Rejeki itu Bernama Perasaan Tenang dan Ide Cemerlang (30HBC2110)

 


Acara yang susah aku tolak ketika diajak adalah kondangan dan takziyah. Jika ada yang mengajakku untuk pergi ke kedua acara itu, pasti akan menjadi prioritasku. Seperti hari ini. Ada teman yang mengajakku untuk kondangan. Tidak apa-apa cuma setengah hari, fikirku. Nanti toh juga aku masih ada sisa waktu sekitar 3 jam untuk menyiapkan materi mengajar anak-anak di Rumah Baca Matahari. Tappppiiiiii...apa yang terjadi??? Di tengah acara kondangan, aku berfikiran lain. Mumpung lagi di Solo, aku berfikir untuk mampir-mampir silaturahim. Ada dua orang yang menjadi target untuk disilaturahimin. 


Dan akhirnya, aku meliburkan acara di Rumah Baca Matahari. Pertimbanganku adalah karena materi yang aku persiapkan, belum siap untuk diajarkan sore tadi. Jika pun dikerjakan dalam waktu 3 jam, yakin tak selesai. Masih harus mempersiapkan tempatnya juga. (Jika dianggap excuse, yow wis ra papalah 😕). Dengan sangat berat hati, aku liburkan anak-anak. 


Lama aku tidak silaturahim. Bagiku, silaturahim mempunyai makna tersendiri dalam hidupku. Aku sangat percaya bahwa silaturahim mempunyai banyak kebaikan-kebaikan. Bisa jadi efeknya langsung terasa, bisa jadi harus menunggu agak lama. 


Hari ini kebaikan itu memberikan efek langsung. Perasaanku tenang dan ada ide cemerlang yang datang ke otakku. Rasanya hepi. Ini juga bentuk dari rejeki, bukan?

Be First to Post Comment !
Posting Komentar