Obat Hati


Ibrahim Al Khawwash rahimahullah berkata:
"Penawar hati itu ada lima: membaca Al Quran dengan perenungan, kosongnya perut (puasa), qiyamul lail (shalat malam), berdoa di waktu sahar, dan duduk bersama orang-orang shalih"

Star Trek Beyond: Sikap Pemimpin yang Disuka

Bismillah.
Darah saya masih hangat. Otot tubuh masih berjingkat-jingkat.
Otak saya encer. Hati saya hidup. 
Yes, I'm back. I'm alive.

Owh owh. Ini apaan sih Tam? 

Hehe. Yes. Saya lagi mengungkapkan rasa yang saya rasakan setelah menonton film Star Trek Beyond. 
Saya langsung kesemsem sama aura kepemimpinan si para pemimpin di pesawat luar angkasa Enterpise yang sedang dijalankan. Spontan saya bilang "Aaaaaaaa....saya suka karakter orang kayak gitu".

Ya..emang saya sih jarang ketemu orang baru. Yang saya temui sehari-hari cuma itu itu aja. Dan saya jarang cari hiburan. Puncaknya adalah pagi ini. Saya sudah benar-benar bosan. Otak saya membeku. Saya butuh cuci mata untuk menyegarkan fikiran. Ke mall ga mungkin kan. Pergi ke kebun binatang apalagi. Lha wong saya lagi di ruangan kantor! Kwkwkwkw.

Akhirnya saya memutuskan untuk nonton film aja. Lha kerjaan gimana? 
Hem, kesehatan mental lebih utama bukan? So, just let have fun for a minute.

Bukan a minute ternyata, karena durasi film Star Trek Beyond ini adalah 2 jam 12 menit. 
Film ini berkisah tentang sebuah misi penyelamatan federasi planet dari serangan tim jahat. Si penyerang yang dipimpin oleh Krall ingin menghancurkan federasi planet yang dihuni oleh Kapten Kirk dan kawan-kawan. Kalian tau apa itu federasi? Federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan dimana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan. Krall tidak percaya akan persatuan. Namun, Letnan Uhura (salah satu pemimpin di federasi planet itu) percaya bahwa ada kekuatan dalam persatuan (There is a strength in unity). Wuiiiiisssssh....saya langsung terpesona dengan kalimat Uhura. Seperti ada angin segar yang menyapa saya. Kwkwkwkw.

Kisah menegangkan adalah ketika berada dalam perjalanan di luar angkasa itu. Dalam situasi perang dengan pihak antagonis, sikap-sikap kepemimpinan itu terlihat dan membuat pipi saya merah merah sambil dan menutup wajah dengan tangan sambil berucap "Ya Allah, pengen punya laki yang kayak gitu", hehehe. 

Baiklah. Mari kembali kepada intinya ya. Kwkwkwkw. Apa aja sih sikap kepemimpinan yang membuat mata saya berbinar-binar ketika melihat film Star Trek Beyond? Ikuti ulasanya.
1. Pemimpin itu mempunyai cara berfikir bijaksana.
Pemimpin memperhatikan setiap kejadian masa lalu dan setiap detail kondisi anggotanya. You can look back and see where you missed the mark and where you succeeded. Kebijaksanaan itu muncul karena adanya pengalaman dan pengetahuan untuk bertindak menghadapi sesuatu. 

2. Pemimpin itu mendorong untuk maju
Ya, setiap orang pasti punya keragu-raguan. Begitu pula dengan Kapten Kirk. Kapten Kirk juga galau. Dia ragu apakah dia bisa memimpin. Dia galau apakah dia bisa membuat suatu perubahan atau tidak. Yes, every single leader has doubts. Namun, pemimpin hebat itu tidak hanya berdiam di ruang rasa itu. Pemimpin itu bergerak dan mendorong timnya untuk maju ke arah depan.

3. Pemimpin itu membantu mereka yang membutuhkan
Aaaaa, ini yang paling touching. Berulang kali, ketika proses penyelamatan, Kapten Kirk selalu berada di belakang. Dalam keadaan yang sudah genting, dia menyuruh semunya crew nya untuk menyelamatkan diri. Dia yang terakhir. Di saat pesawat sudah mau hancur lebur, dia baru menyelamatkan dirinya.
Ya begitulah seorang pemimpin. Dia berani berkorban. Dia mementingkan keselamatan anak buahnya terlebih dahulu. Dia singkirkan kepentingan pribadinya. 

4. Pemimpin itu harus punya banyak stok kata-kata mutiara
Ya yang namanya pemimpin, pasti banyak orang yang datang untuk bercerita atau meminta pendapat. Pasti meminta solusi bukan. Atau paling ga yang dinanti dari seorang pemimpin adalah kalimat bijaknya yang tak disangka-sangka. Seperti ada satu quote dari Kapten Kirk berikut ini, "There is no such thing as the unknown, only things temporarily hidden. temporarily not understood."
Yup, selama ini kita berfikir bahkwa banyak hal yang tidak kita ketahui. Namun sebenanrnya bukan itu. Yang tepat adalah bahwa saat ini kita belum mengetahuinya saja. Pada suatu saat, dengan upaya tentunya, hal-hal yang tersembunyi itu akan kita temukan dan kita akan tahu pada akhirnya.

5. Pemimpin itu adalah motivator
Saat itu Dr. Spock lagi kesakitan. Perutnya tertusuk benda tajam. Sekarat. Namun situasi membutuhkan dia untuk berperan. Mengingat tim mereka masih tertawan, tinggal beberapa orang saja yang tersisa. Saat itu, Kapten Kirk duduk disamping Dr. Spock. Dia bertanya, "Apa yang sering kita lakukan ketika situasi begini?". Dr. Spock menjawab "Orang miskin tak punya obat lain selain harapan". Dan kemudian Kapten Kirk meyakinkan, "Yes. We will do what we have always done. Find hope in impossible". 

Pokoknya, kalian mesti nonton nih film. Hehe.
Recomended banget.
9/10.

Semoga bermanfaat ulasan ini ya.
Paling enggak buat saya pribadi. Bahwa hari ini saya mempunyai gambaran tentang sosok orang yang saya suka yang membuat mata berbinar-binar. Tsaaaaah. Hehehe.

Sekian.

NHW #4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah





Bismillah.

Puji syukur Alhamdulilah sudah sampai NHW #4 yang berarti sudah 4 pekan saya tergabung dalam kuliah Matrikulasi Institut Ibu Profesional (MIIP) ini. Jujur, mulai NHW #3 saya sudah agak menggigil. Otaknya sudah muter-muter. Hatinya sudah kembang kempis.

Begitu amat sih? Ya iya. Taukah kalian NHW #3 itu apa? Menulis surat cinta euy. Bagi saya yang masih single, surat cintanya judulnya “UNTUKMU CALON IMAMKU”.

Saya grogi dan speechless. Mengapa demikian? Karena saya belum menemukan definisi tentang diri saya sendiri. Masih berantakan apa yang ada di dalam diri. Alhamdulilah terdampar di kuliah ini. Jadi bisa membantu untuk membangun dan menata kembali.

Yeah, saya berniat untuk memperbaiki NHW #3. Saya meski banyak membaca referensi tentang ilmu mengenali diri sendiri dan ilmu masa depan. Sehingga dengan begitu, saya bisa menulis surat cinta yang bisa menyentuh hatinya (nya siapa? ya si mas calon...euy euy euy).

Mukadimah yang lumayan berliku yak? Haha. Maafkeun.

Baiklah, marilah mulai mengerjakan NHW #4 ini.

A. Mari kita melihat kembali NHW #1. Apakah sampai hari ini Anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan (UK) ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, Anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasi?
Well, membaca pertanyaan ini, saya langsung menutup wajah dengan kedua tangan dan berucap “Aww...”. Bukan salah jurusan sih, namun sepertinya saya kemarin baru masuk ke Fakultasnya saja. Jurusan Ilmu Kesungguhan adalah yang saya pilih. Dan ketika melihat arah Universitas Kehidupan ini yang saya terawang dari majelis MIIP, saya tidak akan merubah pilihan ilmu tersebut. Saya hanya akan mengganti tingkatanya. Bukan juursan, namun menjadi fakultas. Jadi, Fakultas Ilmu Kesungguhan (FIK) di Universitas Kehidupan (UK). Lha jurusannya? Nanti akan saya jabarkan di pertanyaan point selanjutnya, insyaAllah.

B. Mari kita lihat NHW #2. Sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri Anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri Anda.
Karena saya belum menjadi Ibu dan Istri, maka chekclist yang saya perhatikan adalah checklist individu. 60% sudah saya lakukan, namun kurang tenaganya dan kesungguhanya. Belum maksimal. InsyaAllah akan saya perbaiki. Saya akan berlatih lebih keras lagi.
Dan ketika melihat beberapa contoh NHW #2 dari rekan-rekan yang lain, ternyata apa yang saya buat belum maksimal juga, dan jauh dari standar yang ditugaskan (menggunakan SMART). Terus mau kamu perbaiki juga? Iya insyaAllah. Hehe. Semoga tidak jadi wacana. 

C. Baca dan renungkan kembali NHW #3. Apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan dikuasi, sehingga peran hidup Anda akan makin terlihat.
Karena saya adalah seorang Muslim, maka Al Qur’an adalah pedoman langkah-langkah ini. Di sana Allah bisikkan kepada hambaNya bahwa misi penciptaan manusia adalah untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada aturan-aturanNya. Salah satu aturan tersebut adalah bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya?
Hanya beribadah? Woooooo...jangan salah Bray. Ibadah itu gak hanya solat, puasa, sedekah. Kalau cuma sekedar itu, Rasulullah cukup hanya diberikan tugas 5 tahun untuk mengajarkan solat, puasa, dan sedekah kepada umatnya. Namun, tugas Rasulullah yang terberat bukan itu. Tugas Rasulullah yang terberat adalah memperbaiki hati umat. Hati yang bersih, bening, dan hati yang didominasi oleh Allah didalamnya. Karena hati yang bersih dan bening akan melahirkan akhlak yang baik. Begitulah.
Nyrocoooos sampai kemana saya? Hehehe. Ambil tisu dulu yak. Sudah agak berkeringat nih. Hihihi.
Nah, balik lagi ke pusaran awal yak. Yakni beribadah (red: taat) kepadaNya. Bahwa (insyaAllah) saya menyadari sepenuh hati bahwa tugas saya diciptakan adalah untuk taat kepada Allah (Cliiiing...langsung muncul Jurusan Ilmu Kesungguhan dalam Ketaatan). Turunan ketaatan ini banyak sekali yang disebutkan dalam Al Qur’an. Salah satunya adalah menyebarkan kebaikan (Q.S Al Imran: 104).
Mata saya berbinar-binar ketika saya bisa meringankan beban orang lain (Kasih pinjaman uang, nyarikan lowongan pekerjaan, mengantarkan kemana gitu, menghandle acara, dll). Saya merasa bahagia ketika ada orang lain yang memanggil saya, curhat kepada saya, dan meminta pendapat saya (ya meskipun di banyak kasus saya tak bisa memberikan solusi...hihihi). Hati saya binggah ketika saya bisa menjadi jalan kepada seseorang memahami suatu hal.
Maka dari situ, peran yang saya pilih adalah saya ingin menjadi jembatan kebaikan kepada orang lain (dimulai dari lingkungan keluarga kemudian meluas ke masyarakat). Melalui apa bidangnya? Baiklah. Disini saya perlu brainstoarming lagi yak. Bersabar dengan ocehan random saya yak...hehehe.
Saya pernah menjadi relawan mengajar. Saya pernah mengajar anak PAUD sampai dengan mengajar lansia. Seneng ketika mereka bisa melakukan apa yang sebelumnya belum mereka bisa. Saya pernah berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang butuh. Saya pernah berjualan baju dan makanan. Ada dua perasaan senang, yakni senang karena bisa menjadi jalan pemenuhan kebutuhan orang lain, dan yang kedua karena dapat untung. Hahaha. Saya pernah bekerja di dunia penulisan. Senang ketika tulisan saya memberikan manfaat untuk orang lain.
Hmmm, mengajar (pendidik), berbisnis (pengusaha), dan menulis (penulis). Sedikit mengerucut. Ya, mungkin itu yang akan menjadi bidang saya kedepan.

D. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
1. Bunda Sayang
Sesuatu dengan tuntunan di tahapan Bunda Sayang, ilmu-ilmu yang diperlukan adalah ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.

Well, baiklah. Saya adalah seorang perempuan. Dalam budaya jawa, perempuan itu mempunyai tiga sebutan, wadon, wanito, dan estri. Wadon berasal dari bahasa kawi, wadu yang artinya kawula atau abdi. Maksudnya, perempuan itu memang sudah kodratnya menjadi pelayan suami (Dan dalam pandangan Islam, surganya perempuan ya ridhonya suami bukan?). Yang kedua, perempuan juga disebut wanito, yang artinya wani ditoto dan wani noto. Wani ditoto atau berani ditata maksudnya perempuan itu kelak akan menjadi istri yang harus mau diatur. Mau diatur bukan berarti sebagai babu/pembantu, tapi diatur sebagai istri yang bertanggung jawab terhadap peran-perannya, yang tidak lupa kewajibanya apa pun kesibukanya. Wanito juga artinya wani noto atau berani menata. Maksudnya, kalau menjadi seorang ibu, maka kita harus bertanggung jawab menata atau mendidik anak-anak kita kelak. Tentu tidak sendiri, namun bersama suami. Dan yang ketiga adalah estri. Estri berasal dari bahasa kawi yang artinya panjurung atau pendorong. Maksudnya, sehebat apapun seorang lelaki, di belakang pasti ada peran istri yang mendukungnya.

Biidznillah, InsyaAllah saya akan menjadi seorang Ibu. Tanggung jawab saya adalah menata atau mendidik anak sesuai dengan pedoman yang saya yakini. Maka, dalam tahapan Bunda Sayang ini saya akan bersungguh-sungguh mempelajari  ilmu terkait pendidikan anak (mendidik, pendidik). Turunan ilmu pendidikan anak yang urgent saya harus pelajari antara lain adalah ilmu akidah (bahwa yang pertama adalah menanamkan kepada anak Iman kepada penciptaNya), dan ilmu adab (bahwa saya harus banyak membaca tentang kehidupan orang terdahulu dan melatih diri saya untuk beradab yang baik).

2. Bunda Cekatan
Di tahapan Bunda Cekatan, ilmu-ilmu yang akan dipelajari adalah berkaitan dengan ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

InsyaAllah saya akan menjadi seorang istri. Saya pernah mendengar kata-kata seperti ini “Kehidupan rumah tangga itu ibarat perahu. Komunikasi adalah dayungnya”. Maka, saya akan mempelajari ilmu komunikasi. Saya melihat bahwa tugas seorang ibu itu masyaAllah banyak banget. Maka, saya akan belajar ilmu management waktu. Saya banyak dinasehati bahwa berumah tangga itu banyak hal yang membuat kita marah dan tidak waras. Maka dari itu, saya akan belajar ilmu pengendalian diri.

3. Bunda Produktif
Pada tahapan Bunda Produktif, ilmu-ilmu yang akan dipelajari adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan peningkatan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga seorang ibu bisa produktif dengan bahagia tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.

Misi saya yang sudah saya sebutkan adalah menjadi jembatan bagi kebaikan untuk orang lain. Nah, ini ranahnya sudah keluar ke masyarakat sepertinya. Maka, saya akan mempelajari ilmu yang berkaitan dengan mengajar, bisnis dan menulis. Saya akan menulis pengalaman-pengalaman saya di blog saya. Saya akan juga berbisnis (selama ini saya tertarik dengan makanan dan pakaian). Saya juga akan mengajar mengedukasi masyarakat di sekitar saya. Maka, ilmu yang saya perlukan adalah ilmu tentang bisnis, ilmu mengajar  dan ilmu tentang menulis (hehe, ilmu yang amat luas, insyaAllah kapan-kapan akan diturunkan lebih spesifik).

4. Bunda Shaleha
Bunda Shaleha adalah tahapan dimana ilmu-ilmu yang dipelajari adalah yang berkaitan dengan peningkatan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat sehingga keberadaanya bermanfaat bagi banyak orang.

Pada tahapan ini, saya harus go public. Saya akan berkontribusi sesuai dengan kapasitas saya. Saya mempunyai skill dan pengetahuan tentang mengajar, bisnis, dan menulis, maka saya akan berkontribusi yang berkaitan dengan hal itu. Dan saya rasa, ketika saya ingin membuat orang lain bergerak ke arah yang baik, maka ilmu yang saya butuhkan adalah ilmu mempengaruhi orang (ilmu leadership). Hehehe.

e. Tetapkan milestone untuk memandu setiap perjalanan Anda melaksanakan misi hidup.
Saya akan menetapkan milestone saya selama 1 tahun. Sekarang tahun 2018. Maka saya akan menetapkan milestone saya selama satu tahun.

 
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW #2. Apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Alhamdulilah belum spesifik. Kemarin hanya membaca buku saja, dan tidak dijabarkan. InsyaAllah akan segera diperbaiki.


g. Man Jadda Wa Jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. 


Sumber Bacaan:
-       1. Fissilmi Hamida, Novel Canting, Cirebon, 2018.
-   2.  Muhammad bin Abdul bin Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad, Kitab Al Uslul At Tsalasah (3 landasan dinul Islam)
-     3.  Mohammad Fauzil Adhim, Segenggam Iman Anak Kita, Yogyakarta, 2013.

Menjadi Seorang yang Solutif

Bismillah.

Sudah menjadi kebiasaan di sebuah kota besar ketika jam pulang kantor jalan itu macet. Meskipun Solo bukanlah kota yang lumayan besar, karena ada pekerjaan pembangunan fly over di dekat stadion Manahan, maka Jl. Slamet Riyadi pun menjadi jalan utama para pengendara. Titik macet terberat adalah di sekitaran Stasiun Purwosari.

Sore itu saya terjebak macet. Alhamdulilah saya mengendarai motor, jadi bisa nyelap nyelip kesana kemari. Saya mengambil jalan tikus, gang kecil begitu. Dan ndilalah, banyak orang yang berfikiran sama seperti saya. Bahkan pengendara mobil pun banyak yang melewati jalan itu. Padahal jalan tersebut tidak bisa untuk simpangan mobil. Dan yang terjadi adalah apa? Ya, benar sekali. Macet juga di jalan tersebut.

Para pengendara mobil tidak bisa bergerak sedikitpun. Karena pada satu titik ada mobil yang saling berhadapan, dan tadi sudah saya sebutkan bahwa jalan tersebut tidak bisa untuk simpangan. 

Saya pun juga akhirnya terjebak tidak bisa bergerak. Di tengah keramaian dan suasana ingin segera pulang, saya melihat ada seorang lelaki keluar dari mobilnya. Terlihat wajahnya sedikit marah. Ya, mungkin karena macet. Kemudian, dia berjalan maju dan menghampiri mobil yang arahnya berlawanan, dan disitulah letak awal macet total. Bapak tersebut kemudian berbicara kepada pengemudi mobil. Sepertinya menawarkan agar mobil tersebut berjalan mundur agar rantai macetnya berakhir. 

Dan yeay, si bapak kemudian mengatur mobil agar berjalan mundur, dan sedikit demi sedikit jalan mulai terbuka. 

Saya kagum dengan sikap bapak tadi. Solutif. Tidak diam melihat masalah terjadi. Bangkit dan bergerak. Berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya. Tidak hanya diam menggerutu. Menyelesaikan masalah dengan cara baik. Dimulai dengan membaca situasi, dan tidak serta merta terjun tanpa tau terlebih dahulu apa yang terjadi. 

Saya salut. 

Saya ingin suatu saat mempunyai jiwa dan karakter seperti itu. Menjadi pribadi solutif yang bermartabat dan bermanfaat untuk umat. Entah akan bermanfaat seperti apa, saya juga masih sedang mencarinya. Seperti yang Rasulullah sampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain.

24 Agustus 2018
12 Dzhulhijjah 1439

15 Sebab Orang yang Beruntung


via Pinterest
Bismillah.

Beberapa waktu yang lalu, saya update status WA. Saya jarang update status. Jadi sekalinya update status WA jadi merasa spesial. Ya meskipun tidak ada yang like (Haha...kan tak matiin auto-like nya).

Saya update status dengan gambar saya dan sabahat saya, Mariana. Seperti ini captionya:
"Dear Mariana, selamat berjuang menjemput takdir-takdir terbaikNya."

Hari itu, 15 Agustus 2018 (3 Dzhulhijjah 1439), dia memang sedang akan menjalani peristiwa penting dalam hidupnya. Untuk itulah saya memberikan support dengan update status yang berkaitan dengan dia. Semoga menguatkan dan memberikan keoptimisan. Harapanya begitu. Semoga Allah berikan taufik. Sehingga keinginan saya dan ridho Allah bisa bertemu.

Namun, sebenernya, kata-kata itu juga saya tujukan untuk diri saya sendiri (Dear Me). Hari itu saya juga lagi butuh motivasi. Saya lagi sedikit down. Alhamdulilah, dengan mengatakan seperti itu, entah kenapa saya menjadi semangat untuk berjuang menjemput takdir-takdir Allah. Yah, bahwa takdir baik itu harus dijemput. No pain no gain. Ada sebab ada akibat.

Berkaitan dengan takdir terbaik, entah kenapa saya langsung mengkaitkanya dengan orang yang beruntung. Cling aja begitu di otak. Orang yang bertakdir baik adalah mereka yang beruntung. Apa sih yang beruntung itu? Well. Dalam KBBI online, "beruntung" dapat berarti:
1. Berlaba; mendapat laba
2. Bernasib baik; mujur; bahagia
3. Berhasil; tidak gagal
Kalau kata "beruntung" berawal dari kata "untung" yang artinya adalah sebagai berikut:
1. Sesuatu (keadaan) yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Mahakuasa bagi perjalanan hidup seseorang; nasib
2. Mujur; bahagia
3. Guna; manfaat, faedah

Ya begitulah kira kira. Yang kemudian saya artikan sebagai suatu keadaan baik, mujur, dan bahagia yang tidak lain pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi, keadaan beruntung atau nasib baik ini perpaduan antara usaha manusia dan pemberian Allah. Lalu bagaimana agar kita menjadi orang yang senantiasa beruntung?

Nah, kemudian saya ingat kalau di Al Qur'an banyak sekali ditemui kata "beruntung". Berikut adalah beberapa daftar ayatnya ya.
1. Surat Al Hajj (22) ayat 77
"Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu! Dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung"
2. Surat Al Mu'minun (23) ayat 1-9
"Sungguh beruntung orang yang beriman". (1).
Orang yang beriman adalah:
"Orang yang khusyuk dalam solatnya" (2)
"Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna" (3)
"Orang yang menunaikan zakat" (4)
"Orang yang memelihara kemaluanya" (5)
"Orang yang memelihara amanah dan janjinya" (8)
"Orang yang memelihara solatnya" (9)
3. Surat Al Baqarah (2) ayat 1-5
Orang yang beruntung (5) adalah:
"Orang yang bertakwa" (2)
"Orang yang beriman kepada yang ghaib" (3)
"Orang yang melaksanakan sholat" (3)
"Orang yang menginfakkan sebagian rejeki yang kami berikan kepada mereka" (3)
"Orang yang beriman kepada Al Qur'an" (4)
"Orang yang yakin adanya akhirat" (4)
4. Surat Al Baqarah (2) ayat 189
"...Bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung"
5. Surat Ali 'Imran (3) ayat 104
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung"
6. Surat Ali 'imran (3) ayat 200
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu. Dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung"
7. Surat Ali 'Imran (3) ayat 130
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung"
8. Surat Al Maidah (5) ayat 35
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepadaNya dan berjihadlah (berjuanglah) di jalanNya agar kamu beruntung"
9. Surat Al Maidah (5) ayat 90
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung"
10. Surat Al Maidah (5) ayat 100
"...Maka bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung"
11. Surat Al A'raf (7) ayat 8
"...Maka, barangsiapa berat timbangan kebaikanya, maka itulah orang-orang yang beruntung"
12. Surat Al A'raf (7) ayat 69
"... Maka, ingatlah nikmat Allah agar kamu beruntung"
13. Surat Al Anfal (8) ayat 45
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan musuh, maka berteguh hatilah dan sebutlah nama Allah banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntung"
14. Surat At Taubah (9) ayat 88
"...mereka berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung"
15. Surat Yunus (10) ayat 17
"Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Sesungguhnya orang-orang yang berbuat dosa itu tidak akan beruntung"
16. Surat Yunus (10) ayat 69
"Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung"
17. Surat Yusuf (12) ayat 23\
"... Sesungguhnya orang zalim itu tidak beruntung"
18. Surat An-Nahl (16) ayat 116
"... Sesungguhnya orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung"
19. Surat An-Nur (24) ayat 2
" ... Dan bertobatlah kepada Allah agar kamu beruntung"
20. Surat Ar Rum (20) ayat 38
"Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung."
21.  Surat Al Mujadilah (58) ayat 22
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."
22. Surat At-Taghabun (64)  ayat 16
" Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
23. Surat Al A'la (87) ayat14
"Sunguh beruntung orang yang menyucikan diri"
24. Surat Asy-Syams (91) ayat 9
 "Sungguh beruntung beruntung orang yang menyucikan jiwa"

Alhamdulilah, banyak sekali ternyata kata "beruntung" di dalam Al Quran. Itu pun yang saya tulis belum semuanya. Hehe. Well, dari situ, saya akan mencoba membuat kesimpulan bahwa orang yang dijanjikan beruntung oleh Allah adalah orang yang sebagai berikut:
1. Orang yang beriman (Mengimani Al Qur'an, akhirat, mengimani yang ghaib, dan mengimani pertemuan dengan Allah)
2. Orang yang berbuat kebaikan
3. Orang yang khusyuk dalam sholatnya
4. Orang yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna
5. Orang yang menunaikan zakat
6. Orang yang memelihara kemaluanya
7. Orang yang memelihara amanah dan janjinya
8. Orang yang memelihara sholatnya
9. Orang yang bertakwa
10. Orang yang menyeru kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar
11. Orang yang senantiasa membersihkan diri
12. Orang yang senantiasa mendekat kepada Allah
13. Orang yang menjadi golongannya Allah
14. Orang yang menjauhi riba
15. Orang yang memberikan hak orang fakir, miskin, kerabat, dan musafir

Subhanaka allahumma wabihamdika asyahadualla illaha illa anta astaghfiruka wa atubuilaih.
Maha suci Engkau ya Allah dan dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunanMu, dan aku bertubat kepadaMu.


Solo, 21 Agustus 2018
9 Dhulhijjah 1439

Bertahan

Kamu : Apa kabar?
Aku    : Alhamdulilah.
Kamu : Sibuk apa sekarang?
Aku    : Maksud pertanyaanmu?
Kamu : Ya sibuk apa sekarang?
Aku    : Pekerjaan maksudmu?
Kamu : Iya.
Aku    : Bertahan.
Kamu : Maksudnya?
Aku    : Ya bertahan agar tidak jatuh lagi. Selama ini aku belum bisa berlari. Jadi kalau kamu menanyakan apa prestasiku, aku tidak mencetak apapun. Aku sibuk menambal luka sana sini. Yang terpenting, aku bertahan dan tidak jatuh, itu sudah bersyukur.
Kamu : Selama itu kah?
Aku   : Iya.

[NHW 2] Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan


"Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, 
tidak ada hukum terbalik"
-Dodik Mariyanto-
Bismillahirahmanirahim.
Assalamua'alaikum wr. wb.
Alhamdulilah saya sudah memasuki NHW sesi kedua tentang Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga. Pas saya buka kiriman materi tersebut di google classroom, saya langsung amazed dengan quote yang menyertainya. Ya, quote dari bapak Dodik Mariyanto, suami Ibu Septi (foundernya IIP). Tentang kesungguhan. Pas banget sama jurusan yang ingin saya tekuni di Institute Ibu Profesional ini yang saya utarakan beberapa waktu lalu di NHW sesi pertama. Hihihi, diri ini jadi merasa berjodoh begitu.

Alhamdulilah. Setelah melalui jalan yang berliku dan mengalami proses jatuh bangun berkali-kali, sampai saat ini saya masih berstatus single. (Welah, malah curhat...hihihi). Saya belum bersuami dan belum mempunyai anak. Mengikuti IIP ini saya jadikan ajang meningkatkan khusnudhon kepadaNya, ajang memantaskan diri, dan ajang mengikuti nasihat salah satu orang saleh yang bernama Al Hafidz Al Aini dalam kitab Sahih Bukhari "ilmu adalah syarat sah ucapan dan perbuatan. Ucapan dan perbuatan tidak akan dinilai kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itu, ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Karena ilmu yang akan men-sahkan niat, dan niat adalah yang men-sahkan amal"

Dan, tugas apakah yang ada di NHW 2 ini?
Taraaaaa...ini dia. Tugasnya adalah membuat checklist indikator profesionalisme seorang perempuan sebagai individu, istri, dan ibu.

Untuk keterangan apa itu profesionalisme ala IIP, kalian bisa mencari dari berbagai sumber ya. It's googleable kok. Banyak senior yang sudah menuliskanya.

Nah, berhubung saya belum berada pada peran istri dan ibu, maka saya akan menggunakan kata seandainya. Seandainya saya jadi seorang istri, saya nanti akan bla bla bla. Seandainya saya menjadi seorang ibu, saya nanti akan bla bla bla.

1. Indikator Profesionalisme Seorang Individu
 Dalam profesionalisme sebagai seorang individu, maka saya akan memandangnya sebagai profesional dihadapan Sang Pencipta. Kesungguhan dalam menjadikan diri saya seorang hambaNya. Nah, kesungguhan tersebut saya coba akan ukur dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
No

Nama Kegiatan

Waktu

Keterangan
Tercapai
Tidak Tercapai
1
Solat awal waktu
Setiap hari


2
Solat sunnah ba'diyah dhuhur
2rakaat/hari


3
Solat sunnah bad'diyah maghrib
2rkaat/hari


4
Solat sunnah ba'diyah isya
2rakaat/hari


5
Solat sunnah qabliyah subuh
2rakaat/hari


6
Solat witir
2rakaat/hari


7
Solat dhuha
4rakaat/hari


8
Solat tahajud
4rakaat/hari


9
Puasa senin kamis
2x/pekan


10
Sedekah uang
Min 2x/pekan


11
Membaca Al Quran
1juz/hari


12
Membaca arti Al Quran
Min 2lb/hari


13
Hafalan
1ayat/hari


14
Dzikir pagi petang
2x/hari


15
Dzikir
Setiap waktu


    16
Senam/Olahraga
20min/3x/pekan


    17
Maskeran wajah
1x/pekan



2. Indikator Profesionalisme Seorang Istri
Well, sampai pada bagian kedua ini, saya akan mulai kata “seandainya”.  Well, saya ingin menjadi istri terbaik untuk suami saya kelak. Istri yang menyejukkan pandangan mata dan menyenangkan hatinya. Nah, indikator keberhasilanya menurut versi saya adalah sebagai berikut:

No
Nama Kegiatan
Detail
Keterangan
Tercapai
Tidak Tercapai
1
Mampu menempatkan diri dalam situasi
Setiap tahajud berdoa untuk hari tersebut mampu melakukanya


2
Berwajah teduh dan tenang
Setiap tahajud berdoa untuk hari tersebut mampu melakukanya


3
Berwajah cantik dan awet muda
Doa di awal subuh, sambil minum air putih, olahraga rutin


4
Berwajah bersih dan sehat
Tiap dua bulan sekali ke dokter kecantikan


5
Berkata-kata sopan
Selalu doa minta petunjuk untuk berkata-kata baik


6
Diam ketika suami marah
Doa minta petunjuk


7
Berbusana menarik ketika bersamanya
Selalu tanya kesukaan suami, sering google baju bagus


8
Membuat juz setiap hari untuknya
Jus buah mix sayur


9
Memasak makanan kesukaanya
Usahakan tiap hari masak, tidak jajan


10
Olahraga bareng tiap pagi
1x/pekan


11
Meminta maaf ketika melakukan kesalahan (Usahakan masalah selesai dalam sehari)



12
Candle light dinner
1x/bulan


13
Berfikiran positive, tidak mudah baper
Latih terus untuk tidak baper


14
Meminta ijin selalu kepada suami
Untuk hal terkecil sekalipun


15
Nurut ketika suami memerintah
Selama perintahnya itu baik




3. Indikator Profesinalisme Seorang Ibu


Hehe, menulis opsi 2 dan 3 agak berat, karena memakai kata seandainya. Sesuatu yang belum saya alami. Baiklah, bismillah. 


No
Nama Kegiatan
Detail
Keterangan
Tercapai
Tidak Tercapai
1
Aktif membeli buku dan membacakan cerita
Sebulan sekali ke toko buku


2
Membiasakan diri doa sebelum tidur
Setiap waktu


3
Membiasakan diri doa  setelah bangun tidur
Setiap waktu


4
Membiasakan diri doa sebelum makan
Setiap waktu


5
Membiasakan diri doa setelah selesai makan
Setiap waktu


6
Membiasakan diri mengucap basmallah ketika mau melakukan aktivitas
Setiap waktu


7
Membiasakan doa sebelum masuk kamar mandi
Setiap waktu


8
Membiasakan doa setelah masuk kamar mandi
Setiap waktu


9
Membiasakan doa ketika menguap
Setiap waktu


10
Membiasakan doa ketika ada orang bersin
Setiap waktu


11
Membiasakan doa ketika bercermin
Setiap waktu


12
Membiasakan doa sebelum membaca buku
Setiap waktu


13
Memberikan apreasiasi kepada anak
Setiap waktu


14
Diam ketika anak bikin ulah yang memicu marah
Setiap waktu


15
Memberikan makanan bergizi pada anak
Setiap waktu


16
Membelikan mainan edukatif
Seperlunya. Minimal 1 bulan sekali


17
Menyediakan pakaian yang pantas
Pinter pinter nabung


18
Membiasakan diri mendoakan orang yang ditemui di jalan
Untuk melatih kepekaan sosial pada anak


19
Membiasakan diri pergi ke masjid
Agar anak terikat hatinya ke masjid


20
Mengidentifikasi kebutuhan dan minat anak
Baca buku untuk tau lebih mendama ttg anak


21
Membiasakan diri bersilaturahim
1x/bulan