Ingatlah Nama!



Hasil gambar untuk senyum bahagia
 “Ya, nanti akan saya kabari kalau bapak sudah selesai rapat”, jawab beliau dengan ramah.
Saya mengernyitkan dahi, dan berlalu pergi tanpa banyak bertanya kepada salah satu karyawan HRD di kantorku. “How can he know where my place is?”, tanyaku dalam hati ketika berjalan menjauhi ruangan Human Resources Development itu. “Aaah, bodo amat lah. Liat saja apa nanti dia akan menelponku atau tidak”, sanggahku.
Aku baru saja bekerja di sebuah kantor percetakan buku di kota Solo. Belum lama, mungkin baru sekitar sepekan. Ada banyak sekali orang disini, dan yang kuhafal hanyalah 7 orang yang berada di departemenku, language editor.
Hari itu aku meminta surat pengantar ke kantor HRD untuk keperluan membuat rekening baru guna pentransferan gaji. Aku menemui seorang bapak bapak berkaca mata yang kebetulan duduk paling dekat dengan pintu. Beliau tersenyum ramah denganku seolah olah sudah lama mengenalku. Aku pun hanya tersenyum sekedarnya saja. Aku mengutarakan maksud kedatanganku, tanpa memperkenalkan namaku. Bapaknya mengatakan bahwa yang bersangkutan untuk memberikan ijin sedang rapat, jadi nanti akan diinformasikan ke kantorku jika bapak manager HRD sudah selesai rapat.
Aku tidak yakin dia akan mengabariku (red:menelponku) dengan memanggil namaku. Aku pun menunggu sampai tengah hari. “Kring kring..”,suara telpon masuk ke kantor language editor. My supervisor hanged it up, and then, “Tami, disuruh turun ke HRD”, ucap Pak Putut, supervisorku.
Aku pun turun ke ruangan HRD. “Oh, dia kenal namaku. Maklumlah dia kan HRD”, fikirku simple.
“Mbak Tami, ini suratnya”, ucap bapak berkacamata itu. Aku mengangguk.
“Mbak Tami masih nglaju?”, tanya nya lagi.
What? Dia bahkan tau aku setiap hari bolak balik klaten-solo.
“Ya Pak”, jawabku singkat.
“Semoga sehat sehat ya”, ucap beliau.
“Makasih Pak”, balas saya, dan langsung meninggalkan ruangan HRD.
Dari kejadian itu, aku jadi teringat dua orang dosenku, yakni Bapak Agus dan Ibu Ani. Beliau berdua adalah sosok dosen yang mempunyai kemampuan otak menghafal semua nama nama mahasiswanya meskipun baru pertama kali bertemu.
Aku yang jadi salah satu mahasiswanya tentunya sangat senang karena jika berpapasan, pasti beliau berdua akan memanggil namaku. Bukan, bukan karena aku terkenal. Namun memang begitulah kenyataanya, mereka menghafal semua nama baik pemilik nama itu terkenal atau tidak.
Lalu?
Kamu tau bagaimana rasanya nama kita dikenal oleh orang yang mungkin orang tersebut berada diatas kita posisi birokrasinya? Hal itu sungguh membahagian hati. Ada nilai penghormatan disana. Ada nilai apreasiasi. Ada nilai perhatian. Ada nilai kasih sayang disana.
Pelajaran dari bapak HRD hari itu, akan kujadikan sebagai kaca dan refleksi pada diriku. Bahwa, ada banyak hal yang indah di dunia ini untuk dilakukan yakni dengan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Bahwa karena mengingat nama orang itu menjadi hal yang membahagiakan, maka nanti aku akan berusaha untuk mengingat ingat nama orang orang yang kutemui. Dan jikalau nanti aku terpaksanya lupa dengan nama orang yang pernah kutemui, maka aku akan bersikap seolah olah aku sudah mengenalnya lama serta akan memberikan senyum persahabatanku yang sangat tulus kepadanya.
Karena, ada banyak hal yang harus kita perhatikan dalam hidup ini, salah satunya adalah perasaan orang lain.

1 komentar on "Ingatlah Nama!"