Januari adalah hujan berhari-hari. Hampir tiap pulang kerja, aku selalu kehujanan. Bersyukur saat ini aku tidak kerja lembur, jadi maghrib sudah sampai rumah. Kalau kehujanan pun paling enggak langit belum gelap.
Kalau pulang kerja kehujanan itu, aku merasa hidup itu penuh perjuangan. Bayangkan nih ya! Di tengah jalan, awannya gelap, hujan mulai deras, ada seorang gadis yang sudah berumur sedang berhenti menepi. Motornya kotor, kelihatan tidak pernah dicuci. Motornya pun keluaran lama. Motornya menandakan bahwa pemiliknya bukanlah tipe orang yang gampang untuk ganti kendaraan. Dia berjaket besar dan bertas ransel. Jika melihat dari penampilannya, semua orang pasti akan memanggilnya IBU. Kelihatan tua sih! Di sandaran tempat kakinya, selalu ada tas kecil. Itu tas untuk bekal makannnya. Warna tasnya pun sudah berwarna pudar. Kancingya sudah mulai rusak dan tidak diganti-ganti. Membingungkan! Apakah dia seorang yang hemat atau memang tak punya uang?
Hujannya pun semakin deras. Tapi dia tidak juga bergegas. Selow aja membuka jok belakang motornya. Di sana ada jas hujan warna biru dongkernya (yang lagi-lagi juga sudah sobek sana-sini) dan juga sepasang sandal jepit warna hitam. Ia lepas sepatunya, dan berganti sandal. Mantelnya pun digunakan pelan-pelan karena sisa-sisa tanah di ujung mantelnya masih menempel disana, belum sempat dibersihkan. Setelah semua beres, dia membatin "Laaah, sebenernya percuma aja pake mantel ini. Toh nanti juga bakal basah kuyup jugak."
Dia pun melanjutkan perjalanan pulangnya. Di tengah hujan, dia sebenernya tidak pernah sedikitpun merasa sedih. Waktu seminggu cuma hujan dua sampai tiga kali itu, dia selalu merasa bahagia pulang kehujanan. Namun, saat ini, tiap hari dia kehujanan. Lumayan melelahkan juga ternyata. Oh ya, satu lagi. Helm dia itu juga helm tua. Kacanya sudah tidak bening lagi. Jadi ketika hujan, tidak bisa ditutup itu kaca. Bagian tersakitnya adalah ketika hujan yang turun itu besar-besar dengan kecepatan tinggi. Praktis mengenai wajah dan amat tidak enak rasanya. Ditambah lagi, kadang kalau masih ada sisa sunscreen di wajahnya, matanya jadi amat perih. Kalau berhenti, nanti ga sampai-sampai rumah. Melanjutkan langkah dengan terus mengucek mata pun akhirnya dia lakukan. Kalau tidak tahan, dia hanya berucap "Hasbunallah wa nikmal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir. Ya Allah, biar aku saja yang kehujanan, tapi dia jangan. Semoga, kalau dia sedang melakukan perjalanan, tidak lagi pakai motor, tapi pake mobil." 😅
Be First to Post Comment !
Posting Komentar