#Maret 2010
Beberapa akhir
ini banyak terdengar kabar di media elektronik ataupun media massa yang
melaporkan banyak peristiwa yang mencoreng nama baik orang yang bergelar sopir
angkot. Banyak terjadi di tanah air ini kejadian sopir angkot yang perilakunya
tidak senonoh (baca:memperkosa) kepada para penumpangnya. Mungkin dari kejadian
itu, banyak masyarakat yang menjadi enggan untuk mengenakan jasa sopir angkot.
Padahal, tidak semua sopir angkot yang seperti itu. Untuk membuktikanya, saya akan
berbagi kisah saya yang saya alami satu jam yang lalu.
Kemarin dalam
perjalanan pulang ke Klaten, tepatnya pas terdengar adzan Maghrib di Prambanan,
aku terasa bahwa hapeku terjatuh. Aku dalam kecepatan tinggi dan dibelakangku
ada banyak motor dan didepanku ada lampu merah yang sedang hijau. Tidak mungkin
saya berhenti sejenak. Akhirnya saya berhenti setelah lampu merah. Agak lama
memang untuk berbelok arah, karena pada waktu itu jalanan masih sangat ramai.
Setelah mungkin 5 menit, saya kembali dan berusaha menelusuri hapeku yang
terjatuh tadi. Ternyata sudah tidak ada. “ya sudah, saya pasrah ya Allah”,
kataku dalam hati. Aku pulang dengan perasaan biasa saja, tidak begitu merasa
kehilangan. Mungkin karena hapeku yang tidak begitu mahal mungkin J. Sampai rumah, rencana aku akan mengejutkan orang orang yang sedang
ada dirumah bahwa hapeku jatuh dan sudah hilang. Namun salah aku. Aku yang
dikejutkan sama mereka. Ketika aku masuk ruang tengah yang disitu ada banyak
orang, kakakku berkata, “Hei,,,besok diajak ketemuan sama supir angkot. Dia
nemuin hapemu”. Wah, dalam hatiku berkata, “Alhamdulilah”. Bersyukur karena
hapeku tidak remuk sehingga aku tidak kehilangan nomer nomer yang ada di
dalamnya. Bersyukur yang kedua adalah karena yang menemukan tidak kemudian
mengambil hape itu seperti yang selama ini dilakukan oleh banyak orang.
Oke, akhirnya
hari ini aku bertemu dengan bapak supir angkot itu. Sebelumnya aku disarankan
sama ibu untuk memberikan tanda ucapan terimakasih. Dan aku memberikan sedikit
uang dalam amplop yang kemudian nanti akan kuberikan kepada bapak supir
angkotnya. Pas beliau sampai tempat yang disepakati, posisinya beliau sedang
membwa penumpang yang banyak, sambil tersenyum beliau berkata, “Mbak, ini mbak
hapenya”. “Oh iya pak, terimakasih. Ini pak sedikit ucapan terimakasih”,
jawabku. Kukira dia akan menerimanya. Tidak pernah kusangka sebelumnya bahwa
beliau akan menolak tanda ucapan terimakasihku itu. Aku sempat memaksanya.
Namun beliau juga memaksa untuk menolaknya. Akhirnya, ya sudah. Saya hanya
berterimakasih saja.
Saya sempat diam
sejenak. Tersentuh hatiku memandang wajah beliau yang kejujuranya dan
keikhlasan yang terpancar.
Heh…hari ini
hari Jumat. Hari yang penuh kebaikan. Sopir angkot yang jujur dan baik baik,
semoga hari ini diberkahi.
Itulah kisahku.
Semoga bermanfaat.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar