Narasi Nasehat Ustadz



Hasil gambar untuk dandelion Text Box: [TYPE YOUR NAME]
[Type your address] — [Type your phone number] — [Type your e-mail address] 
Text Box: TAMI BIJAKSANA
klaten — 08170408928 — tani.bijaksana@gmail.com
bismillahirahmanirahim
Alhamdulilah, sampai sekarang saya masih mengingat kata-kata, nasehat-nasehat, dan ilmu yang disampaikan oleh para guru saya. Meskipun tidak semuanya saya mengingatnya. Yang paling menggena adalah nasehat yang disampaikan oleh Ustadz Sholihun.

Suatu ketika, di kost saya yang baru, saya harus menyesuaikan dengan aturan aturang yang ada, termasuk dengan penghuni yang ada. Penyesuian diri adalah hal yang mudah bagiku termasuk dengan hal yang lumayan sulit. Biasanya saya tidak pernah bermasalah dengan penyesuaian diri dengan para subjectnya atau orangnya karena biasanya sahabat-sahabat baru itu pada ramah menyambut kedatangan seorang tamu di keluarga mereka. Namun, kali ini saya sepertinya sedang diuji dengan yang namanya hal yang tidak sama.

Jujur, hati saya sempat capek dengan sikap salah satu sahabat saya di kost baru. Yah, kala itu saya sedang dalam masa sensitive. Apa-apa yang saya lakukan kebanyakan tidak sesuai dengan aturan. Selalu saja dinasehati dengan nada memarahi. Selalu jutek ketika ditanyai tentang sesuatu. Bahkan pernah tidak menjawab pertanyaanku dan tidak merespon permintamaafanku. Yah, saat itu saya lupa untuk menggeser jadwal piket. Kemudian, ketika saya menyapa beliau, beliau juga diam saja. Ketika saya menawari beliau untuk makan, tidak ada respon yang kudapat. Sampai pada sebuah titik, saya berkata “Luweh” atau dalam bahasa yang mudah dimengerti “saya nggak peduli lagi”. Akhirnya, sesuai solah isya’ waktu itu, saya teringat kata-kata ustadz “berdoa adalah senjata orang beriman”.

Meskipun saya belum menjadi orang yang benar-benar beriman, namun saya masih meyakini bahwa Allah adalah Tuhanku tempatku mengadu. Akhirnya usai solat isya’ kala itu, kusampaikan unek-unekku dalam hati kepada Allah dan kuakhiri dengan permohonan “Ya Allah, Engkau yang menggenggam hati setiap hambaMu, buatlah mbak L** agar tidak jutek lagi. Jika memang itu yang lebih Engkau sukai”.

Habis sholat isya, saya dan kedua teman saya masak di ruang tengah dan makan malam bersama di ruangan itu. Mbak L** nimbrung, dan mulai merespon pertanyaanku. Esok harinya, ketika aku mau pergi, kulontarkan senyumku padanya, dan beliau tersenyum. Malam harinya lagi, beliau menawariku untuk makan.

Hah..Alhamdulilah..Doa memang menjata untuk orang-orang yang percaya…….

*semoga bermanfaat
Be First to Post Comment !
Posting Komentar