Pesan Singkat Sahabat

 Image result for melihatmu di jendela


"Senang liat kamu dari jendela tadi"
Begitulah pesan singkatmu

"Kenapa?"
Tanyaku

"You have been so quite"
Jawabmu dengan bahasa lain

"I thought you have gone"
Lanjutmu.

Aku hanya tersenyum tipis.


Solo, 22 September 2016
09.34

The Dressmaker (A Film Review)




Di dunia persilatan, kekuatan terbesar datang dari hati. Dan sayang sekali, hanya hati yang pilu yang bisa mengumpulkan tenaga begitu besar. Kau mengumpulkan selaksa rasa sakit, kecewa, marah, sedih menjadi satu. Semakin tercabik-cabik hatimu, maka semakin banyak naga surga yang bisa kau panggil. Semakin tajam sembilu itu mengiris, maka semakin benderang cahaya naga surga.”
(Sepotong Hati Yang Baru)

Setiap orang pasti pernah mengalami kekecewaan. Hanya sebab dan kadarnya lah yang membedakanya. Ada yang menjadikannya hal yang lumrah, sebab kadar kekecewaanya hanya sedalam luka iris pisau mengenai tangan. Tidak berbekas. However, ada pula yang menyimpan kekecewaan tersebut bertahun-tahun karena kadar kekecewaanya sampai mengobrak-abrik tatanan hati yang masih suci. Dalam dan membekas. Tidak jarang, jenis kekecewaan yang semacam ini akan melahirkan suatu revenge

The litte Myrtle dalam film Dressmaker juga mengalami kekecewaan jenis akut tersebut. Pada masa anak-anak, dia mengalami bullying dari teman-teman sejawatnya. Dia dipukul, dihina, disisihkan, diejek, dan yang paling parah adalah difitnah. Kondisi yang dialami oleh the little Myrtle adalah potret kemiskinan yang sesungguhnya kata Mother Teresa, yakni being unwanted, unloved, and uncared

Ya. The little Myrtle difitnah. Dia dituduh telah membunuh Stewart Pettymen, anak dari penguasa desa Dungantar, Evan. Myrtle Dunnage yang masih kecil dibuang. Dia dipisahkan dari ibunya yang bernama Molly. Kala itu Myrtle tidak mengerti mengapa dia dibuang dan dipisahkan dengan ibunya. Myrtle ketakutan, menangis. Namun, sebagai seorang yang tidak mempunyai kuasa dan bukti, Myrtle dan ibunya tidak melawan. Myrtle dikutuk oleh penduduk Dungantar sebagai seorang pembunuh.

Tahun pun berlalu. Kurang lebih 25 tahun sejak pembuangan the little Myrtle, dia pun kembali lagi ke desa Dungantar dengan segala perubahan yang dibawanya. Mulai dari nama yang berganti dengan nama Tilly, penampilan yang menarik perhatian banyak lelaki, dengan kepandaian dan keterampilan serta dengan sebuah hati yang baru. Hati yang berani, dan hati yang kuat. 

Tilly datang ke Dungatar untuk mempertanyakan dan mengingat apakah dia memang seorang pembunuh seperti apa yang dituduhkan kepadanya semasa kecil.
Tentu saja, penduduk Dungantar tidak suka dengan kedatangan Tilly (Kate Winslet). Dia tetap mengutuk bahwa Tilly adalah seorang pembunuh. Tilly tidak gentar. Tilly, dengan segala pengalamanya selama 25 tahun berkenala, mempunyai kepercayaan diri yang penuh dalam menghadapi penduduk Dungantar ditambah lagi dengan salah satu highlighted-nya, yakni ketrampilan menjahit.

Ya, dia adalah seorang dressmaker yang handal. Dia adalah seorang yang ahli dalam hal penampilan. Penduduk Dungantar mulai melirik untuk berkonsultasi dan bahkan meminta dibuatkan baju untuk acara-acara resmi di Dungantar atau bahkan untuk merubah penampilan mereka yang biasa-biasa saja. Tidak diragukan lagi, semua orang tidak ada yang merasa kecewa dengan hasil karya Tilly.

Ada satu syarat yang selalu diajukan oleh Tilly kepada para pelangganya. Selain upah yang tinggi, Tilly meminta beberapa informasi terkait dengan masa lalu Tilly yang beberapa tidak bisa ia ingat dengan baik.

Puzzle demi puzzle Tilly hubungkan. Semakin hari semakin ada tiitk terang akan apa yang terjadi di masa lalu. Bahwa ternyata memang benar, Tilly difitnah. Tilly memang tidak membunuh Stewart Pettimen. Stewart Pettimen adalah seorang yang nakal, terutama kepada the little Tilly. Puncaknya adalah ketika Stewart menyuruh Myrtle untuk berdiri didinding untuk kemudian akan dihantam Stewart dengan kepalanya ibarat Banteng. Namun, Myrtle menghindar. Jadilah Stewart menghantamkan kepalanya sendiri ke tembok yang mengakibatkan kematian kepada dirinya. 

Namun, penguasa Dungantar tidak memberikan kesempatan kepada Myrtle untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Saksi yang melihat kejadianya itu pun, yakni seorang pemuda dengan cacat mental bernama Barney, tidak berani mengatakan yang sebenarnya karena ia takut akan dibuang juga. 

Setelah mengetahui kejelasan dan cerita lengkap akan masa lalunya, Tilly marah kepada penduduk Dungatar. Dia tidak mau lagi membuatkan baju untuk para penduduknya yang sangat jahat. But, and then, Ibunya berkata kepada putrinya itu, “Look at you know. You can create. You can transform people. It’s very powerful. Use it. Use it againts them”.

Dan kemudian Tilly bersemangat kembali. Bersemangat untuk melawan dan membalas dendam kepada those dreadful people.