Mau Pajak Kendaraan Bermotor 5 Tahunan? Cek Kelengkapanya Yuk



18 Mei 2019
13 Ramadan 1440

Hal yang selalu aku lupakan adalah semuanya. Haha...Hmmm, tadi sih rencananya mau nulis "pajak motor", tapi kemudian ingatan-ingatan tentang "lupa" lainnya muncul he. Seperti pernah lupa pajak motor hingga 8 bulan, lupa tanggal ujian, lupa ngecek naskah yang mau dicetak, lupa belum ngunci rumah, lupa sama orang, lupa nama, dan deretan lupa-lupa lainnya. 

Kalian sebel karena aku sering lupa? Aku juga sih. Tapi aku sebel akan sifat ini aja. Bukan sebel akan the whole of my self.

Jadi, kali ini aku bakal bahas soal kelupaan akan kelengkapan pajak motor ya.
Biasanya, aku pajak kendaraan itu di Samsat keliling. Kalau di Solo aku biasanya ke Samsat keliling yang ada di depan Robinson atau depan Stasiun Purwosari. Jam operasional di sana itu ramah banget buat para pekerja yang pulangnya sore hari. Mereka mulai melayani pada pukul 16.00 dan tutup pada pukul 20.00.
Sebut saja, aku pajak kesana hari Selasa. Aku cukup hanya membawa STNK dan Kartu Identitas. 

Setelah datang, aku masukkan kedua dokumen tersebut di loket yang sudah disediakan. Biasanya nunggu sebentar, lalu akan dipanggil untuk membayar. Udah jadi deh itu pajak kita. Etapi, hari itu yang memanggil aku bukan dari loket pembayaran, melainkan dari loket pendaftaran. "Hey, what's going on ini", tanyaku dalam hati.

"Ya Pak?", tanyaku.
"Dengan Ibu Uli?", tanyannya.
"Betul Pak," kataku.
"Ini waktunya ganti plat Bu. Nanti Ibu pajaknya di Sasmat Klaten ya dengan membawa STNK, BPKB, Motornya, dan juga KTP," jelas beliau.
"Siap Pak," jawabku.

Aku pun bergegas pergi. Rencannya aku akan ke Samsat di hari Sabtu. Ya hari ini.
Jarak antara rumahku sampai Samsat lumayan jauh, 15 menit perjalanan dengan kecepatan 80km/jam. Aku sengaja berangkat pagi, agar segera pulang pagi juga.
Hmmm, tapi kalian tahu? Pas aku udah sampai Samsat, ternyata ada kebodohan yang aku lakukan (again)".
Aku tidak membawa BPKP.  

Ini bulan Ramadan. Masak aku hanya habisin waktuku di jalan aja dengan alasan ga elegan, yakni lupa bawa BPKP. Padahal kan udah dibilangin sebelumnya. 裸
Ya sudah terlanjur. Biar tidak sia-sia, maka aku mengisi perjalananku dengan dzikir. Biar tidak mubazir waktu yang ada kan.

Jadi, untuk kalian yang mau pajak kendaraan bermotor lima tahunan, maka beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan:
1. Siapkan dokumennya (STNK, BPKP, KTP dan Kendarannya)
2. Siapkan uangnya. Karena ini pajak lima tahunan, maka pajaknya agak tambah dari biasannya.
3. Jika tidak puasa, maka bawalah minum karena menunggu plat nomor yang sudah jadi memerlukan waktu lama.

Begitu. Semoga bermanfaat.

Refleksi 10 Ramadan 1440


"Jangan terlalu berfikir tentang hasil."
(Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri)

16 Mei 2019
10 Ramadan 1440

Hari itu, mungkin Ramadan ke-2, aku menyebar beberapa pengumuman di group Whatsapp tentang pencarian guru ngaji untuk Ibuk. Kurinci harinya, waktu belajarnya, dan kafalahnya. Sembaru menunggu respon jawabannya, aku terus berdoa "Ya Allah, kirimkanlah guru terbaik untuk Ibuk belajar membaca Al-Qur'an."

Alhamdulilah, setelah menunggu lumayan lama, tidak ada satupun orang yang bersedia mengajari Ibuk. Alasannya macem-macem, tapi kebanyakan mereka mengatakan tidak ada waktu.

Aku mendesah dan memutar otak kemana bisa kudapatkan guru terbaik itu. Hmmm....mendengar guru terbaik, jangan berfikir bahwa dia yang bergelar Lc, atau lulusan pondok ya. That's too high. Karena Ibuk tinggal di desa, agaknya sulit untuk mencari guru yang kompeten. Oh ya, goalnya pembelajaran buat Ibuk hanya sederhana sebenernya, yakni biar bisa mengenal hurufnya dulu dengan lancar. Maka, guru terbaik yang kumaksud adalah dia yang mau untuk mengajar itu saja. Tidak masalah jika ia adalah anak kelas 4 SD selama dia bisa membaca Al Qur'an dengam benar, maka itulah guru terbaik versiku. Tapi Allahua'lam versi Allah kayak apa. 

Tetap saja, sehari dua hari tidak ada yang merespon positif pesanku itu. Hingga akhirnya hari ke-8 Ramadan, aku haid. Jatah amal sholehku terasa berkurang. Aku berfikir bagaimana agar amal sholehku tetep banyak dan setipa waktu di bulan ini berkah.

Ahai. Aku akan pulang. Aku akan mengajari Ibuk belajar. Tak peduli jarak yang harus kutempuh untuk pulang-pergi setiap hari. Aku sadar bahwa waktuku bersama Ibuk tidak akan lama lagi. Maka, waktu yang masih Allah berikan ini akan aku manfaatkan sebaik-baiknya. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik hidayahnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alhamdulilah, sampai dengan hari kesepuluh ini, Allah karuniakan kesehatan untukku dan kedua orangtuaku. Allah kasih kecukupan, sehingga tiap hari kami tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sandang papan pangan kami. Allah yang penuhi semuanya. Alhamdulilah, atas karunia Allah tentunya, tiap hari kami bisa memberi buka puasa meski hanya dengan sebutir kurma.
Semoga Allah jaga nikmat ini, dan tidak mencabut nikmat yang sudah diberikan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sejauh ini, hal terbaik apa yang terjadi di 10 hari pertama Ramadan?
Memperbaiki kondisi hati, dan berbakti kepada orangtua adalah fokusku pada Ramadan kali ini. Hal terbaiknya adalah Allah berikan kenikmatan membaca Al Quran siang dan malam. Aku tidak mengejar berapa lembar yang aku baca, namun entah mengapa, waktu membaca Al Quran itu berjalan begitu singkat, dan tiba-tiba sudah dapat banyak. Alhamdulilah, aku bersyukur sekali akan hal itu.
Lalu, hal terbaik selanjutnya adalah aku bisa sering menangis ketika mengobati hati ini. Aku minta sama Allah agar Allah mencuci bersih hati kotor ini, Allah sembuhkan luka dan trauma, Allah lapangkan hingga seluas samudera, hingga akhirnya Allah hujani hatiku dengan takwa dan hikmah.

Bagaimana hubunganmu dengan Allah?
Seperti yang sudah pernah aku ceritakan sebelumnya, aku sempat menjauh dari Allah. Hal itu tidak mengenakkan tentunya. Lalu, di awal Ramadan, aku genjot diriku dengan Al Qur'an dan giat mendengarkan kajian agar hati ini makin dekat sama Allah. Alhamdulilah, kurasakan sepertinya saat ini sudah tidak menjauh lagi. Harapanya nanti pasca Ramadan, aku terpilih menjadi seorang hamba yang selalu didekap dan dekat sama Allah, tanpa penghalang apapun.

Pelajaran apa yang kau dapat?
Pelajaran yang benar-benar aku rasakan di 10 hari pertama ini adalah jangan pernah engkau jauh dari Al Quran.

Tuliskan hal yang ingin kau capai di 10 hari kedua ini:
1. Khatam 1x lebih setengah
2. Khatam terjemahan Al Qur'an
3. Wajah berseri dan sering senyum.
4. Artikulasi bicara dijaga. Memilih diksi yang baik dan positif.
5. Melatih utk tawadhu dan menyembunyikan amal
6. Olahraga tiap hari
7. No gorengan
8. Tidak urusan dengan personal issues
9. Berbuat baik sama ortu
10. Doa kenceng sama Allah. Fokus minta jodoh idaman.

Keep Grateful


Don't cry because it's over. Smile, because it happened.

Diksi yang Positif

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."
(Q.S Al Baqarah: 263)

14 Mei 2019
9 Ramadhan 1440

Apakah kalian tahu siapa mereka? Bagi yang satu sekolah SMA sama aku, pastilah wajah kedua orang yang ada disampingku itu tidak asing bagi kalian. Ya benar. They are Mariana and Metias. Alhamdulilahirabbil 'alamin, puji syukur aku sampaikan kepada Rabb yang Maha Segalanya. Setelah sekian lama, Allah akhirnya mempertemukan aku dengan mereka dalam kondisi masing-masing dari kita sehat semua.

Untuk kesekalian kalinya kukatakan pada dunia bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang amat spesial dalam hidupku. Berada di dekatnya membuatku percaya diri. Berada di dekat mereka membuatku merasa berani. Berada di dekat mereka membuatku percaya untuk menjadi lebih baik. 

Oh ya, dan satu lagi, mereka mempunyai cara pandang hidup yang bijaksana serta perkataan mereka senantiasa mencerahkan. Pilihan-pilihan kata yang mereka ucapkan senantiasa membangkitkanku untuk senantiasa semangat melangkah dan melakukan suatu kebaikan. Pilihan kata mereka sering membuatku bangkit dari tenggelam dalam keterpurukan. Pilihan kata yang mereka sampaikan senantiasa sopan dan mampu melembutkan hati. Ilmu mereka dalam. Bacaan mereka banyak. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada mereka berdua. 

Doaku yang tak pernah putus-putus adalah agar aku senantiasa didekatkan dan dikumpulkan dengan orang-orang yang berkualitas. 

#Semoga Allah senantiasa menjaga dan membimbing kami.

Menggapai Yakin dan Tawakal


Apakah kau telah puas dengan Ramadhanmu yang lalu?
Apakah hal yang kau sesali dari Ramadhanmu yang lalu?
Apakah yang inin kau gapai bila ini Ramadhan terakhirmu?
Di dalam ruang terdalam hatimu, adakah perkakas-perkakas yang perlu dibenahi?
Di dalam ruang terdalam hatimu, adakah noda-noda yang perlu dibersihkan?
Di dalam ruang terdalam hatimu, adakah karat-karat yang harus dikikir?
(adapted by Extraordinary Ramadhan Dompet Duafa)

9 Mei 2019
4 Ramadhan 1440

Hari itu, sekitar 20 jam sebelum Ramadhan 1440, aku dan sahabat-sahabatku berkumpul dan bermain bersama. Di tengah jalan, temanku mengatakan ingin mampir ke ATM. Jalan yang kita lalui adalah jalan asing, jadi kami tidak tahu dimana ATM itu terletak. Hingga pada suatu tempat, teman berujar "Eh, itu ada ATM. Tapi marka putusnya kecil, susah kali masuknya". Then aku bilang "Bismillah aja. Ada Allah pasti bisa." Dan betul, yang awalnya serasa tidak mungkin masuk untuk ukuran mobil tipe MPV, alhamdulilah bisa. Kekuatan yakin dan tawakal.


Pada 17 Maret 2019, alhamdulilah Allah kasih kesempatan untuk saya bisa solat syuru' di Masjid Al Aqsa ditemani dengan ponakan dan kakak. Seperti biasa, ketika masuk masjid atau mengikuti kajian, saya biasakan diri untuk senantiasa berinfak. Hari itu uangku tinggal 102.000rb. Rencana aku mau infak 2rb aja. Tapi masak iya untuk Allah cuma 2rb, padahal disitu ada 100k. Hmmm, maka dengan mantap aku masukkan lembaran warna merah itu. "Bismillah. Allah Maha Kaya." Beberapa hari setelahnya, saat dompet benar-benar kosong, Allah turunkan rejeki yang tidak disangka-sangka. Kekuatan yakin dan tawakal.

Happy tau ga sih punya hati yang seperti itu. Hati yang mantap, kuat, dan tidak ragu-ragu melangkah. Rindu dengan hatiku itu. 

Kenapa rindu?
Karena setelah beberapa kejadian yang berkaitan dengan proses penyempurnaan separuh agamaku belakang ini, membuat hatiku seperti tergoncang begitu. But, alhamdulilah kusyukuri semuanya. Mungkin Allah sedang menitipkan pesan penting di balik kejadian itu. 

Maka, di hari keempat Ramadhan ini, aku ingin menggapai hati yang yakin dan tawakal untuk urusan jodoh. Sehingga, dengan kekuatan itu, aku lebih optimis dan semangat berjuang untuk taat kepada Allah SWT. Mohon doannya ya. Terima kasih.

Tulisanku Lolos

Stasiun Malang Kota Lama

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

8 Mei 2019
3 Ramadhan 1440

Bismillah.
Hari itu ada teman yang WA aku. Dia adalah salah teman terbaikku yang beberapa waktu lalu mengenalkan aku dengan seseorang yang tujuannya adalah untuk menikah. Sebab beberapa hal, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan ta'aruf dengan ikhwan yang dikenalkan kepadaku. Maka, setelah semua proses disudahi, biasanya aku tidak akan mengungkit-ungkit lagi tentang si ikhwan itu. Semua data dan percakapan tentang ikhwan aku hapus. "Setiap pilihan mempunyai resiko, dan aku akan berusaha menanggung semua resiko itu. Semoga Allah mengampuni dosaku", sugestiku. 

Temanku mengatakan bahwa ada hal yang ingin dia sampaikan namun ia urungkan untuk disampaikan kepadaku. Katanya, "Sekarang aku hanya bisa mengheningkan cipta". Entah mengapa, hatiku merasa ngilu mendengarnnya. Aku merasa itu masih berkaitan dengan penolakanku terhadap ikhwan itu. Aku langsung mengentikan diri bertanya lebih jauh lagi. "Qadarullah", ku jawab begitu saja. 
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)

Lalu, aku pun tertiba berhenti sejenak dari segala aktivitas. Beberapa hari mengiringi bulan Maret-Mei ini, ada hal yang aku mulai sadari. Apa itu? Aku meninggalkan hatiku. Dia sedang kotor, sakit, sempit, dan terhimpit. Namun yang kulakukan adalah malah menguncinya tanpa mau untuk membukannya. Aku terlalu takut untuk kesakitan menengok kembali hati yang kotor dan penuh luka itu. Hingga tanpa sadar, ketika aku harus menentukan pilihan, maka pilihan-pilihan yang kubuat adalah yang tidak menggunakan hatiku sepenuhnya.

Ramadhan adalah bulan iman. Iman adalah tentang hati. Maka, ketika ramadhan tiba, hal prioritas adalah memperbaiki kondisi hati yang menjadi inti jiwa ini. Berangkat dari kesadaran itu, akhirnya aku beranikan diri untuk membuka hatiku dan menyelami setiap luka dan sampah yang ada di dalamnya. Ngilu? Iya. 

Ketika aku melakukan itu, aku menangis sejadi-jadinya. Aku perlihatkan kepada Allah tentang kondisi hatiku yang sebenarnya. Kali itu, aku berusaha jujur dengan emosi yang kurasakan, tanpa perlu aku tutupi. Aku menghalau malu dan malas yang ada. 

Aku menggunakan momentum ramadhan ini untuk kembali memperbaiki kondisi hati, lebih khususnya menatanya. Saat ini sedang morat-marit tersebab perbaikan yang dilakukan. Aku bermohon kepada Allah agar selalu ditolong dalam setiap urusan, terutama masalah hati ini. 

Setelah air mataku mengering, ada kelegaan yang merasuk di dasar kalbu. Alhamdulilah. Maka, aku pun kembali beraktivitas bekerja. Ketika mau berniat untuk bekerja kembali, tiba-tiba ada teman kerja yang memanggil dan berkata, "Tam, tulisanmu lolos!"
 
Alhamdulilah 😀




Syuru' dan Tabungan Haji


"Ya Allah, karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya."
(HR. Muslim)

07 Mei 2019

2 Ramadhan 1440


Bismillah. Masihkah kalian semangat? Hikmah apa yang kalian dapatkan hari ini? Baiklah. Aku akan mencoba berkomitmen untuk menuliskan box of gratitude yang sudah direncanakan. Sudah hari kedua, waktu  cepat berlalu ya! Jangan kasih kendor. Mumpung masih semangat, gunakan energi itu untuk memaksimalkan ibadah.

Rencanannya hari ini aku mau bangun jam 02.00 pagi, kemudian ngopi dan solat lail delapan rakaat sambil bincang sama Allah untuk curhat-curhat. Entah kenapa, aku terbangun jam 03.00. Apakah kemudian aku tetap ngopi? Oh ya jelas. Bangun tidur kuterus ngopi.

Ya, itulah syukurku yang pertama. Alhamdulilah Allah masih membangunkanku dalam keadaan sehat dan semangat untuk beraktivitas. Lalu kesyukuran yang lain adalah sebagai berikut:
1. Allah memberikan pertolongan untukku mandi sebelum sahur. Ya meskipun awalnya takut dingin, namun diterjang aja. Tidak usah dirasa dan dipikir, just do it
2. Allah memberikan taufiknya untuk bisa syuru' tanpa mengantuk(Yeaaa....sumpah ini bikin aku super hepi).
3. Allah memberikan karuaniannya untuk tidak batal wudhu selama syuru' dan juga ibadah buka puasa hingga tarawih.
4. Allah memberikan pertolongannya untuk menabung tabungan haji.
5. Allah menolongku untuk mengerjakan pekerjaan kantor dengan tutas.
6. Allah memberikan karunia untuk nikmat membaca Al Qur'an.
7. Allah menolongku untuk bisa mendengarkan kajian lewat channel youtube dan kemudian mengajarkan doa yang indah.
8. Allah menjauhkanku dari sempit dada dan perbuatan kikir.
9. Allah meringankan hati untuk bersedekah dengan barang terbaik yang dimiliki (Anggur merah)
10. Allah hadirkan seseorang untuk menemani ibadah sore dan malam di Masjid Kalitan.

Tentu masih banyak sekali hal yang belum ditulis. Namun dua hal yang aku senangi adalah syuru' dan tabungan haji. Semoga Allah selalu jaga niat dan Allah kuatkan ikhtiarnya.