RamadhanQ 1436 #2

Dear Tami,
Hari ini adalah ramadhan hari ketiga ,bagaimana kabar semangatmu Tami? apakah menurun,stabil,atau meningkat? Semoga senantiasa meningkat ya.
Tami,selalulah bersyukur dengan mengingat ingat nikmat Allah yang sudah diberikan  kepadamu.Karena sungguh,Allah akan sangat akan mencintaimu jika kamu pandai pandai bersyukur.
Tami,ingatlah apa yg kamu dapatkan di hari kedua ramadhan kemarin. Ketika dalam hatimu berbisik bertanya,boleh ga ya membaca Al Qur'an dengan sangat lirih seperti solat. Kamu bertanya seperti itu karena kamu harus mencuri-curi waktu di kantor untuk tilawah agar bisa mencapai target harian tilawah. Dan dengan ridhoNya,kamu ditunjukkan oleh postingan link website ummi-online.com yg membahas tentang hal ini. Dan jawabanya adalah boleh dengan alasan bahwa tilawah itu seperti sadaqah,ada yg terang terangan dan ada yang sembunyi sembunyi. Prinsipnya adalah bahwa tilawah itu menggerakkan bibir kita.
Tami,ingat pula tentang pencerahan yang kamu dapatkan di hari ketiga ini. Di hari pertama ramadhan,kamu berdoa kepada Allah untuk disegerakan menikah. Namun kamu ragu,apakah menginginkan segera menikah ini adalah baik ataukah malah sebaliknya. Kamu takut jika mendesak Allah itu malah akan berakibat tidak baik. Dan,di hari ketiga ramadhan ini Tami,kamu mendapatkan sebuah pengetahuan baru yang merupakan jawaban dari pertanyaanmu tadi. Dan jawabanya adalah iya. Memang,terburu buru itu adalah tidak baik karena akan dekat dengan setan. Namun ada 4 hal yang sangat dianjurkan untuk diburu-buru atau disegerakan. Ketiga dari keempat hal tersebut adalah menguburkan mayit,solat tepat waktu, dan menikah.
Tami,waktu terus bergerak cepat.Jangan kamu lalai dan ramadhan akan berlalu sia sia dalam hidupmu.Semoga kamu termasuk orang orang yang beruntung.
Salam sehat.
by
Another Tami

RamadhanQ 1436

Dear Tami,
Bersyukurlah untuk hari ini,karena kamu bisa membaca Al Qur'an secara keras dan jelas.
Tidakkah kau ingat waktu ketika kamu harus membaca Al Qur'an secara pelan sekali?
Maka,syukurilah ramadhan kali ini dengan sebaik baik cara bersyukur.
ttd
another Tami

Mari Berdansa




Gadis berusia 25an itu tertiba mengambil tisu tak henti hentinya dari rak mejanya. Cuaca tidak terlalu dingin, dan dia kelihatanya juga sangat sehat sedari pagi. Namun, setelah jam istirahat kerja, dia sepertinya mendadak terserang flu, hidungnya berair dan kelihatanya susah bernafas. Meskipun demikian, dia tetap aktif mengerjakan pekerjaan sambil terus mengambil tisu untuk menyeka hidunya.
Tetapi ternyata, tidak hanya hidung yang ia seka, sesekali matanya juga diseka. Nampaknya, dia baru saja mengalami gonjangan yang luar biasa dari dalam dirinya sehingga membuatnya harus mengeluarkan tetesan tetesan itu.
Dia mencoba untuk duduk tetap tegak. Sedikit sedikit menghela nafas panjang. Tanganya aktif bergerak menekan nekan tombol keyboard, membolak-balik buku, dan memindahkan arah kursor. Namun, dari sorot matanya, jelas sekali terlihat, fikiranya tidak sedang diperuntukkan untuk tulisan tulisan di layar komputer yang ada di depannya.
Dia hanya berusaha untuk terlihat normal, dan tidak meneteskan air dari kedua matanya. Dia malu untuk terlihat lemah. Dia malu untuk terlihat bersedih.
Gerak geriknya semakin gusar. Mungkin dia sudah tidak tau harus bagaimana menahan air matanya yang akan meledak keluar. Kemudian dia terlihat menarik nafas panjang lagi dan memejamkan mata. Mungkin dia sedang berdoa. Mungkin doanya adalah supaya hatinya kembali normal dan lapang.
Setelah membuka mata, dia langsung mengambil telepon gegangamnya. Selanjutnya dia berpindah kesibukan dari memencet keyboard komputer ke tombol layar telepon genggamnya. Lama sekali dia berkutat dengan telepon genggam tersebut. Namun, berangsur-angsur, raut mukanya berseri-seri. Sesekali dia kelepasan tertawa. Dia bahkan lupa dengan sekeliling tempat kerjanya. Dia tenggelam asyik dalam obralan bersama teman temanya di media sosial yang sengaja ia pasang di hape. Dia sudah terlihat bahagia. Flu mata dan hidungnya sudah sembuh.
Tampaknya, menghubungi beberapa temanya adalah jawaban dari doa ketika ia memejamkan mata tadi. Dia tidak mengeluhkan masalahnya, tetapi dia hanya menanyakan kabar dari teman-tema dan dilanjut dengan obrolan obrolan yang lain. Dari situ, dia mungkin mendapatkan kesadaran kembali bahwa dia tidak perlu terlalu bersedih hati karena diluar sana masih banyak yang ujiannya jauh lebih berat dari yang dia alami.
-----
Inilah yang namanya hidup dengan memutuskan untuk mengimani Sang Pemberi Hidup. Maka pasti derajat kecintaan itu akan senantiasa diuji dari waktu ke waktu. Ujian bisa berupa berita gembira dan berita kesedihan. Ada yang goncanganya kecil, ada yang goncanganya besar.
Apapun ujianya, hidup harus dijalani dengan kesempurnaan penerimaan atas kehendakNya, ketabahan, kesabaran, positif thinking, saling mendoakan dan menyayangi.
Meminjam perkataan dari kawanya pak Ali Mochtar, mari berdansa dengan ujianNya sambil tersenyum, meski itu berat.
A day to remember. We have friends for sharing and caring. You are not alone.

Kakakku, I Love You



Menampilkan CIMG2280.JPG
gb1. (dr kiri ke kanan) aku-kakak pertama (uli)-kakak kedua(wiba)

Begitu besar gesekan diantara kami. Pertengkaran sering terjadi. Hal yang sepele saja terkadang membuat kami bisa berdiam diaman cukup lama. 2x24 jam lah maksimal. Hehe.
Begitulah hubunganku dengan kakak keduaku, Mbak Wiba. Nama lengkapnya adalah Uli Wibawanti. Saat ini, dia sudah dititipi seorang anak laki laki bernama Habib, dan seorang anak perempuan bernama Syifa. Alhamdullilah.
Seringnya, setiap kali aku sedang mengalami keruwetan emosi, maka hal yang disampaikan mbakku itu langsung menjadi sulut api yang siap meledak.Maka pertengkaran sering terjadi, meskipun hanya melalui telepon, karena dia bertempat tinggal jauh dari tempat tinggalku. Namun, apakah kalian tau? Menurutku, semakin banyak pertengkaran sepele, ataupun ejekan ejekan yang menyakitkan, hal itu malah membuat hubungan kami semakin akrab dari hari ke hari. Yang jelas, kami mempunyai komitmen untuk menjadi saudara yang akur, hingga kelak di ujung waktu.
Baiklah, aku tidak akan membahas banyak tentang pertengkaran kami, tapi aku ingin mengungkapkan sesuatu yang kukagumi dari sosoknya.
Mbakku Wiba adalah sosok yang sangat rapi. Lihatlah, lemari pakainya tertata begitu indahnya. Lantai rumah pasti disapu minimal dua kali dalam sehari. Tempat tidur dirapikan setelah tidur, dan akan tidur. Kamar mandi selalu disikat dan diberi wewwangian. Ketika memandikan anaknya, maka setiap lekukan tubuh anaknya dilihat betul betul apakah sudah bersih atau belum. Ketika pulang kampung, maka kamarku akan disulab menjadi rapi, layaknya kamar hotel. Ah, tidak bisa aku meniru kerapianya itu.
 Menampilkan 20150610_173730.jpg
Gb2. kamarku yang disulap jadi rapi
Selanjutnya, mbakku itu adalah orang yang sungguh sangat sederhana, dan menerima. Dalam hal membeli baju, dia paling dalam setahun hanya membeli baju sekali. Kadang pun tidak. Sandal, lihatlah, sandal yang dipakai pada tahun 2015, masih sama dengan sandal yang dipakai pada tahun 2010. Dalam soal makanan, maka demi untuk memberikan asupan gizi yang baik untuk anak anaknya, maka dia hanya akan menerima untuk makan sayur yang dipetik dari pekarangan rumahnya, dan tahu tempe. Tidak hanya itu saja, penerimaan terbesarnya adalah menerima untuk meninggalkan karirnya dan mengasuh anak anaknya dirumah. Dan, pastinya, terus menerus membuat formula agar hidupnya dan keluarga kecilnya bahagia dengan kesederhanaan.
Serta, di tengah kondisinya yang alhamdulilah dicukupkan, dia selalu berusaha bersedekah untuk yang lain. Dia menamam timun emas di pekarangan rumahnya, dan buahnya selalu lebat. Kebetulan, banyak tetangganya mbakku itu yang terkena serangan darah tinggi, ketika memetik timun emas dari pekarangan mbakku, maka tekanan darahnya langsung turun dan mengaku tubuhnya makin ringan. Satu lagi adalah tentang keahlian memasak. Mbakku itu sangat payah dalam hal memasak. Hal yang dia bisa banggakan hanyalah membuat makanan jawa yang disebut dengan “klepon”. Tentulah di daerah Jakarta sana, makanan semacam itu menjadi makanan yang jarang. Maka, mbakku sering diminta bantuan untuk membuatkan itu makanan. Pengakuan mbakku, “Biarlah, aku hanya bisa bersedekah lewat ketrampilan”.
Sekali lagi, sikap “nrimo” itu selalu indah. Sikap sederhana itu selalu bisa diterima oleh banyak orang. Dan, itu yang kudapat dari mbakku. Terimakasih Mbakku, kau telah dan akan selalu menasihatiku lewat sikap sikapmu itu. I love you.

Kapan Hambar

jangan diumbar,
nanti hambar
kuturuti nasehat itu
ku terus mengumbar
agar segera hambar
ku umbar dalam ucapan
ku umbar dalam tulisan
dan ku umbar dalam cerita
lalu sudah hambar kah?
belum ternyata.
jika waktu pengumbaranku kurang lama,
baiklah,
aku akan terus masih mengumbar
agar kelak menjadi hambar
bukankah ini hanya persolaan waktu?
bukankan manusia sepertiku tak ada kuasa utk memutuskan peng-hambar-an rasa?
bukankah seperti itu takdir yang harus kulalui?
tenanglah,
aku perempuan tangguh
tenanglah,
aku pasti membuatnya hambar suatu saat nanti

The Ministry of Illumination

Hasil gambar untuk embarrassing moment 


Every Wednesday, I got a civics lesson from Mr. Sudibyo. He was considered as the funniest teacher of grade XII in SMA N 1 Karanganom. The students in class XII IS 2 were enthusiastic with him so that we always paid attention to his explanation.  

One day on Wednesday, as usual, he made our classroom became so cheerful. He explained about the principle of democracy and the implementation in our country as well. He also added the procedure of doing protest. 

In the mid of his explanation, my attention was suddenly broken by something. I lost my pen which was the only one I brought to school. I was panic. I moved my chair a bit, and tried to look for it under the chair by using little gesture so that Mr. Sudibyo did realized. Yet, I cannot control my gesture. I bowed and searched my pen under the chair with ignoring Mr. Sudibyo’s explanation.

And then,,

Hey, Cah Mbutoh, sopo jenenge?”, asked him.
He knew that I was a Butuh’s villager but I thought he did not know my name, so he just called me by the name of my village. So, I presumed that he wanted to know my name first and then asked me about the lesson.
“Uli Tri Utami, Pak?” I answered with full off confidence.

All of my classmates laughed at me, even my friend besides me did horselaugh. I got confused, and my face turned into the stupid face by being open-mouthed. Did I make any mistakes?

Aduh aduh, lha koq Uli Tri Utami tho”, Mr. Sudibyo still kept laughing and responded with that question.
Heh? I must have had a silly thing. Then I asked my friend who were still laughing until crying.
Hey, Sit, kenapa he? Salah pow jawaabanku?”, I aksed.
And then she answered, “Ya Allah Mi, tadi kowe ditakoki sopo jenenge Menteri Penerangan jaman Soeharto. Lha koq jawabane malah Uli Tri Utami”. 

You know what, the public (red:my classmates) assumed that I was making a joke because I did not know the real name of the Ministry of Illumination. No, that was not true. I really did know what did Mr. Sudibyo mean. I just heard that he asked my name. Kwkwkwk. 

Oh my God. How terrible I was! I thought that was the most ashamed day of my life.

My Major



 Hasil gambar untuk learning english cartoon
Ketika aku berkenalan dengan orang lain, beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah “Kamu dulu kuliah dimana?”, “Angkatan berapa?”, “Jurusan apa?”, dan lain lain. Ketika aku mengatakan bahwa jurusanku adalah pendidikan bahasa inggris, general respond yang sering terjadi adalah “Waah, bahasa inggris, pasti kamu jago yak?”, dan “Ajarin aku donk”. Dan ketika orang orang pada minta untuk diajarin bahasa Inggris, spontan kujawab, “Ayok”, “Kapan?”, dll. Namun kenyataannya, tidak ada yang menghubungiku setelah itu.

Dan, itulah fakta orang orang disekitar kita, suka basa basi untuk biar kelihatan akrab. Never mind. Aku juga sering melakukanya koq. Hihi.

Speaking of learning, aku sebenernya sangat ingin berbagi pengetahuan yang kupunya. Bukan untuk alasan finansial, namun untuk melatih ketrampilan mengajar saja. Jadi sebenarnya, ketika orang orang pada basi basi untuk minta diajarin, I did meant that.

Namun, bagiku, yang namanya menuntut ilmu itu, sejatinya bukan pengajar yang menawarkan, namun sang pencari ilmu lah yang harus berlelah lelah untuk mencari pengajar tersebut. Seperti Imam Syafi’I muda yang rela untuk berjalan jauhnya untuk berguru kepada Imam Malik. Karena keyakinan inilah, aku enggan untuk menghubungi para pencari ilmu yang katanya ingin belajar bahasa Inggris padaku.

Oh ya, berbicara tentang mempelajari bahasa Inggris yang masih merupakan foreign language di Indonesia, tentunya para penuntut ilmu masih akan kesulitan untuk mempelajarinya karena lingkungan kita masih jarang menggunakannya. Akan tetapi, kesulitan kesulitan tersebut bisa diatasi dengan beberapa strategi pembelajarannya. Berikut ada 7 rahasia bagaimana mempelajari bahasa asing yang diadopsi dari sebuah artikel di blog.ted.com.

Pertama, get real. Mulailah dengan hal yang sederhana. Kamu bisa memulainya dengan mencatat 30 kata dalam bahasa inggris, kemudian cobalah untuk menggunakanya dalam percakapan dengan kawanmu baik written atau spoken.
 
Kedua, make it as life style. Jadikanlah pembelajaran bahasa ini sebagai gaya hidupmu dan sebagai kebiasaanmu sehari hari. Kamu harus konsisten dan komitmen dalam kontinuitas belajar. Meski kamu sedang sakit, atau lemah, cobalah untuk terus mempraktikan kata kata yang sudah kamu catat tadi dalam berbicara, baik secara lisan maupun tulisan. 

Ketiga, play house with language. Ciptakanlah rumahmu menjadi English house. Kamu bisa melabeli semua peralatan dalam rumahmu dengan bahasa Inggris. Kebiasaan kamu melihatnya, dan juga menggunakannya akan mengasah kemampuanmu untuk memperkaya vocabulary dalam bahasa inggris.

Keempat, set your mind. Berfikirlah bahwa dengan mempelajari bahasa Inggris, maka kamu sedang membuat kunci untuk memasuki pintu gerbang pengalaman baru. Bayangkanlah kamu akan bisa berbicara kepada orang asing dari berbagai Negara dan akan mendapatkan banyak informasi tentang kehidupan social budaya dari negara negara di dunia.

Kelima, make new friends. Fungsi dari bahasa adalah berkomunikasi dan menyampaikan pebukan? Untuk itulah, mempunyai teman untuk bercakap cakap adalah hal yang penting dalam upaya berlatih kemampuan berbahasa asing kita. 

Kelima, Do not worry about making mistakes. Kebanyakan orang yang belajar bahasa inggris, malu untuk mempraktikkan bahasa inggrisnya. Stop! Bunuhlah rasa malu itu. Teguhkanlah niatmu untuk belajar. Orang lain malah akan sangat respect dengan usahamu yang mungkin terkadang masih salah salah itu. 

Semoga bermanfaat ya Teman. Jika kamu ingin menjadi penpalsku dalam belajar bahasa inggris, it would be lovely.