Tahun 2020 ini, sebuah
keadaan mengajari masyarakat negeri Indonesia ini dengan kosakata asing baru. Apakah
itu? Yup, kamu benar. LOCKDOWN.
Pertama kali aku mendengar kata itu dari Gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan. Beliau mengumumkan lockdown
untuk daerah jakarta. Lalu berlanjut lockdown
daerah Solo.
Melihat konteks berita, aku mengartikan sementara bahwa arti dari lockdown adalah tidak pergi ke luar
rumah; mengurung diri di rumah; tidak pergi ke mall; tidak mendatangi
kerumuman.
Untuk memastikan lagi, maka aku mencarinya di kamus andalanku, Cambridge
Advanced Learners’ Dictionary Third Edition. Wiiih. Di kamus itu tidak ada.
Berarti kata lockdown adalah kata
baru yang keluar juga karena keadaan.
Lalu, seorang teman mengirimiku sebuah postingan di IGnya detikcom. Disana
menjelaskan tentang apa arti dari kata tersebut.
“Lockdown artinya tindakan
mengunci suatu kawasan untuk mencegah sesuatu masuk atau keluar. Pengumuman lockdown ini hanya bisa diinisiasi oleh
orang yang berwenang atau memiliki kekuasaan tinggi dan biasanya baru dilakukan
dalam keadaan darurat.”
Kata kuncinya adalah mengunci suatu kawasan dan dalam keadaan darurat.
Setelah mengetahui makna arti kata tersebut, fikiranku melayang jauh. Aku
berfikir tentang iman.
Diibaratkan corona adalah virus hati. Dia adalah sesuatu yang dapat
melemahkan iman. Iman itu adalah sesuatu yang hidup di tubuh kita. Faktor yang
dapat mempengaruhi imunitas iman antara lain seringnya berbuat maksiat, jarang
belajar agama, dan teman yang buruk. Tanda-tanda kalau iman sudah melemah
adalah kata-kata yang kasar, hati sempit dan mudah tersinggung, tidak tenang,
dan selalu was-was. Iman adalah core-nya
amal.
Lalu, dengan pendekatan kasus corona ini, mungkin bisa juga suatu saat
nanti mengadopsi cara lockdown ini. Ketika sudah berasa bahwa kondisi iman
benar-benar sudah akut, maka kita berotoritas untuk melakukan apapun kepada
diri ini. Termasuk lockdown. Termasuk
social distancing.
Jujur, dalam diriku ini, faktor terbesar yang mempengaruhi iman adalah
pergaulan.
Klaten, 15 Maret 2020
Be First to Post Comment !
Posting Komentar