Dialah Kiki yang
selalu semangat untuk mengerjakan kebaikan. Dialah kiki yang selalu bersegera
untuk mendidik anak anak yang kekurangan pendidikan. Dialah kiki yang selalu
menjadi garda terdepan untuk pembasmi kebodohan. Dan dialah Kiki yang punya
semngat luar biasa untuk membujuk orang agar menemaninya untuk melakukan
kebaikan kebaikan itu. Semangatnya itu kalau berada dalam dunia militer adalah
semangat Sukhoi dan Hercules.
Pembaca, maaf,
jangan berkata “waaah”, “wow”, “subhanallah” dulu karena saya hanya sengaja
untuk menampilkan kebaikan kebaikan Ukhtina Kiki terlebih dahulu. Sengaja saya
ingin membuat beliau tersenyum senyum lebar dahulu. Asal diketahui saja para
pembaca, Ukhti Kiki itu suka akan pujian, meskipun pujiannya itu palsu. (Boleh
koq ketawa guling guling)
Kisah tentang
semangat itu terjadi di sebuah bangunan indah yang bernama Rumah Cahaya Asma
Amanina. Pagi itu setelah kuliah pagi, salah satu teman yang bernama Mbak Ida
mengumumkan di depan kelas bahwa ada lowongan ngajar PAUD di tempatx ustadz
Natsir. Waktu itu saya tidak mengindahkankan pengumuman tersebut karena tidak
ada ketertarikan untuk mengajar PAUD. Berkebalikan dengan Kiki. Dia mempunyai
semangat yang luar biasa untuk mengajar disana. Semangatnya itu terefleksikan
ketika kelas usai.
“…Astagfiruka wa
atubuilaih…”. Akhir doa kafaratul majelis, langsung saja dia menghampiriku.
“tem..tem tem…kamu
mau ga ngajar PAUD itu?”, tanya dia padaku namun sudah berbau provokasi.
Heh…sepertinya dia tahu kelemahanku bahwa aku orangnya tak bisa menolak.
“Heiiih?” aku hanya
menjawab dengan bahasa seperti itu.
Namun dia langsung
membumbui. “Ayo tem..kita belajar untuk mendidik anak. Kapan lagi kalau ga
sekarang. Toh cuma tiga kali sepekan kan. Dan itu kita bisa milih”.
“Ayuuk…boleh
boleh”. Jawabku semangat. Alaaah…kenapa aku dulu langsung mengiyakan yak. Tak
taulah yang ada dalam fikiranku waktu itu adalah belajar mendidik anak kecil.
Esok harinya, kami
segera mendatangi lokasi PAUD tersebut yang awalnya kami kira Cuma dicondong
catur. Jarak waktu itu menjadi pertimbangan kami juga ketika mengajar. Namuuun
ternyata, lokasinya adalah di Jl. Magelang yang jarak tempuhnya kurang lebih 20
menit. Kami kaget namun terus melaju saja. Selama perjalanan saya membayangkan
akan ada banyak mainan disana. Pagi pagi anak anak akan berjajar didepan untuk
melaksanakan senam pagi bersama. Dihalaman sekolah mereka akan berlarian kesana
kemari. Aaaah…pasti ramai.
Sepanjang
perjalanan aku tersenyam senyum sendiri, sampai sampai sudah sampai kita di
lokasi. (meskipun kami tidak menemui adanya plakat Pesantren Al Hadi/PAUD Al
Hadi).
“Kie,, apakah ini
tempatnya?”, tanyaku pada kiki.
“Iya tem,,,tapi
koq…mana PAUDnya?”, Kiki heran.
Sepertinya kiki
juga membayangkan hal yang sama denganku selama perjalanan. Kami sengaja datang
pas hari sekolah PAUD biar kami langsung tau gimana cara ngajarnya. Tanpa
menunggu lama, kami permisi saja disebuah rumah yang diluar ada mobil Carnival
dan juga sticker PKS. Pas dibukakan pintu, ada sesosok wanita setengah baya
yang tersenyum lebar kepada kami. Dialah Umi Natsir. Sangat cantik tanpa
polesan lipstick. Ibadah2nya pasti yang membuat beliau secantik itu.
Singkat cerita,
ternyata PAUD itu belum berdiri. Saya dan Kiki ternyata baru mau diajak untuk
kembali merintis PAUD tersebut. Dan, parahnya, kami bersedia. Entah apa yang
ada dalam fikiran kami waktu itu. Waktu berjalan seperti biasanya, dan amanah
saya dan Kiki bertambah, mengajar PAUD. Sebulan pertama kami sangat
bersemangat. Kami selalu mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar.
Setelah lebaran
tahun 2011, semuanya sepertinya layu.
Heh, Kiki si
aktivis. Pasca lebaran dia sibuk sekali. Amanahnya banyak sekali hingga waktu
untuk mengajar di PAUD tidak ada. Padahal Umi terus SMS menanyakan kedatangan
saya dan dia. Akhirnya, dengan tidak berharap dengan Kiki, saya mencari teman
untuk mencari solusi akan keberlanjutan PAUD. Dan, akhirnya juga tidak
berlanjut.
Itulah Kisah
semangatnya kiki. Silahkan untuk menafsirkannya sendiri. Namun, proses mengajar
di PAUD itu sungguh luar biasa. Satu yang menjadi luar biasa adalah Asma
Amanina mempunyai keluarga baru yakni keluarganya Ustadx Natsir. Sampai
sekarang, Alhamdulilah jalinan silaturahmi itu tetap terjaga. Kalau bukan
karena semangatnya Kiki yang kaya Sukhoi dan Hercules, entah apakah jalinan
keluarga Asma Amnina dg Ustadz Natsir terjalin saat ini atau tidak.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar