Kalau Fikiran Kita Baik Ke Suami, Maka Suami Akan Baik Ke Kita

Tami and Linda Mustaghfirrah. Semoga Allah senantiasa jaga Linda dan keluarganya. 


Aku sebenernya ngantuk berat sih, plus capek, pengen langsung tidur. Tapi hari ini sungguh berharga, sayang kalau ga kuabadikan lewat tulisan ini.

Hari ini aku menggunakan jatah surlok dua jam dari kantor untuk ketemuan sama Linda, temen kuliah dulu yang sangat kukagumi. 

Bagiku dia itu di atas. Dari keluarga terpandang. Suaminya pun juga orang terpandang. Makanya aku merasa berharga dan special ketika diajak ketemuan sama dia. 

Kita ketemuannnya sambil renang. Wait. Maksudnya renang itu adalah tujuan utama kami. Dan ngobrol itu dimaksudkan cuma jadi agenda sampingan aja. Tapi realitanya you know lah ya....90% ngobrol, 10 % renang.

I'm happy seeing her. Entahlah aku merasa terbuka, no sekat, dan ga grogi ngobrol sama dia. Semua hal aku ceritain. Dia pun juga. Semua hal diceritain. No jaim. Rasanya lega, dan seneng sekali lagi.

Ini nih intinya. Pas di tengah ngobrol ngalur ngidul itu, aku ada tanya sama dia. "Nda, ada ga sih perasaan merasa kesepian dan ga punya sandaran ketika sudah punya suami."

Kenapa aku tanya kayak gt? Karena ketika aku pribadi ni ngerasa amat lelah dan ga kuat njalanin hidup, aka butuh sandaran, aku sangat butuh suami. Aku kayak pengen dipeluk dan disayang. Lalu timbul pertanyaan, apakah suamiku akan bisa selalu bisa untuk memelukku?

Dan ini nih pointya. Jawaban Linda itu bijak banget cuy. 
"Kalau fikiran kita baik sama suami, maka suami juga akan bersikap baik sama kita. Disyukuri yang ada. Jangan terlalu merasa jadi korban."

Sepintas ga ngambung sama pertanyaaanku. But I get the point you know. Mungkin sometimes ga selalu suami bisa menjadi seperti yang kita inginkan, bisa selalu memeluk kita dan menjadi sandaran bagi kita. Karena dia kan cuma manusia  biasa yang punya hati dan fikiran sendiri, punya mood sendiri, sehingga bisa jadi dia juga lagi ga available buat kita. Mungkin aja kepala dan hatinya juga udah penuh ngurusin kerjaan.

Lalu, dengan kondisi suami yang lagi ga available gitu, apakah kita marah karena keinginan kita ga dipenuhi? Ga kan. Makanya teteplah brrbuat baik sama suami. Fikiran baik. Tidak usah banyak nuntut kamu harus gini, kamu harus gitu. Disyukuri. Sudah punya suami, disyukuri. Hatinya dilapangkan. Sandarkan aja sama Allah. InsyaAllah, suami nanti bakal meluk kita lagi. Pahami kondisi dia. 

Glek. Kata-kata Linda tadi serasa amat menamparku. Aku flashback ke belakang. Aku merefleksi sikap-sikapku yang lalu. Terlalu egois, dan terlalu berkespekstasi banyak sama laki-laki. 

Ya Allah, terima kasih lho ya. Terutama pertemuanku dengan Linda ini, yang aku yakini adalah campur tanganMu di dalamnya. Tolong jangan cabut kenikmatan ini. Tambahkanlah lagi nikmat ini dengan senantiasa mempertemukanku dengan banyak orang-orang sholih dan keren di negeri ini. 


9 Desember 2021
23.22