Jangan Mengambil Apa yang Dia Sukai, Jika Ingin Persaudaraan Terjaga

Dalam perjalanan menuju kantor tadi pagi, aku teringat akan sebuah nasihat tentang persaudaraan. Jangan pernah mengambil atau menyampuri apa-apa yang saudaramu sukai. Kamu sudah tau bahwa dia menyukai baju yang warna biru tersebut, maka jangan pernah dengan sengaja untuk mencoba memintannya darinya. Kamu tahu kalau dia tidak suka jika area yang bewarna kuning dimasuki oleh orang asing, termasuk kamu, maka jangn mencari gara-gara untuk memasukinya.  

A Boss, Not A Leader

Source: Pinterest


Hai. Lama tidak mengunjungimu. Desember kemarin aku sangat sibuk, dan Januari juga tidak jauh berbeda. Ada banyak hal terjadi, salah satunya adalah aku tidak lagi memperpanjang domain www.tamiahdasyahida.com, melainkan kembali ke alamat semula tamiahdasyahida.blogspot.com. Kondisi telah memengaruhi keputusanku untuk melakukannya. Tapi sungguh tak apa, tempat ini tetap menjadi rumah yang nyaman untukku bercerita. Bukan soal pagarnya, namanya soal bagaimana kualitas hubunganku dengan rumah ini. Aku berjanji akan lebih baik lagi tahun ini!


Aku mau bercerita tentang seorang atasan. If you are a staff, you can call him/her as a supervisor. If you are a supervisor, you can call him/her as a manager, and so on. 


I know someone, seorang atasan. Many people say he is not a leader, but a boss. Let me tell you about his attitude ya. First, dia seperti tidak ada keinginan untuk mengedukasi bawahannya. For example, ketika berjalan melewati bawahannya di lorong, dia tidak menyapa  sama sekali. Mukanya tegap lurus ke depan, aura dingin, dan terkesan angkuh. Ketika ada yang berisik, tidak ditegur, melainkan menggebrak meja. Perasaanya kalau seperti ini jadinya seperti ada jarak antara atasan dan bawahan. Jaman old sekali bukan? Second, dia seolah tidak peduli dengan masalah yang dialami bawahannya. Uang lembur belum dibayarkan hingga satu bulan berlalu, tidak ada perjuangan untuk mengurusnya. Padahal banyak yang mungkin butuh untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah. Furthermore, ada bawahannya yang menyampaikan aspirasi, namun tidak ditanggapi. Yes, you can say "tidak terbuka fikiran dan hatinya". Third, penakut. Ketika akan melangkah berinovasi, banyak sekali pertimbangan dan kecemasan yang ada pada dirinya. As a result, perusahaannya tertinggal jauh daripada yang lain. Departemen lain mengepush, tidak ada pembelaan diri. Iya-iya saja. Tidak ada suaranya. 


Is he a good one? I cann't say because I don't want to judge him. Namun, seorang atasan yang seperti itu akan membuat karyawannya merasa bahwa their workplace itu bukan seperti rumahnya yang nyaman untuk ditinggali. Atmosfernya menjadi kaku, dingin, dan tidak bersahabat. Tidak ada hubungan interpersonal yang terjalini. Hanya kerja-kerja, tanpa melibatkan hati. This would enable the employee to demotivate to work, and this would also lead to downfall. 


Is he a boss or a leader then? Baiklah. Mari kita pelajari perbedaaan antara leader dan boss bersama-sama ya. 


1. Leader memandu, boss memerintah. 

Sosok leader akan memandu, memotivasi, dan memberikan arahan kepada bawahanya, sedangkan boss sebaliknya. Ia hanya memerintah tanpa ada dukungan moril sama sekali kepada bawahannya dan hanya menggunakan kekuasannya. Dikira bawahannya robot, no sir, they aren't. 

2. Leader memotivasi, boss mengawasi

Seorang leader akan memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana cara mencapai tujuan, dan memberikan dukungan ketika bawahannya sedang mengalami kesulitan. Leader peduli pada proses, tidak hanya hasil. Sedangkan seorang boss tidak akan peduli dengan masalah personal bawahannya, ia hanya akan mengawasi apakah pekerjaan bawahannya sudah selesai apa belum. Seorang boss hanya peduli soal hasil. 

3. Leader mendengarkan, boss berbicara

Jika atasanmu mengizinkanmu untuk berbicara dan mau mendengarkanmu passiaonately, maka dia adalah seorang leader. Namun, jika kamu tidak mempunyai kesempatan untuk berbicara dan seolah-olah dibungkam tidak boleh speak up, maka atasanmu adalah seorang boss. 

4. Leader melatih, boss menyuruh

Seorang leader akan membimbing bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan. Bukan berarti bawahannya tidak kompeten. Hanya saja akan diperhatikan, apakah ada kesulitan apa tidak ketika mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan seorang boss adalah yang menyuruh saja tanpa mengecek prosesnya. 

5. Leader mengambil tanggung jawab, boss menyalahkan

Ketika terjadi masalah atau komplain dari customer, maka seorang boss cenderung untuk menyalahkan pihak lain (playing victim). Namun, seorang leader tidak akan mencari-cari siapa yang salah, namun fokus pada solusi. 


Dari sedikit paparan di atas, menurutmu, atasan yang kuceritakan tadi termasuk seorang boss atau leader? You name it. 


Last but not least, you cann't control others, you just can control yourself. Kamu tidak pernah bisa untuk menuntut orang lain berubah seperti apa maumu. Kamu hanya bisa untuk mengontrol dirimu. Jangan buang-buang waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak bisa kamu kontrol ya. Love yourself dan salam sukses!