Tahun Baru Tetap Belajar


Hari ini adalah malam tahun baru. Teman-teman kantorku banyak yang menghabiskan cuti mereka. Sepi dan aroma liburan kuat terasa. 

Aku masih sibuk bekerja. Bahkan harus lembur hingga malam dan masuk pada tanggal merah. Aku tidak bisa cuti sebab beban pekerjaanku masih banyak. Selain itu, alasan kuatnya adalah cuti tahunanku sudah minus. 

Aku baik-baik saja dengan keadaan itu. Toh liburan kali ini ponakan dan sahabat-sahabatku tidak ada yang pulang. 

Pada saat jam istirahat kantor, ada pesan WA masuk dari orang tua murid privatku, Ibu Yetti. Beliau menanyakan apakah aku bisa mengajar puteranya tidak untuk malam ini. 
Aku sontak kaget dengan WA Ibu Yetti. Tidak menyangka kalau anaknya akan les privat di tanggal 31 Desember dan di masa liburan sekolah mereka. 

Temen kantorku yang aku beritahu soal ini menyarankan aku untuk minta libur saja.

Namun, aku berfikiran lain. Aku suka dengan semangat dan kedisiplinan Ibu Yetti menuntut ilmu dan menjadikan anak-anaknya menjadi yang terbaik di kelas mereka. Selain itu, aku juga ingat dengan beberapa cerita Ustadz Nuzul Dzikri tentang bagaimana kesungguhan orang-orang terdahulu dalam menuntut ilmu. Bahwa para ulama terdahulu menghabiskan harta benda mereka agar dapat mendapatkan ilmu. Bahwa para ulama terdahulu rela menempuh jalan ratusan mil berjalan kaki untuk berguru. Dan bahwa para ulama terdahulu begadang mati-matian agar dapat memahami ilmu yang sedang dipelajarinya.

It's not about the result. But, it's all about your effort. 

Maka, dengan kesadaran penuh, aku akan mengajar di malam tahun baru ini.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar