Menjadi Seorang yang Solutif

Bismillah.

Sudah menjadi kebiasaan di sebuah kota besar ketika jam pulang kantor jalan itu macet. Meskipun Solo bukanlah kota yang lumayan besar, karena ada pekerjaan pembangunan fly over di dekat stadion Manahan, maka Jl. Slamet Riyadi pun menjadi jalan utama para pengendara. Titik macet terberat adalah di sekitaran Stasiun Purwosari.

Sore itu saya terjebak macet. Alhamdulilah saya mengendarai motor, jadi bisa nyelap nyelip kesana kemari. Saya mengambil jalan tikus, gang kecil begitu. Dan ndilalah, banyak orang yang berfikiran sama seperti saya. Bahkan pengendara mobil pun banyak yang melewati jalan itu. Padahal jalan tersebut tidak bisa untuk simpangan mobil. Dan yang terjadi adalah apa? Ya, benar sekali. Macet juga di jalan tersebut.

Para pengendara mobil tidak bisa bergerak sedikitpun. Karena pada satu titik ada mobil yang saling berhadapan, dan tadi sudah saya sebutkan bahwa jalan tersebut tidak bisa untuk simpangan. 

Saya pun juga akhirnya terjebak tidak bisa bergerak. Di tengah keramaian dan suasana ingin segera pulang, saya melihat ada seorang lelaki keluar dari mobilnya. Terlihat wajahnya sedikit marah. Ya, mungkin karena macet. Kemudian, dia berjalan maju dan menghampiri mobil yang arahnya berlawanan, dan disitulah letak awal macet total. Bapak tersebut kemudian berbicara kepada pengemudi mobil. Sepertinya menawarkan agar mobil tersebut berjalan mundur agar rantai macetnya berakhir. 

Dan yeay, si bapak kemudian mengatur mobil agar berjalan mundur, dan sedikit demi sedikit jalan mulai terbuka. 

Saya kagum dengan sikap bapak tadi. Solutif. Tidak diam melihat masalah terjadi. Bangkit dan bergerak. Berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya. Tidak hanya diam menggerutu. Menyelesaikan masalah dengan cara baik. Dimulai dengan membaca situasi, dan tidak serta merta terjun tanpa tau terlebih dahulu apa yang terjadi. 

Saya salut. 

Saya ingin suatu saat mempunyai jiwa dan karakter seperti itu. Menjadi pribadi solutif yang bermartabat dan bermanfaat untuk umat. Entah akan bermanfaat seperti apa, saya juga masih sedang mencarinya. Seperti yang Rasulullah sampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain.

24 Agustus 2018
12 Dzhulhijjah 1439

Be First to Post Comment !
Posting Komentar