Melihatnya

Aku rindu.
Bagaimana tidak, aku sudah tidak melihatnya setengah purnama lamanya.

Tidak mungkin aku bertanya padanya, kemana.
Sebab perasaanku tak terketahui olehnya.

Aku hanya mampu bilang padaNya.
"Aku rindu".

Ia pun tak langsung mengabulkannya.
Sungguh, Ia adalah Maha Bijaksana.
Tau waktu kapan terbaik untuk hambaNya.

Sampai aku dirundung putus asa,
hujan itu diturunkan jua.

Pagi ini, aku akhirnya melihatnya.
Di depan rumahnya.
Di saksikan dua kucing peliharaanya.
Hatiku sungguh sangat gembira.

Solo, 16 Oktober 2017

Tentang Iman dan Takwa

Ramadhan lalu (1437 H), salah satu challange saya adalah mengkhatamkan untuk membaca terjemahan Al Qur'an. Tunggu dulu. Ini merupakan hal yang tidak keren. Namun sangat menyedihkan. Bayangkan. Saya selama ini, 27 tahun kala itu, belum pernah sama sekali membaca satu-satunya manuals/petunjuk menjadi seorang muslim, yakni Al Qur'an. Well, kalau membaca arabnya insyaAllah sudah sering. Namun, masalahnya saya tidak tau bahasa Arab yang berarti saya juga tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya saya baca. Dengan kata lain, saya tidak tau apa yang Allah katakan kepada saya, hambaNya. 

Maka, dulu, saya memaksa diri saya pribadi untuk membacanya. Belum genap 30 hari, alhamdulilah sudah khatam. Rasanya lega. When we pinned our heart to His Book, it is a happiness. 

Dari sekian halaman yang saya baca, kesimpulan saya hanya satu waktu itu, yakni Allah menyuruh saya (red: para hambaNya) untuk beriman dan bertakwa. Banyak sekali ditemukan perintah hal yang demikian. "So easy", I said.

Namun, berjalannya waktu, ternyata untuk menjadi pribadi beriman dan bertakwa di dunia yang penuh gemerlap godaan ini, bukanlah hal yang mudah. Dan berjalannya waktu, saya bertanya banyak hal tentang Iman dan Takwa. 

You know what, dalam perjalanan mencari jawaban iman dan takwa tersebut, ternyata saya harus dihadapkan akan beberapa tantangan (red: masalah/ujian). Saya harus mengalami putus asa. Saya harus mengalami perasaan hambar. Saya harus mengalami hari dimana saya hanya sedikit melakukan kebaikan-kebaikan. Saya harus mengalami hari dimana saya bertanya kepada angin yang berhembus "Does Allah exist?", "Does Allah listen?", "Does Allah hate me?", "Is Allah angry with me?". Saya harus mengalami keterpurukan hingga saya harus menangis tiap malam diam-diam di pojokan. 

Dan saya harus mencari cara to overcome the crisis. Bagaimana caranya? Saya banyak ikut kajian both direct or indirect. Saya lebih banyak membaca. Kajian yang sering saya ikuti biasanya indirect kajian via youtube. Ustadz yang saya rekomendasikan untuk ditonton adalah Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Hanan Ataki, Ustadz Subhan Bawazier, Ustadz Reza Basalamah, Ustadz Nuzul Dzikri, dan Ustadz Salim A Fillah. Buku yang saya baca untuk save my faith adalah Buku Series Asmaul Husna karya Aa Gym. 

Memang hikmah itu seringnya tidak datang di awal pagi kan ya. Setelah melalui beberapa purnama membawa beberapa perasaan "gelisah" di atas dan mencoba mengatasinya, sedikit-sedikit saya mendapatkan sesuatu hal baru dalam hidup saya. Apakah itu? Ya, silahkan baca akan list di bawah ini ya.

1. First, the crisis brings me to this dua, to ask Allah to give me faith and devotion. Sebelumnya, saya belum pernah meminta akan keimanan dan ketakwaan. Namun bersebab akan keadaan yang saya alami, saya sadar bahwa keimanan itu adalah hal yang sangat penting, katwakwaan either. Dua hal tersebut bukanlah sebuah hadiah, melainkan sebuah hal yang harus diikhtiarkan untuk didapatkan. Dan dipertahankan.

2. Tentang iman. Bahwa iman itu adalah yang terdepan dalam agama ini. Maksudnya adalah apa-apa yang Allah katakan/perintahkan/larang dan janjikan, kita harus mengimaninya dulu. Menyakininya dahulu. Tanpa banyak tanya. Paksa diri untuk mengimaninya. Doakanlah hati kita untuk meyakininya. Khusnudhonlah. Sungguh, tidak akan merugi proses pemaksaan itu.

3. Tentang takwa. Bahwa iman itu akan melahirkan takwa. Adalah perbuatan kita terkait manajemen diri untuk senantiasa hanya melakukan apa-apa yang disenangi dan diperintahkan oleh Allah. Sebaliknya, akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan apa yang tidak disukai olehNya. Sehingga, takwa itu adalah tidak mudah marah. Takwa itu tidak mengeluh. Takwa itu tidak putus asa. Takwa itu tenang. Takwa itu merendah. Takwa itu bersungguh-sungguh. Takwa itu mengerti. Takwa itu menyayangi. Dan takwa itu mendoakan.

Semoga iman kita selalu terjaga ya. Sebab, proses mempertahankan iman adalah perjuangan seumur hidup. Semoga aku dan kamu kuat menjalani semua tantangan kedepan.

Solo, 12 Oktober 2017

prasangka

sungguh,
tak perlu risau
dengan perkataan mereka.

sebab,
mereka selalu punya hak
untuk berprasangka.

tidak perlu menjelaskan
tentang dirimu,
sebab amalmu bukan untuk
orang di sekitarmu.

amalmu,
ya hanya untuk Rabbmu.

Hatiku Memilihmu

Kukatakan padamu,
"Diluar sana banyak perempuan yang lebih cantik".
Aku menambahkan,
"Bahkan lebih pintar dariku".

Aku hanya merasa tak pantas,
merasa tidak pantas disampingmu.

Yah, meskipun aku menyayangimu.

Kamu terdiam mendengar kata-kataku.

Kemudian,
setelah aku selesai berkata-kata,
kamu menjawab
"Karena hatiku memilihmu. Itu saja."


Solo, 6 Oktober 2017

Conclusion

The beat had stopped.
Ever since I didn't see you
for several days.

I arranged it.
I avoided the meeting
between you and me.
Though so far,
our meeting was always accidentally

Then, I concluded
"If it means to be yours,
it will eventually be yours".

Rumah Cemani, 5 Oktober 2017

8 Different Types of Selfie

Thanks to boring! Ya, terima kasih sama perasaan bosan. Karena denganya, kemudian saya mesti mencari hal apa yang harus saya lakukan biar ga bosen. Thanks to useless feeling! Ya, terima kasih atas perasaan yang merasa tidak bermanfaat. Karena denganya saya harus memutuar otak bagaimana caranya agar saya saya menjadi manfaat. Hehe.

Kali ini saya akan berbagi sedikit tentang hal sederhana untuk diketahui oleh good people di dunia maya ini. Ya, tentang macam-macam selfie. Selfie yang sekarang sudah menjadi gaya hidup.

1. The bed selfie
Selfie jenis ini biasanya dilakukan oleh mereka di dalam tempat tidur. Kadang juga disebut dengan morning selfie. Biasanya selfie jenis ini dilakukan oleh mereka yang sedang berada di hotel, mereka yang ingin mengabadikan momen lucu balitanya, atau mungkin hanya sekedar memperlihatkan rasa malasnya untuk bangun dari tidur.

2. A beach feet selfie
Sering kan ya kita ngelihat foto kaki aja dengan latar pemandangan. Biasanya berlatar pantai. Nah, selfie jenis ini dinamakan dengan a beach feet selfie. Secara general disebut dengan a feet selfie untuk foto kaki yang backgroundnya bukan pantai.

3. A food selfie
Selfie jenis ini juga sering banget kita temui di dunia media sosial. Berfoto dengan makanan. Biasanya mereka yang melakukan food selfie ini adalah ketika mereka baru makan itu makanan pertama kali, ketika menganggap makakan itu special baginya, dan atau karena makanan yang dinikmati merupakan makanan yang instagramable.

4. The gym selfie
The gym selfie adalah gambar yang seseorang ambil ketika mereka berada di tempat olahraga (gym) dengan layar beberapa peralatan fitness yang mengagumkan.

5. The shy selfie
Nah, selfie jenis ini untuk orang-orang yang lagi dalam mood "malu". The shy selfie adalah foto yang diambil dengan tidak menampakkan wajah, bisa dengan difoto dari belakang, menutupi wajah dengan handphone atau buku, dan lain-lain.

6. The holiday selfie
Foto jenis holiday selfie ini adalah foto yang diambil dengan latar tempat yang exotic. Biasanya foto ini adalah foto yang akan memenuhi wall medsos kita ketika liburan tiba. Karena jaman sekarang, kadang, mengunjungi tempat exotic tertentu hanya untuk mengambil foto dengan tempat tersebut.

7. The famous friends selfie
Ketika kamu bertemu dengan orang terkenal atau orang penting, dan kamu kemudian berfoto denganya, maka foto yang kamu ambil bisa disebut sebagai the famous friends selfie.

8.  The happy couple selfie
Foto jenis ini yang biasanya bikin orang jadi baper. Ya, foto mesra dengan pasangan. Kamu bisa nyebut foto ini dengan sebutan a happy couple selfie.


Quote buku Jalan Cinta Para Pejuang (Salim A Fillah)

Jalan Cinta Para Pejuang adalah salah satu buku karangan Ustadz Salim A Fillah yang lumayan populer. Kata-katanya sangat kaya akan pengetahun-pengetahuan baru. Kepemahanan dan refleksi dari kisah para sahabat dituangkan dalam kalimat yang dalam maknanya. Sangat sayang jika membacanya tidak menggaris bawahi kata-kata mutiara yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa quote yang saya ambil dari buku tersebut.
  1. Bahwa sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus di upayakan. Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan darah. (p. 183)
  2.  Salman Al Farisi mengajarkan akan sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan di tengah perasaan yang berkecamuk rumit. (p 187)
  3. Maka, menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan bahwa kita hanya dipinjami. Dan ini adalah sebuah kerja yang sulit. (p 187)
  4.  Cemburu mengakarkan pada kita bahwa shalilah tak berarti tak bisa marah. ( p 192)
  5.  Biarkan cinta berhenti di titik ketaatan. meloncati rasa suka dan tidak suka. Melampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi. (p 295)
  6.  Barangsiapa mencari Allah, ia mendapatkan kekhusyu'an. Barangsiapa mengejar kekhusyu'an, ia kehilangan Allah. (p. 261)
  7.  Sesuatu yg sempurna kadang mengundang bahaya. tapi sedikit cacat justru menyelamatkan. (kisah Khidzir dlm surat al kahfi, p. 241).
  8.  Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah saat ia diperintah memukul tongkat.Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah  Rabbnya, maka Allah bersamanya. (p. 247)
  9. Iman melahirkan keajaiban. (p. 246)