Semangat Sukhoi dan Hercules (Kisah di Asma Amanina)



Hasil gambar untuk semangat
Dialah Kiki yang selalu semangat untuk mengerjakan kebaikan. Dialah kiki yang selalu bersegera untuk mendidik anak anak yang kekurangan pendidikan. Dialah kiki yang selalu menjadi garda terdepan untuk pembasmi kebodohan. Dan dialah Kiki yang punya semngat luar biasa untuk membujuk orang agar menemaninya untuk melakukan kebaikan kebaikan itu. Semangatnya itu kalau berada dalam dunia militer adalah semangat Sukhoi dan Hercules.
Pembaca, maaf, jangan berkata “waaah”, “wow”, “subhanallah” dulu karena saya hanya sengaja untuk menampilkan kebaikan kebaikan Ukhtina Kiki terlebih dahulu. Sengaja saya ingin membuat beliau tersenyum senyum lebar dahulu. Asal diketahui saja para pembaca, Ukhti Kiki itu suka akan pujian, meskipun pujiannya itu palsu. (Boleh koq ketawa guling guling)
Kisah tentang semangat itu terjadi di sebuah bangunan indah yang bernama Rumah Cahaya Asma Amanina. Pagi itu setelah kuliah pagi, salah satu teman yang bernama Mbak Ida mengumumkan di depan kelas bahwa ada lowongan ngajar PAUD di tempatx ustadz Natsir. Waktu itu saya tidak mengindahkankan pengumuman tersebut karena tidak ada ketertarikan untuk mengajar PAUD. Berkebalikan dengan Kiki. Dia mempunyai semangat yang luar biasa untuk mengajar disana. Semangatnya itu terefleksikan ketika kelas usai.
“…Astagfiruka wa atubuilaih…”. Akhir doa kafaratul majelis, langsung saja dia menghampiriku.
“tem..tem tem…kamu mau ga ngajar PAUD itu?”, tanya dia padaku namun sudah berbau provokasi. Heh…sepertinya dia tahu kelemahanku bahwa aku orangnya tak bisa menolak.
“Heiiih?” aku hanya menjawab dengan bahasa seperti itu.
Namun dia langsung membumbui. “Ayo tem..kita belajar untuk mendidik anak. Kapan lagi kalau ga sekarang. Toh cuma tiga kali sepekan kan. Dan itu kita bisa milih”.
“Ayuuk…boleh boleh”. Jawabku semangat. Alaaah…kenapa aku dulu langsung mengiyakan yak. Tak taulah yang ada dalam fikiranku waktu itu adalah belajar mendidik anak kecil.
Esok harinya, kami segera mendatangi lokasi PAUD tersebut yang awalnya kami kira Cuma dicondong catur. Jarak waktu itu menjadi pertimbangan kami juga ketika mengajar. Namuuun ternyata, lokasinya adalah di Jl. Magelang yang jarak tempuhnya kurang lebih 20 menit. Kami kaget namun terus melaju saja. Selama perjalanan saya membayangkan akan ada banyak mainan disana. Pagi pagi anak anak akan berjajar didepan untuk melaksanakan senam pagi bersama. Dihalaman sekolah mereka akan berlarian kesana kemari. Aaaah…pasti ramai.
Sepanjang perjalanan aku tersenyam senyum sendiri, sampai sampai sudah sampai kita di lokasi. (meskipun kami tidak menemui adanya plakat Pesantren Al Hadi/PAUD Al Hadi).
“Kie,, apakah ini tempatnya?”, tanyaku pada kiki.
“Iya tem,,,tapi koq…mana PAUDnya?”, Kiki heran.
Sepertinya kiki juga membayangkan hal yang sama denganku selama perjalanan. Kami sengaja datang pas hari sekolah PAUD biar kami langsung tau gimana cara ngajarnya. Tanpa menunggu lama, kami permisi saja disebuah rumah yang diluar ada mobil Carnival dan juga sticker PKS. Pas dibukakan pintu, ada sesosok wanita setengah baya yang tersenyum lebar kepada kami. Dialah Umi Natsir. Sangat cantik tanpa polesan lipstick. Ibadah2nya pasti yang membuat beliau secantik itu.
Singkat cerita, ternyata PAUD itu belum berdiri. Saya dan Kiki ternyata baru mau diajak untuk kembali merintis PAUD tersebut. Dan, parahnya, kami bersedia. Entah apa yang ada dalam fikiran kami waktu itu. Waktu berjalan seperti biasanya, dan amanah saya dan Kiki bertambah, mengajar PAUD. Sebulan pertama kami sangat bersemangat. Kami selalu mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar.
Setelah lebaran tahun 2011, semuanya sepertinya layu.
Heh, Kiki si aktivis. Pasca lebaran dia sibuk sekali. Amanahnya banyak sekali hingga waktu untuk mengajar di PAUD tidak ada. Padahal Umi terus SMS menanyakan kedatangan saya dan dia. Akhirnya, dengan tidak berharap dengan Kiki, saya mencari teman untuk mencari solusi akan keberlanjutan PAUD. Dan, akhirnya juga tidak berlanjut.
Itulah Kisah semangatnya kiki. Silahkan untuk menafsirkannya sendiri. Namun, proses mengajar di PAUD itu sungguh luar biasa. Satu yang menjadi luar biasa adalah Asma Amanina mempunyai keluarga baru yakni keluarganya Ustadx Natsir. Sampai sekarang, Alhamdulilah jalinan silaturahmi itu tetap terjaga. Kalau bukan karena semangatnya Kiki yang kaya Sukhoi dan Hercules, entah apakah jalinan keluarga Asma Amnina dg Ustadz Natsir terjalin saat ini atau tidak. 
Be First to Post Comment !
Posting Komentar