Menjadi Ratu



Tetiba aku tu pengen jadi ratu coba. You know ratu kan? Kalau di Cambridge dictionary, ratu means adalah seorang perempuan yang mengatur negerinya sendiri, dan menikah dengan seorang raja. 


Ratu tidak bisa dibilang ratu kalau dia ga punya istana bukan?

Ratu juga tidak bisa dibilang ratu kalau dia juga ga punya a king bukan?


So, my wish jadinya satu paket. Aku pengen jadi ratu, pengen punya istana, dan pengen punya a king. In another word, aku pengen punya suami, dan punya rumah. Aku ingin diberikan job untuk mengatur rumah, memastikan semua anggota keluarga terpenuhi kebutuhan akan perasaan "rumah" dengan baik. 


Aku akan memasak. Aku akan mengisi lemari es dengan bahan-bahan makanan yang berkualitas. Semua sayur dan buah ditaruh di pack yang rapi. 

Dapur rumah didesain dengan amat bagus, sehingga dapur akan menjadi tempat favoritku. Masakanku akan sangat dirindukan oleh suami dan anak-anakku. 

Aku akan sering membuat camilan, untuk suami yang bekerja dan anak-anak yang sekolah. 

Ketika mereka bertingkah menjengkelkan, aku akan terus tersenyum karena kudapati luas hatiku seluas samudra. 


Semua perabotan rumah tertata dengan rapi. Bednya empuk-empuk seperti produk Informa. Sofa-sofa yang ada adalah sofa-sofa ternyaman penghilang lelah. 

Istana kami tidak besar, biasa saja. Cukup dengan lima kamar tidur, tiga kamar mandi, satu ruang tamu, dapur, ruang tengah, perpustakaan, dan beranda. Oh ya, gudang mungkin juga perlu. Parkiran mobil di depan untuk mobil setipe kijang innova reborn. 


Oh ya, di belakang rumah ada taman kecil. Aku akan mananam sayur-sayuran disana. 


Aku akan mencintai keluargaku sepenuh hati. Aku ingin menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan bagi mereka, suami dan anak-anakku. 


Aku bersyukur keinginan tersebut timbul. I feel alive. 

Mereka yang Kunanti




Ketika aku kerja di Solo, dua tahun setelahnya, tepatnya tahun 2017, aku berdoa sama Allah untuk bisa dapat kerjaan sampingan. Yang bisa kulakukan adalah privat bahasa Inggris, maka aku meminta itu.


Aku punya kriteria. Kalau bisa muridnya anak besar sehingga sekali pertemuan bisa dapat upah yang banyak. Ga rugi waktu. 


Lama tak ada jawaban. Hingga aku lupa pernah punya keinginan untuk mengajar privat.


Lalu, tahun 2019 akhir, salah satu teman kantorku mencari seorang guru privat bahasa Inggris untuk cucu temanya. Cucu temannya ini masih SD. Penawaran itu datang kepadaku. 


Aku udah lemes. What? SD? Yang aku bayangkan adalah fee yang sedikit. 


Battle of mind begin. Tapi kan dulu aku pernah minta untuk bisa ngeles bahasa Inggris. Ini sudah ada tawaran, meskipun tak sesuai harapan, masa aku mau nolak?


Uti si calon murid menghubungiku. Aku males-malesan jawabnya. Beliau memintaku untuk datang dulu ke rumahnya. Aku iyakan. Tapi sempet ada pikiran untuk tak datang. Kufikir, Sang Uti akan give up dan yaw sudahlah. Tappiii...beliau hub lagi akan kapan kedatanganku.


Waah, butuh banget berarti Sang Uti seorang guru privat buat cucunya. Well, aku memutuskan untuk datang akhirnya dengan niatan bukan mencari uang, tapi ngebantu Si Anak buat belajar. 


Aku sadar bahwa untuk tingkat SD, tak mungkin bisa menarik fee yang tinggi. Maka, aku akan menerima seadanya aja.


Sampe rumahnya, entah kenapa perasaan ogah-ogahanku berubah. Semua tidak seperti apa yang diduga sebelumnya.


Here we are. Safa dan Uqi.  Sudah hampir dua tahun kami bersama dengan segala senang dan duka dalam dunia belajar. Aku sangat bersyukur dan beruntung bisa menjadi gurunya. 

My Heart Is Full

Kak : Ada cerita apa hari ini, Tam?

Aku : I think my heart is full.

Kak : Why?

Aku : Banyak orang yang ngasih sesuatu ke aku.

Kak : Siapa aja?

Aku : Pagi-pagi sekali di kantor, namanya Bu Eka ngasih aku semacam kroket. Agak siang dikit ada yang ngasih kurma sukari dan kerupuk kesukaanku. Malamnya, ada sahahat nawarin mau belikan aku sepatu. 

Kak : Wow. Happy to know that.

Aku : Padahal sebelumnya, aku ngrasa tidak ada orang yang menyukaiku. 

Kak : Barakallah ya Tam.


Marugame

 


Kakak  : Foto di mana itu Tam?

Aku      : Marugame.

Kakak  : Wow. Tumben kamu makan di tempat begituan.

Aku      : In mission Kak.

Kakak  : Maksudnya?

Aku      : Itu foto semacam pembuktian gitu Kak.

Kakak  : Pembuktian apa?

Aku      : Bahwa aku punya pergaulan.

Kakak  : Dan baik-baik saja meskipun still single?

Aku      : That’s it.

Kakak  : Kamu emang kelihatan puas banget di foto itu.

Aku      : Hahaha. Tengkyu.

Lelaki yang Menyukai Paras Cantik, Mungkin Saja Bukan Jodohku

 

Source: Pinterest

Kakak  : Gimana Tam soal perjodohan kemarin?

Aku      : Seperti dugaan awal sih Kak, ga lanjut.

Kakak  : Hahaha …. Kamu sedih ga?

Aku      : Ga sama sekali.

Kakak  : Wow, kok bisa?

Aku      : Lah kan udah sering. Urat kesedihanku udah putus.

Kakak  : Daebak. Eh, kok kamu udah bisa menduga dia bakal ga lanjut?

Aku      : Dia itu polisi Kak. You know, mereka biasanya suka perempuan cantik.

Kakak  : True sih.

Aku      : Siapa aku kan.

Kakak  : Trus, klo tau gitu, napa kamu mau dikenalin?

Aku      : Semata-mata ingin menghabiskan jatah gagalku.

I'm Getting Through Something

 

Source: Pinterest

Kakak    : Are you OK?

Aku        : Yes Kak, alhamdulilah ala kulihal. 

Kakak    : Ada yang perlu diceritakan?

Aku        : Hmm, yup. I'm getting through something sebenernya Kak.

Kakak    : May I know what's that?

Aku        : Can't tell particularly sih Kak. Cuman aku berharap, apapun akhir dari semua ini, semoga hatiku ridho dengan ketentuanNya. Tidak semakin menjauh, melainkan semakin dekat dengan Allah. Tidak membenci ketentuanNya, melainkan tambah cinta kepadaNya.  

Kakak    : You need my help?

Aku        : Doakan aku.

Dua and Disappointment

 


Kakak  : Apa pendapatmu tentang orang-orang yang kecewa dalam berdoa?

 

Aku      : Give me example first. A case might be.

 

Kakak  : Banyak mungkin orang yang sudah berdoa lama ingin menikah, tapi ga juga nikah-nikah. Malah gagal-gagal terus. Segala macam ritual dan usaha rasanya sudah dilakukan. Hingga sudah mentok dan tidak tahu gimana harus berusaha lagi. Rasa-rasanya tahajud, puasa, dan sedekah sudah tidak manjur lagi untuk melicinkan doa agar dikabulkan. Orang yang sudah menikah dan tidak dikaruniai anak juga begitu. 

 

Aku      : I feel them, Kak. Been there too

 

Kakak  : Oh ya? Then how did you cope the condition?

 

Aku      : Kita seharusnya back to basic. I mean, mesti lebih mendalam lagi memaknai apa itu doa. You know, kita akan hamba ya. Hamba itu kedudukannya di bawah banget kan. Allah itu Raja. Maha Tinggi dan Maha Besar. Derajat kita tidak sama pasti denganNya kan. Kalau kita lagi di restoran, order ini, minta itu sama pelayan, bisa lah langsung dikabulkan dan disajikan di atas meja dan di depan kita. Dan, doa itu tidak sama dengan saat kita order food in the restaurant with the waiters kan? No No No. Doa is not that thing

 

Kakak  : Tapi kan ada juga di ayat Al Quran yang mengatakan “Berdoalah padaku, maka aku akan kabulkan”. 

 

Aku      : Betul. Pasti akan dikabulkan. Tapi pengabulannya, timingnya kita tidak bisa control Kak. It’s totally His Right. Masalahnya kadang tu kita putus asa duluan. Sabarnya agak kurang. Putus asa dan berhenti berusaha adalah datang dari syeitan kan? 

 

Kakak  : Oke Oke. Hmmm, kamu punya landasan?

 

Aku      : Nabi Musa Kak. Di dalam surat Al Qasas ayat 24. Disana ia berdoa kek gini, “Ya Rabb, sungguh aku membutuhkan kebaikan yang banyak dari sisiMu”. Padahal you know Kak, kondisi saat ia berdoa itu? Dia lagi di bawah pohon di tengah gurun pasir di kota Madyan. Dia baru saja meninggalkan kota Mesir dengan tidak membawa apapun. Dia sungguh fakir. Tidak punya tempat tinggal dan tidak punya makanan. Lantas, apakah dia minta rumah dan makanan? Nope. Tapi, dia meminta kebaikan yang banyak. Why? Karena dia desperate tidak punya apa-apa dan had no ideas gimana caranya beramal kalau dia lagi ga punya apa-apa gitu. See? Adab berdoa itu Kak. 

 

Kakak  : Lalu, apakah dikabulkan?

 

Aku      : Iya. Lalu kan ada dua gadis yang menggembala kambing itu lho Kak, trus dibantulah itu kambing-kambing bisa makan. 

 

Kakak  : Nah tapi kan doa Nabi Musa dikabulkannya cepet?

 

Aku      : Menurutku bukan itu Kak. Pointnya bukan itu. Pointnya disini adalah bahwa kita mesti grateful dengan apapun kondisi yang sedang kita alami di atas doa-doa kita yang belum terjawab itu. Itu adalah adab dalam berdoa. Jangan marah dulu sama Allah. Perhatikanlah sekeliling bekas-bekas pemberian Allah sama kita tanpa kita minta duluan. Kesehatan. Free nafas. Kemampuan membaca Al Qur’an. Kendaraan yang dipunya. Quota yang terus ada. 

 

Kakak  : Konklusinya apa sih Tam jadinya?

 

Aku      : Grateful over disappointment.