Kenapa Blog Ini Ada

Kenapa?

Karena aku yakin kau akan mencariku suatu hari nanti. 

Kau tak akan menghubungiku. 

Karena kita paham, diam dan sunyi itu lebih baik. 


Maka disini, aku ingin menulis kembali. 

Aku ingin terus menulis di sini. 

Aku ingin terus berkabar padamu.


Mungkin tak kau baca saat ini. 

Mungkin akan kau baca lima tahun nanti. 

Tak apa. 

Aku ingin dihatimu selalu ada aku. 

Aku ingin kau selalu mendoakanku.

Diet Hari Pertama

Bulan syawal sudah berakhir. Ini artinya adalah kembali normal. Ramadan syawal adalah bulannya pesta makanan. Tidak ada batas dan tidak ada diet. Semua dilahap.

Hingga kini, aku menelan akibatnya. Orang yang sudah lama tidak melihatku, mengatakan badanku gendut sekali. 

Lalu, aku memberanikan diri untuk menimbang berat badan. Whatt??? Dari 54kg jadi 59kg. Ngeriiiiiiii. 
 
Oke, berikut aku share menu dan kegiatan yang aku lakukan selama program dietku kali ini yes. Dan yang pasti beda dengan dietku yang kulakukan sebelumnya. 
 
Pagi bangun tidur, aku minum perasan jeruk nipis dan air hangat. Minuman ini berfungsi untuk mendetoks racun-racun yang ada di dalam tubuh. Biasanya kalau habis minum ini, auto langsung pergi ke toilet. 
Sebelum berangkat kantor, aku menghabiskan air putih satu liter. Tentu tidak sekali minum. Biasanya dalam durasi satu jam baru habis. 
 
Sarapan
Oh ya, aku bukan tipe orang yang bisa skip sarapan. Pusing klo ga sarapan. So, beginilah menu sarapanku. 
Aku makan nasi merah, tumis daun bayam, dan dua biji kerupuk. Rasanya mak nyus deh.
 
 
Makan segitu juga belum kenyang sebenarnya, so buat tambahan nutrisi aku minum satu botol jus semangka. Semangkanya ga pake gula dan ga pake air. So, murni semangka. Kental dan enak. 

Camilan
Untuk camilan, aku beli milo bar. Kalorinya hanya 130 kal. Aku juga minum satu liter air putih, dan juga infused water jahe. Infused water jahe bagus untuk mengecilkan perut, katanya. 


  
 
Makan Siang
Untuk makan siang, aku makan buah-buahan. Ini ada apel, strawberry, dan anggur. Aku pakai mayonise agar aku lahap makan apelnya. 
 
 
Makan Malam
Godaan yang berhasil dilalui


 

Yang Aku Syukuri Hari Ini


Hari ini aku bersyukur karena Allah telah memudahkanku untuk bangun dan menunaikan solat tahajud dilanjut dengan tilawah Al Qur'an sebelum subuh.

Hari ini aku juga bersyukur karena Allah limpahkan begitu banyak buah-buahan dan sayur-sayuran di rumah. Ada tomat, wortel, kubis, kol, buncis, sawi, seledri, apel, pir, buah naga, anggur, jeruk, dan strawberry.

Hari ini pun aku bersyukur karena Allah tenangkan dan selamatkan aku di perjalanan menuju kantor. Tidak ada halangan apapun.

Alhamdulilah ala kulihal.
Selalu beri petunjuk kepada hamba untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepada hamba dan kedua orang tua hamba, Ya Rabb.

Ketika Aku Jadi Nenek Nanti


Ketika aku jadi nenek nanti, 
Ketika mereka berlibur ke rumahku atau aku berlibur ke rumahnya,
Aku akan mengajaknya berenang.

Kami akan bergembira bersama. 
Tertawa di dalam mobil.
Mencicipi kuliner di sekitar.
Dan bercerita tentang banyak hal.

Akan kubisikkan pada mereka
"Nenek sayang dan bangga pada kalian."

Cinta Paling Besar


Aku berharap cintaku kepada Allah lebih besar daripada cintaku kepada manusia.
Paling besar dan tidak tergantikan.
Tidak hanya untuk saat ini, tapi selamanya. 

Andai Aku Punya Uang 500 Juta


Kalian tau gambar apa yang aku pegang itu?
No, bukan cokelat.
Tapi itu obat salep kulit merknya 88. Sangat ampuh mengatasi masalah jamur dikulit dan juga kutu air. 
Sejak tahun 2020, barang itu jadi barang wajib ada di rakku. Sejak tahun itu, aku mengalami penyakit kulit yang bernama kutu air. Kata orang, kalau udah kena kutu air sekali, nanti bakalan kena lagi.

So, ceritanya kemarin aku kehujanan. 
Karena mengendarai sepede motor, pastilah kakiku basah. Sekarang sudah menjadi kebiasaan, kalau kena air hujan, pasti kutu airnya akan kambuh.

Malam ini, aku kepikiran seuatu. Ikut-ikutan Pak Nappoleon Hill dalam bukunya Think and Grow Rich tentang definite purpose, aku membayangkan, jika aku punya uang 500 juta, akan aku apaan uang tersebut.

Oke. Here you are. 

1. Aku akan beli satu unit city car dengan harga 250jt.
2. Aku akan membeli tanah di timur rumahku dan membangun gedung buat Rumah Baca Matahari dengan alokasi dana 250jt.

Doa dulu. Solawatin dulu. 

Suami Andalan

Aku punya teman. Sebut saja namanya Lana. 

Lana adalah seorang wanita cerdas dan pekerja keras. 

Saat ini, dia di rumah sibuk membesarkan kedua puterinya. 

Suaminya bekerja sebagai staff ahli seorang ternama di negeri ini. 

Dalam hati kecilku, aku kadang ingin seperti dia. Fokus mengurus anak di rumah, tanpa perlu khawatir tentang masalah financial. 


Aku juga punya murid privat. 

Dia adalah anak tunggal. Papanya pengusaha. Mamanya fokus di rumah mengurus anaknya. 

Semua kebutuhan sehari-hari terpenuhi dengan baik. Fasilitas semuanya lengkap. Banyak sedekah dan bisa pergi ke tanah suci berkali-kali.

Dalam hati kecilku, aku kadangg juga ingin seperti mamanya. Fokus mengurus anak di rumah, tanpa perlu khawatir tentang masalah financial. 


Lalu, aku berfikir tentang suami andalan. 

Suami yang ketika di dekatnya aku merasa tenang. 

Suami yang ketika di bersamanya aku merasa baik-baik saja. 

Suami yang ketika ada masalah, dia bertanggung jawab dan berdiri paling depan. 

Suami yang aku bisa percayakan keselamatan dan kesejahteraan hidupku padanya. 


Entah terlalu muluk atau enggak. Tapi semoga. Semoga Allah anugerahkan kepadaku suami andalan itu.

Ketika Iri Melanda, Ha Ha Ha

Kemarin itu, hatiku dilanda iri. 

Aku mengetahui kalau beberapa temen kerjaku dapat proyek secara diam-diam. Sedangkan aku tidak ditawari sama sekali. 

Hiks hiks. Sebel kan. Mereka dapat duit tambahan dan aku ga dapat. 

Seketika aku sadar, kalau kita kan ga boleh gitu lama-lama. Inget kata Allah, kalau tidak seharusnya kita iri dengan nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain. Kalau iri, itu sama dengan kita ga terima dengan keputusan Allah. 

 

Ga mau sesat lama-lama, akhirnya aku ngeyem-ngeyem hati sendiri. 

"Eh Tam, kamu kan ngajar privat udah 5 kali sepekan. Tambahan lagi bulan ini kamu dapat fee dari ngisi workshop. Bersyukurlah duhai Tami."

 

Well, hatiku lumayan lapang.

 

And you know what? Pagi ini, orang tua murid privatku transfer biaya les. Dan mereka melebihkan fee dari yang seharusnya. 

 

Lega. Alhamdulilah.