Memulai (lagi) untuk Menulis Gratitude Box

Bismillahirrahmaniirahim. 

Hari ini aku mulai lagi untuk menulis kebiasaan positif yang sudah lama aku tinggalkan, yakni menulis gratitude box. Dulu aku biasanya menulisnya ketika akan memulai pekerjaan di kantor. Aku nyalain komputer, menghadirkan kesadaran, menilik jiwa apa yang dirasakan, mengingat kejadian-kejadian, menuliskannya, dan mencetaknya. Lalu, aku gulung-gulung dan aku ikat. Kumasukkan ke dalam kotak yang aku labeli "Gratitude Box" yang kuletakkan di depan meja kerjaku. 


Hari ini hari Jumat. Tepatnya jam 6.24 AM. Biasanya jam segini aku masih berjalan ke tempat kerja. Namun, hari ini berbeda. Tadi malem aku dapat surat ijin dokter untuk tidak masuk kerja selama sehari lantaran aku dinyatakan sakit (batuk menggigil yang ga mau berhenti-henti). Rasanya seumur-umur aku belum pernah dapat surat ijin dokter euy. Aku syukuri. Karena dengan begini, aku lebih merasa slow down. Tidak dikejar-kejar target. Tidak merasa habis ini harus ngerjain ini. Makanya kan aku bisa menulis ini, dan tadi malem aku bisa membaca buku dengan lebih khusyuk. 


Meskipun dinyatakan sakit, aku masih bersyukur. Aku ga pusing, ga demam, ga mual, sehingga masih bisa beraktivitas seperti biasanya. 


Hari ini aku juga bersyukur karena orang tua saya masih sehat, dan bisa berkativitas seperti biasanya. Aku masih punya rumah untuk tempat tinggal, dengan isi yang bisa dikatakan sudah cukup lengkap. 


Tak lupa yang paling penting adalah hari ini aku masih dalam keadaan Islam, dan masih ada keinginan untuk memperbaiki hidup. Aku bertekad dan memohon kepada Allah untuk diberikan kemauan dan keyakinan yang kuat, terutama dalam hal menikah. 


Dan yang terakhir, aku bersyukur karena merasa diberikan petunjuk untuk membangun koneksi jiwa kepada dia, jodohku, yang keberadaanya ada namun belum berjumpa. Semoga istiqomah untuk mendoakannya, dan istiqomah merasakan bahwa dia benar-benar ada. 



Klaten, 15 Oktober 2022

Be First to Post Comment !
Posting Komentar