Secerdas Abu Hurairah

Dalam sebuah kajian tentang Ulumul Qur'an, seorang ibu bertanya kepada Sang Ustadz, "Ustadz, pada masa awal pengumpulan Al Qur'an menjadi mushaf, Abu Hurairah berada di posisi mana ya?"

Pertanyaan yang sangat cerdas, menurut saya. Sang Ibuk sepertinya banyak mengetahui tentang banyaknya hadist yang sudah diriwayatkan oleh Abu Hurairah.


Sang Ustadz menjawab bahwa Abu Hurairah bukanlah orang pada masa itu. Kemudian, Sang Ustadz melanjutkan dengan sedikit kisah tentang Abu Hurairah kepada para jamaah.
"Abu Hurairah yang mempunyai nama asli Abdurahman bin Sakhr adalah orang yang pandai memanfaatkan peluang. Beliau bukanlah orang yang pandai berdagang. Beliau adalah orang miskin. Beliau bukanlah orang yang pandai beperang. Beliau adalah orang yang terlambat masuk Islam. Namun, Abu Hurairah ingin sekali hidupnya bisa bermanfaat untuk agama. Maka, kemudian beliau hijrah dari Yaman menuju Madinah untuk menemui Rasulullah dan mengutarakan maksudnya untuk senantiasa mendampingi kehidupan Rasulullah. Disitu Abu Hurairah mencatat semua perilaku dan perkataan yang dilakukan dan diucapkan oleh Rasulullah. Sehingga, hanya dalam waktu  3 tahun membersamai Rasulullah, beliau sudah meriwatkan lebih dari 5000 hadist."

Ya, memanfaatkan peluang untuk berbuat kebaikan. Mencontoh Abu Hurairah. Bahwa kita tidak akan pernah sama dengan orang lain. Setiap orang mempunyai kelebihan dan peluangnya masing masing. Tidak usah ingin menjadi sepertia dia atau mereka. Cukuplah kenali dirimu dan temukan cara bagaimana kamu berbuat banyak kebaikan dengan apa yang sudah diberikan kepadamu. Bersemangatlah untuk mencari celah-celah kebaikan agar tercatat sebagai seorang insan yang ihsan di hadapaNya. 


Solo, 8 Juni 2017