang Maha Esa. Konon katanya, Jumat sore ba'da ashar adalah waktu mustajab dikabulkannya doa. Saya adalah salah satu orang yang percaya akan berita baik itu. Biasanya, saya akan berlama-lama untuk duduk di ruangan khusus sholat di perpustakaan kantor. Karpet yang bersih harum serta udara AC yang sejuk membuat hati makin nyaman untuk berlama-lama disana. Plus, tentu saja Si Bos yang tidak suka menganggu urusan privasi karyawannya, apalagi dalam urusan ibadah. Yang penting pekerjaan selesai sesuai deadline, maka kita pun bebas untuk beribadah berlama-lama.

Setelah puas, saya pun keluar dan bersiap menuju kubikel yang kadang bikin heppi dan kadang pula bikin sensi. Namun pas mau keluar dari pintu perpustakaan, suddenly I heard someone talked to me.

"Mbak Tami...wait-wait. I have a business deal with you", Ibuk Siti said.
"Apa tu Buk?", tanya saya.
Ibu Siti adalah seorang Ibu yang amat energik, visioner, dan cerdas tentunya. Di kantor, jabatan beliau adalah staff ahli marketing.
"Mbak besok syuting untuk promosi produk kita ya?", jelas beliau.
Glek. Syuting? Kamera? Lighting? Video? Di konsumsi banyak orang? Uuuuuh
...pengen mual rasanya saya.
"Hmmm, should I accept that?", tanya saya.
"Lha iyalah mbaaaak", jawab Bu Siti dengan senyum lebar.
"I have a right to reject, right?" Entah kenapa saya tertiba mengeluarkan kalimat itu.
"Laaaa whyyyyyyyy?", teriak Ibu Siti kaget.

Saya langsung kabur sambil cekikikan.
Saya yakin Ibu Siti tidak mungkin mengejar saya karena beliau sudah ada agenda meeting yang harus dihadiri segera waktu itu. Oh ya, saya dan Ibu Siti tidak terlalu akrab dalam hubungan kultural sehingga komunikasi kami ya hanya profesional dan terlihat kaku. Plus, beliau bukan atasan dan bukan dari bagian departemen saya.

Saya masih deg-degan dengan penawaran Ibu Siti. Tapi sebenernya saya lebih deg-degan dengan kalimat yang entah datang dari mana tak ucapkan "I have a right to reject". Iiiih, kelihatan jumawa menurut saya.
Sampai meja, saya terus berkomat-kamit istighfar dan bersholawat. Menenangkan hati yg gemuruh tak menentu. Padahal cuma tawaran kek gitu ya, tapi sudah groginya ga karuan. 

30 menit berlalu, ada temen kerja menyamperin saya di meja.
"Mbak, ayolah, mbok mau syuting", rengek dia.
Kala itu, saya punya jeda untuk berfikir jawaban yg agak cihui dan terlihat merendah.
"Kau tau kan wajahku penuh jerawat, kusam, dan kepalaku selalu miring kalau di depan kamera?", jawabku dengan nada rendah dan mimik wajah yg ingin seolah ingin dibelas kasihi.
"Aaaaah, mbak ni....nanti gampang bisa diarahkan sama kamerawannya", jelas dia.

Nah kan, apalagi diarahkan-arahkan begitu. Sama lelaki-lelaki yang tidak jelek-jelek amat lagi. Sungguh, entah mengapa, saya tidak nyaman dengan begitu. Takut tergodaaaaaa.
Si teman tadi lelah merayu saya, akhirnya dia pergi. Lega rasanya.
Setelah dia pergi, saya memutar otak untuk cara bagaimana mengatasi penawaran itu. Qadrullah, atasan langsung saya sedang cuti.
Tiba-tiba ada bisikan bijaksana dan terkesan cerdas mengalir damai di telinga saya.
"Tami, kamu berada di dunia kerja. Yang memerintah kamu bukan temanmu. Tapi yang memerintah kamu adalah atasanmu. Selama atasanmu tidak memerintah, maka kamu sangat berhak untuk menolak perintah itu. Jika atasanmu pun akhirnya diminta bantuan untuk memerintahkanmu, maka kamu pun juga masih berhak untuk bernegosiasi dengan cerdas. Yakinlah, atasanmu adalah orang yang mau mendengar dan memahami dirimu".
Setelah mendengar bisikan itu, saya rasanya ingin mengibaskan jilbab saya.



Klaten, 16 maret 2019
07.13
*Tulisan dibuat untuk memenuhi tantangan 30 Hari Bercerita Rumah Literasi Institute Ibu Profesional Solo Raya.

2 komentar on "Menolak dengan Elegan"
  1. Pagi2 langsung baca ini, supeer.. 😍👍 tidak mudah mempertahankan prinsip di tempat kerja, semangat terus mbak..

    BalasHapus
  2. Diberi hastag ya mbak ya...

    Oh malah lebih enak tulisan mbak tami yg ini ya... apa mbak tami suka menulis diary??.😀

    BalasHapus