30 Hari Bercerita






Bismillah.

InsyaAllah, mulai 1 Januari 2019 saya akan rutin 30 hari ngeblog di blog tercinta ini (Hehe, bukan di Instagram).  Alasan kenapa saya mau ikut tantangan ini adalah
1. Karena diajak temen
2. Karena sejatinya saya suka bercerita dan sejauh ini kurang punya teman untuk menampung segala cerita yang saya miliki. #syedih kan
3. Karena saya merasa ada visi dengan penciptaan saya. Jadi, cerita ini paling tidak menjadi pengingat tentang kejadian-kejadian yang ada dalam diri. Lha kalau bukan saya yang mengabadikan, siapa lagi coba? Ye kaan?
4. Karena saya  merasa bahagia dengan menulis cerita.
5. Karena saya merasa hampa...hahahahahaha.


Sekitan.
Doakan semoga cerita-cerita saya kedepan menjadi sebuah kebaikan yak.

Solo, 31 Desember 2018
18.25 @Tempat Qerja


Naik Pesawat

Bismillah.
Assalamualaikum geis?
Bagaimana kabarnya? Bapak Ibuk sehat kah? Semoga sehat-sehat ya. Sebab sehat adalah anugerah, marilah kita mensyukurinya. Semoga dengan kesehatan yang diberikan, mampu menambah ketaatan kita kepada Sang Pencipta.

Ish ish ish, macam kayak di pengajian yak. Hehehe...tak apelah.

Baiq geis. Kali ini, saya pengen banget cerita tentang Ibuk saya. Yup, foto di atas adalah foto punggung Ibuk saya.

Ibuk saya itu orang desa tulen.
Beliau jualan kelontong di rumah.
Tidak pernah pergi kemana-mana.
Yang ditahu ya cuma daerah Klaten.
Ngemall? Beliau tidak suka. (terlebih karena ngirit sih). Hehehe.
Makan di restaurant? Jelas bukan tipe ibuk.
Beli baju-baju? Aah, ibuk enggak pernah beli-beli baju.
Naik pesawat? Belum pernah.

Kasihan Ibuk tidak pernah melihat dunia. Hidupnya hanya dihabiskan dirumah dan kadang di sawah. Namun, suatu ketika saya pernah berdoa.

"Buk, suatu ketika, kita berdua akan berpergian jauh. Naik pesawat terbaik di negeri ini. Perjalanan yang hangat dan berkelas serta menambah ketaatan kita bertingkat-tingkat."

Iya, pada suatu hari baik nanti.

Heartwarming Letter

Bismillah.

Hey..alhamdulilah ala kulihal. I'm back again after long long sleep. Tidak banyak hal terjadi. Namun hanya ada satu hal saja yang membuat saya akhirnya vakum dari menulis di blog ini. Apakah itu? Kwkwkwkw...beqerja qeras bagai quda geis. Don't ask sebab hal itu tidak menarik untuk diperbincangkan, I think 😁

Nah kan geis, pas waktu saya qerja qeras bagai quda itu, biasalah hatikuh kan macam jadi mati rasa begitu. Ga jauh beda kayak robot itu tuh. Syedih ga sih? Ya saya sedih. Tapi ya gimana lagi. Lha kalau ngambek kan saya juga yang rugi. Ga dapet gaji. Yeee kaaan...πŸ˜‚
Merasa ga waras dengan rutinitas, akhirnya iseng-iseng saya buka email. Satu email yang sering kutunggu-kutunggu adalah dari seorang penulis namely Na'ima Robert. She hasn't such a popular writer yet, but I like her writing. This is her email to me.



Menurut saya, tulisannya selalu hangat geis. Tulisannya mampu menghangatkan jiwa-jiwa saya yang tak bilang mati tadi. Lembut, sederhana, dan tidak muluk-muluk. Dan satu lagi, email dia itu selalu timingnya perfect banget sama kondisi yang sedang saya alami. Kan bahagia gitu yak rasanya .... 😊

Kayak email hari itu. She invited me to tell stories. Dan temanya aduhai gitu. Gue banget deh..sumpeh. Stories of courage. Stories of resilience. Stories of patience. and Stories of faith.

When I read that message, I said immediately "Yes. I'm in".

Bismillah. GUE MAU NULIS GEIS. Itu bakal jadi year-end project saya tahun ini.

Doain yak 😘😘😘😘😘

Pohon Keimanan

1. Hadist tentang pohon iman di hati berbuah manis.

🌳Dari Anas bin Malik radhiyallhu'anhu, Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman; menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun) selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan untuk dilemparkan ke dalam api".

🌳Dari Al-'Abbas bin 'Abdil Muththalib radiyallhu'anhu bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman orang yang ridha kepada Allah Ta'ala sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam sebagai rasulnya" 

 πŸŒ³ Rasulullah shallahi 'alaihi wassalam pernah mengucapkan doa berikut ini:
"Ya Allah, hiasilah (diri) kami dengan perhiasan (keindahan) iman, serta jadikanlah kami sebagai orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari-Mu) dan memberi petunjuk (kepada orang lain)"

2. Perumpamaan iman dalam Al Qur'an
🌳 Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik (iman) seperti pohon yang baik, akarnya menancap kuat (ke dalam tanah) dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap saat dengan izin Rabbnya. Allah membuat perumpaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat". (Q.S Ibrahim: 24-25). 
🌳 Penjelasan 'Abdur Rahman as-Sa'di tentang ayat ini
-Pohon iman di hati orang-orang yang beriman berbeda-beda pertumbuhan dan kesuburanya. 
-Seorang hamba yang mendapatkan taufik, akan selalu berusaha mengetahui tentang pohon iman ini, ciri-ciri agungnya, akar dan cabang-cabangnya. Serta berusaha untuk merealisasikannya dalam ilmu dan amal.
- Sesungguhnya, bagian kebaikan, keberuntungan dan kebahagiaan dunia-akhirat bagi seorang hamba adalah sesuai dengan perhatiannya terhadap pohon iman ini.

3. Hikmah agung diserupakanya iman di hati dengan pohon yang tumbuh di muka bumi menurut Imam Ibnul Qayyim
🌳 Setiap pohon mempunyai urat, batang utama, cabang-cabang, daun-daun, dan buah. Demikian pula pohon iman dan Islam. Maka, urat-urat pohon iman adalah ilmu, pengetahuan, dan keyakinan. Batang utamanya adalah keikhlasan. Cabang-cabangnya adalah amal-amal salih. Buahnya adalah hal-hal yang lahir dari amal-amal salih, berupa jejak-jejak yang baik, sifat-sifat terpuji, akhlak-akhlak yang suci, dan tingkah laku serta budi pekerti yang luhur. 
Maka dari itu, mintalah ilmu yang benar, mintalah keikhlasan hati, mintalah amal-amal shalih yang sesuai dengan tuntunanNya. Dengan begitu, iman di hati hamba tersebut akarnya menancap kuat dan cabangnya menjulang ke langit.

🌳 Sesungguhnya setiap pohon tidak bisa bertahan hidup kecuali dengan (adanya) sesuatu yang mengairi dan menumbuhkanya, sehingga jika pengairan tersebut dihentikan maka tak lama lagi pohon tersebut akan kering (layu). Pohon iman perlu diairi setiap waktu dengan ilmu yang bermanfaat, amal salih, dzikir yang tiada putus-putusnya, dan memikirkan kemahaagungan dan luasnya limpahan nikmatNya. 

🌳 Pohon dan tanaman yang bermanfaat, sesuai dengan ketentuan Allah, biasanya akan dicampuri semak belukar dan benalu dari jenis lain. Jika pemilik tanmaan tersebut selalu menjaganya dengan membersihkan dan memotong tumbuhan asing tersebut, maka sempurnalah pertumbuhan pohon dan tanaman tersebut, serta buahnya semakin banyak dan baik mutunya. Namun, jika dibiarkan, maka tumbuhan asing tersebut akan menguasai pohon dan tanaman, sehingga mempengaruhi pertumbuhanya atau minimal melemahkan akarnya dan menjadikan buahnya buruk dan sedikit. 
Oleh karena itu, hendaknya seorang mukmin harus mengusahakan dua hal yakni mengairi pohon iman dan membersihkan tumbuhan asing yang ada di sekitarnya.

3. Buah-buah manis dan faidah agung pohon iman
Jika kemanisan iman ini tidak dirasakan seorang hamba, berarti pertumbuhan iman di hatinya tidak sempurna atau bahkan rusak. Hal ini menjadi fatal karena jika iman seseorang rusak, bisa menjadikanya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika menghadapNya pada hari kiamat kelak. Firman Allah sebagai berikut:
"...Yaitu di hari (kiamat yang ketika itu) harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS Asy-Syu'araa' 88-89). 
Sehubungan dengan itu, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah menegaskan "Jika kamu tidak bisa merasakan manisnya iman dan kelapangan hati ketika beramal salih, maka curigailah imanmu. Karena sesungguhnya Allah adalah asy-Syakur (Maha Mensyukuri/Membalas perbuatan baik hambaNya dengan balasan yang sempurna). Artinya, Dia pasti memberikan balasan bagi seorang hamba yang mengerjakan amal salih di dunia dengan balasan yang berupa kemanisan iman yang dirasakannya di dalam hati, keteguhan dan kelapangan dada, serta kesejukan dalam jiwa. Maka, ketika hamba tersebut tidak merasakan hal ini, berarti amalnya (imanya) disusupi keburukan"
Berikut adalah beberapa buah dari iman:
- Menjadi kekasih Allah
Ini adalah perkara besar yang dikejar oleh hamba-hamba Allah yang bertakwa. 
"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dengan benar dan selalu bertakwa kepadanNya" (QS Yunus: 62-63)
-Meraih ridha Allah dan kemuliaan yang abadi di surga.
"Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan, akan mendapat surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan mendapat tempat tinggal yang indah di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah : 72)
- Penjagaan dan perlindungan Allah dari segala keburukan
"Sesungguhnya Allah akan membela (menjaga/melindungi) orang-orang yang beriman". (QS Al Hajj: 38).
- Membuahkan kehidupan yang indah dan penuh kebahagiaan di dunia dan di akhirat
"Barangsiapa yang mengerjakan amal salih (ibadah), baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman (dengan iman yang benar), maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik di dunia, dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka di akhirat dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS an-Nahl: 97)
 Iman yang benar menjadikan hati tenang, damai, qana'ah terhadap pembagian rezki Allah dan tidak bergantung kepada selainNya. Inilah kehidupan yang indah dan hakiki. Karena sesungguhnya asal kehidupan bahagia adalah kedamaian dan ketenangan dalam hati, serta terhindarnya hati dari semua yang menjadikannya galau dan gundah. 
-Merasakan khusyu' ketika melaksanakan ibadah kepada Allah
Khusyu' adalah sebab utama untuk meraih kelapangan jiwa dan kesejukan hati.
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya" (QS Al Mu'minuun: 1-2).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa shalat yang akan menjadi penyejuk hati dan pelapang jiwa adalah shalat yang dilaksanakan dengan khusyu'.  Khusyu' dalam shalat hanyalah diraih oleh orang yang hatinya tercurah sepenuhnya kepada shalat yang sedang dikerjakannya. Dia hanya menyibukkan diri dan lebih mengutamakan shalat dari hal-hal lainya. Ketika itulah shalat akan menjadi sebab kelapangan jiwannya dan kesejukan hatinya. Sebagaimana Rasulullah bersabda "Allah menjadikan penjeyuk bagiku pada waktu aku melaksanakan shalat"
- Mendapat kabar gembira dengan kemuliaan dari Allah dan keamanan yang sempurna di dunia dan akhirat
"Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih. Bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya" (QS. Al Baqarah: 25)


Sumber: https://muslim.or.id/27200-bilakah-pohon-iman-berbuah-manis-1.html (dengan banyak perubahan)