Hunian Baruku: Kost Muslimah Griya Amanah Surakarta



Februari 2017, saya memutuskan untuk pindah kos. Sudah ada rencana kepindahan, namun rencana itu hanyalah sebuah kondisi ketika saya sudah menemukan kos yang cocok di hati. Ketika belum ada kos pengganti, maka saya juga akan berada di kos saya yang lama.

Dua pekan sebelum masa tinggal saya habis, ada pesan di Line yang menginformasikan tentang Kos Muslimah Griya Amanah Surakarta. Iklanya menarik. Maka, tanpa fikir panjang saya langsung menjawab “Saya tertarik”.

Setelah si pengiklanya memperlihatkan gambar kondisi kosnya, saya langsung membuat janji untuk melihat secara langsung. Satu kali ketemu, langsung saya mengatakan “Saya mau kos disini”.

Entah mengapa, pada titik itu, saya merasa beruntung. Sangat beruntung. Sekaligus, hati saya merasa nyaman dan tenang memutuskan untuk tinggal disana.

Kos Muslimah Griya Amanah ini sudah memiliki tiga cabang. Dan saya menempati cabang terbaru, yakni GA 3 di kawasan Cemani.

Lingkunganya sangat islami. Dekat dengan masjid. Tetangganya baik-baik. Banyak yang cinta Al Qur’an. Tiap subuh, akan terdengar banyak orang tilawah di rumahnya masing-masing. Suasana yang menyejukkan bukan?

Sudah sepekan berada disana, ada tiga orang yang sangat saya kagumi. Pertama adalah seorang nenek di samping rumah. Namanya Ibu Yanni. Wajahnya bersih dan teduh. Beliau selalu menyapa saya dan mengajak ngobrol sebentar. Obrolan yang berkesan adalah pagi itu. Beliau menanyakan kenapa saya tidak pulang. Saya pun menjawab bahwa ada kondangan. Beliau kemudian menatap saya dan tersenyum, “Semoga kamu juga segera ya”. Suaranya lembut. Saya ingin menangis mendengar ucapan tulus tersebut. Serasa saya ingin memeluknya. 

Orang kedua adalah Mbak Ti. Mbak Ti adalah seorang ibu yang suka membantu mengurus rumahnya yang punya kos. Baru pertama bertemu denganya, namun saya sudah seperti mengenal lama. Entahlah, mengobrol dengannya selalu mengasyikkan. Saya selalu bisa tertawa bersama Mbak Ti. Mbak Ti selalu ceria, dan Mbak Ti selalu baik.

Orang ketiga adalah Andow. Andow adalah adiknya yang punya kos. Darinya, meskipun jarang bertemu dan mengobrol, namun saya belajar banyak dari perangrainya. Tentang sebuah ketaatan. Ya, bagi saya, seorang pemuda taat itu adalah yang solat subuh berjamaah di masjid. Dan beliau selalu pergi ke masjid. Yang kedua adalah tentang ketawadhu’an. Dari sorot matanya dan cara berpakaian, beliau kelihatan seperti orang yang selalu rendah hati. Dan dari cara beliau melayani para penghuni kos, sungguh sangat memuliakan tamu.

Berada di kost tersebut memfasilitasi saya kembali untuk mulai belajar hidup bermasyarakat. Belajar menyapa orang. Belajar mendengarkan cerita. Belajar berbicara santun. Belajar berakhlak mulia. Dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sebagai penutup, saya ingin mengulang doa yang senantiasa dipanjatkan oleh salah satu sahabat terbaik saya kepada saya, "Tami, semoga kamu selalu berada ditempat yang diberkahi dan dikumpulkan bersama orang-orang sholeh".

Terima kasih.

Solo, 21 February 2017