bismillahirahmanirahim
Alhamdulilah, sampai sekarang saya masih mengingat kata-kata,
nasehat-nasehat, dan ilmu yang disampaikan oleh para guru saya. Meskipun tidak
semuanya saya mengingatnya. Yang paling menggena adalah nasehat yang
disampaikan oleh Ustadz Sholihun.
Suatu ketika, di kost saya yang baru, saya harus menyesuaikan dengan
aturan aturang yang ada, termasuk dengan penghuni yang ada. Penyesuian diri
adalah hal yang mudah bagiku termasuk dengan hal yang lumayan sulit. Biasanya
saya tidak pernah bermasalah dengan penyesuaian diri dengan para subjectnya
atau orangnya karena biasanya sahabat-sahabat baru itu pada ramah menyambut
kedatangan seorang tamu di keluarga mereka. Namun, kali ini saya sepertinya
sedang diuji dengan yang namanya hal yang tidak sama.
Jujur, hati saya sempat capek dengan sikap salah satu sahabat saya
di kost baru. Yah, kala itu saya sedang dalam masa sensitive. Apa-apa yang saya
lakukan kebanyakan tidak sesuai dengan aturan. Selalu saja dinasehati dengan
nada memarahi. Selalu jutek ketika ditanyai tentang sesuatu. Bahkan pernah
tidak menjawab pertanyaanku dan tidak merespon permintamaafanku. Yah, saat itu
saya lupa untuk menggeser jadwal piket. Kemudian, ketika saya menyapa beliau,
beliau juga diam saja. Ketika saya menawari beliau untuk makan, tidak ada
respon yang kudapat. Sampai pada sebuah titik, saya berkata “Luweh” atau dalam
bahasa yang mudah dimengerti “saya nggak peduli lagi”. Akhirnya, sesuai solah
isya’ waktu itu, saya teringat kata-kata ustadz “berdoa adalah senjata orang
beriman”.
Meskipun saya belum menjadi orang yang benar-benar beriman, namun
saya masih meyakini bahwa Allah adalah Tuhanku tempatku mengadu. Akhirnya usai
solat isya’ kala itu, kusampaikan unek-unekku dalam hati kepada Allah dan
kuakhiri dengan permohonan “Ya Allah, Engkau yang menggenggam hati setiap
hambaMu, buatlah mbak L** agar tidak jutek lagi. Jika memang itu yang lebih
Engkau sukai”.
Habis sholat isya, saya dan kedua teman saya masak di ruang tengah
dan makan malam bersama di ruangan itu. Mbak L** nimbrung, dan mulai merespon
pertanyaanku. Esok harinya, ketika aku mau pergi, kulontarkan senyumku padanya,
dan beliau tersenyum. Malam harinya lagi, beliau menawariku untuk makan.
Hah..Alhamdulilah..Doa memang menjata untuk orang-orang yang
percaya…….
*semoga bermanfaat
Be First to Post Comment !
Posting Komentar