Menolak Bakwan dan Mendoan (30HBC2107)

 


6 Januari 2021, mendadak pusing kepala eike. Timbangan menunjukkan angka 58,67. Naiknya tidak karuan dalam sebulan. ENAM KILO woy!!!! Pantesan aja perutku puncit. Pantesan aja kalau pake kerudung, dadaku terasa membesar. Pantesan aja wajahku makin lebar. Dan pantesan-pantesan yang lain. 


Salahku juga sih. Dua pekan terakhir di bulan Desember, makananku tidak terkontrol. Mau makan malam, silahkan. Mau makan gorengan tujuh biji sekali duduk, silahkan. Mau makan kerupuk satu toples, silahkan. Mau makan teh dan kopi dua kali sehari, silahkan. Akhirnya, lemak pun juga mau tak mau dipersilahkan nempel sana-sini. Hedeeeeh!!!

 

Tidak bisa dibiarkan nih lama-lama kalau begini kan. Mumpung belum terlambat, aku akan mulai lagi untuk mengatur diri. Ya, hari ini, tanggal 7 Januari, aku menjaga lagi pola makanku. Prinsipnya cuma dua, no fat sugar and exercise everyday. 

 

Taaaaapppiiiii....you know what! Suatu niat itu pasti ada aja ujiannya. Pagi tadi, bangun tidur, Ibukku sudah memasak yang menimbulkan aroma lezatos. Bakwan, mendoan, dan oseng-oseng mi soon. Gilak! Menggoda sekali itu makanan. The battle is on!

 

Aku tarik nafas dalam-dalam. Aku aktifkan kesadaranku, Aku ajak bicara diriku sendiri. "Tami, jika kamu bisa untuk tidak makan itu bakwan dan mendoan, suatu hari nanti tubuhmu akan menawan." 😌

 

Apa yang terjadi? Guess! 

 

Sampe detik ini, pukul 11.38, tidak ada bakwan dan mendoan di toples makananmu. 😁😁😁💪💪💪

Be First to Post Comment !
Posting Komentar