Keteladanan

Hasil gambar untuk ridwan kamil



             
Pernah nge-fans sama seseorang? Artis korea? Park So Joun? Atau artis dalam negeri? Semisal Iwan Fals, Sheila on 7, atau Inul Daratista? (maaf, tak punya banyak referensi). Atau mungkin ada yang seperti saya yang mengidolakan sosok pemimpin, seperti Erdogan dan Ridwan Kawil?

Iya, saya begitu mengidolakan kedua orang tersebut karena kerja-kerja mereka yang luar biasa hebat. Bapak Ridwan Kamil, Walikota Bandung, adalah sosok pemimpin yang ingin menjadikan Bandung sebagai kota yang lovable and liveble. Prinsip hidupnya yang simple namun spectakuler adalah to live is to share. Prestasi-prestasi yang beliau torehkan membuat saya melongo yakni dengan terpilihnya kota Bandung sebagai tempat terselanggaranya Konferensi Asia-Afrika pada tahun 2014, terbentunya Bandung Comand Center, dan juga terpilihnya kota Bandung sebagai tempat penyelenggaraan perayaan Hari Tanpa Korupsi sedunia di akhir Desember 2015 nanti. 
Hasil gambar untuk erdogan
Tidak ketinggalan sosok pemimpin negeri Turki ini, yakni Bapak Erdogan. Beliau saya kagumi karena keberaniannya mengubah negeri Turki yang sangat sekuler menjadi negeri yang memperbolehkan perempuan untuk mengenakan jilbab di sekolah-sekolah, dan kantor-kantor.  Rencana-rencana beliau untuk menciptakan perdamaian diantara instasi pemerintah pun juga sangat briliant dan bijaksana, yakni dengan langkah merangkul para militer untuk bersama-sama membangun negeri mereka, the Ottoman. 

But, the whole point is not about I know them well. Iya, saya seharusnya tidak hanya cukup untuk mengetahui prestasi-prestasi mereka saja dan tentunya visi-visi mereka yang sangat mulia. Tidak hanya pula cukup meng-share fans page mereka saja. Karena, tentu saja, akan tidak akan bernilai, dan juga tidak membantu mereka yang saya kagumi. Mereka berdua adalah sosok pemimpin yang ingin mengajak semua warganya, dan yang bukan warga juga tentunya untuk bersama-sama bergotong-royong memperbaiki negeri ini.

 Namun, jauh dari pada itu, apakah saya mau untuk meneladani sikap-sikap mereka untuk memperbaiki negeri? Memperbaiki peradaban? Sikap Bapak Ridwan Kamil yang menegur anak muda dengan suara motor kerasnya. Apakah saya  juga akan menegur ketika saya melihat orang yang mengendarai sepeda motor dengan suara seperti petir? Apakah saya juga akan memperingatkan orang-orang yang saya dapati membuang sampah sembarangan untuk kemudian memungut sampahnya kembali dan dibuang ditempat yang semestinya? Apakah saya akan seringan tangan Erdogan yang dengan langkah ringanya dan ditengah kesibukanya melayat kepada warga negaranya dan juga membantu mengurus pemakamanya?

Oh..begitu pula dengan shalawat. Berkali-kali saya mengamalkan membaca shawalat sebanyak mungkin, namun apakah saya mengamalkan untuk bersikap bersih, terutama tidak malas-malasan untuk gosok gigi sebelum tidur?

Pffft. Kita sedang tidak krisis keteladanan ternyata. Namun, krisis pendidikan dan krisis mental para warganya, termasuk saya. Seharusnyalah saya harus menjadi umat, warga, dan penggemar yang cerdas yang mau untuk meneladeni sikap-sikap baik dari para pemimpin-pemimpin yang penuh dengan teladan tersebut.

Namun, sungguh, saya berniat dalam hati ini, saya ingin hidup saya bisa saya kontribusikan untuk agama dan negeri ini dengan usaha-usaha terbaik saya, bersama suami saya kelak, dan tentunya dengan sahabat-sahabat tercinta. #eaaa
Be First to Post Comment !
Posting Komentar