Karena Ada Hati yang Perlu Dijaga


Pada suatu hari, entah kebetulan apa tidak, saya mendapati banyak para ibu-ibu muda yang membanggakan para buah hatinya pada khayalak ramai.

"Aduh, pinternya ini Kakak X."
"MasyaAllah, cantiknya ini anak bunda ..."
"Siapa yang ga gemes liat anak lucu kayak gini ..."
Dan, bla-bla lainya.

Ya, saya tau. Mereka pasti sangat bahagia dengan karunia yang dititipkan Allah kepadanya. Mereka pasti bangga karena apa yang sudah mereka perjuangkan untuk rawat, berbuah tak sia-sia (paling tidak sampai waktu itu). 

Namun, tertiba saya teringat akan sebuah masa lalu ketika ada seorang bunda yang setiap hari berjuang untuk mensyukuri kondisi anak yang dilahirkannya. Si bayi, masyaAllah, cakep dan kulitnya putih. Namun, selama 6 bulan, bayi itu selalu menangis setiap hari. Bukan karena dia adalah seorang bayi yang hanya bisa menangis, namun karena penyakit yang sedang diderita oleh si bayi mungil itu. 

Bunda dari si bayi munggil pernah berkata kepada saya, "Andaikan penyakit itu bisa dipindah rasa sakitnya, biarlah aku aja yang ngalamin sakitnya".

Ya, saya bisa merasakan bagaimana beratnya menjalani hari-hari itu. Betapa harus kuat bersabarnya ketika si bayi harus berkumpul dengan banyak bayi lainya, dan kemudian para bunda menceritakan kehebatan bayinya masing-masing. Sedangkan teman saya harus berjuang untuk tabah mendengarkan dan juga tersenyum semampunya.

Bersabar dan bersyukur. Itulah yang terus dipupuk oleh teman saya tersebut.

Namun, Allah tahu yang terbaik. Bayi tersebut harus kembali kepada pemilikNya pada usianya yang masih 6 bulan. 

Teman saya menangis. Saya juga menangis. Teman saya bersedih, dan saya juga ikut bersedih.
Tidak apa-apa, karena perempuan hanya perlu menangis untuk berdamai dengan takdirnya, bukan?

Setelah kejadian itu berlalu, saya berusaha untuk terus mengingatkan diri saya pribadi, bahwa dalam hidup ini, ada hati yang perlu dijaga. Bahwa masih banyak cara untuk merayakatan kebahagiaan dan kebersyukuran yang bijaksana dan tidak mencedera.

Selamat belajar.

25 Muharram 1438
Solo, 26 Oktober 2016

#Muharram Menulis
#Mengenang Hauzan
Be First to Post Comment !
Posting Komentar