Ngimpi Ala Ala Gue (Bisnis Catering)

Kalau lagi moodnya bagus, saya itu termasuk orang yang suka bermimpi. Membayangkan apa-apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Beberapa sih menjadi kenyataan, namun kebanyakanya belum kesampaian. Hehe

Kayak yang satu ini nih. Kelak ketika sudah menggenap, saya ingin menjadi stay-at-home mother yang hobinya memasak. Setiap hari saya akan memasak dan mempertajam keterampilan ini. Anak-anak dan suami (kalau mau sih) akan saya bawakan bekal untuk makan siang, dan camilanya sekalian. Di akhir pekan atau ketika saya membuat camilan istimewa, tetangga dekat rumah akan saya bagi. Pada suatu ketika, teman-temanya anak-anak saya, dan teman-temanya suami saya, serta tetangga-tetangga saya ingin sekali makan masakan saya. Kata mereka sih masakan saya enak. Wakakakakaka. Maka, mereka menghubungi saya untuk dibuatkan beberapa bungkus makanan untuk keperluan acara dirumah mereka.

Ngakak boleh kok. Saya pun juga nih. 


Nah, saat ini pun (When I am still single) saya sudah mencicilnya. Saya membuat Homemade Pizza, Pempek Tengiri, dan Cocholate Banana Cake. Homemade Pizza saya bagikan kepada saudara-sauradara saya di rumah, teman mengaji, teman kerja mbak saya, dan teman kantor. Pempek saya bagikan kepada tetangga saya. Chocolate Banana Cake saya bagikan kepada teman kantor saya. Dan hasilnya? Beberapa teman mengaji ingin memesan pizza buatan saya. Ada teman kantor yang ingin pesan cake pisangnya. Hahahaha. Disitu saya merasa bahagia. Namun, karena belum berniat untuk memulai bisnis itu sekarang, maka dengan terpaksa saya menolak beberapa permintaan tersebut.

But last weekend, pas saya pulkam di hari Sabtu, Ibuk saya membeli sayuran banyak sekali. Ibuk bilang kalau ada saudara yang meminta beliau membuatkan nasi box isi Gudangan (Gudangan is a Javanese traditional food made from a mixture of vegetable and seasoning with coconut flavor). Biasanya Ibuk akan menyuruh tetangga untuk membantu meringankan pekerjaanya. Namun kali itu, saya bilang ke Ibuk biar saya aja yang mengerjakan itu pesanan.

Kebetulan (sebenarnya tidak ada yang kebetulan) di kampung sedang banyak hajatan, dan memaksa Ibuk untuk berperan aktif di dalamnya. Disisi lain Ibuk juga tidak bisa menolak tawaran saudara saya yang meminta Ibuk membuatkan nasi box untuk acara ulang tahun dengan budget seminimal mungkin. Maka, saya memanfaatkan itu moment untuk challenge my self. "Buk, ora usah ngangkon uwong kon ngewangi. Tak tandangane dewe isoh", saya mulai bergaya.

Well, saya pun mulai beraksi. Dari menyiapkan kardus, membungkus kecil-kecil Bubuk (Bubuk is soybean sown), merebus telur, merebus sayuran, dan lain-lain. Ibuk memasak nasinya, dan bumbunya.

Jam 11.30 di hari Ahad, semua makanan sudah siap. Jam 12.00 saya mulai untuk mengepack makanan yang mana jam 15.00 sudah harus diantar kerumah saudara. Saya mulai meraciknya dan benar-benar harus teliti membagi makanan sebanyak itu agar pas untuk 70 kardus. Beberapa yang harus saya pertimbangkan adalah nasi seberat 6Kg, sayur kacang rebus, kangkung rebus, kecambah rebus, bumbu kelapa, dan pelas kedelai.

Ketika baru mendapat 40 kardus, kangkung rebus sudah habis. Maka, saya pun merebus kangkung kembali. Dan setelahnya, semuanya pas, tidak ada yang kurang. Malah ada yang sisa sehingga bisa dibagi-bagikan ke tetangga dekat rumah.

Alhamdulilah selesai 30 menit sebelum diantar.

Alhamdulilah. Badan saya pegal semua. Benar kata Ibuk, bisnis catering itu memang bikin capek jika kita tidak punya pegawai.

Namun, bisnis catering itu mengasyikkan. Ada dua hal yang baru saya rasakan. Yang pertama adalah kita bisa membantu mereka yang sedang membutuhkan. Kedua, bisnis catering itu pasti akan menyisakan makanan, dan kita bisa membagi-baginya untuk tetangga kita.

Alhamdulilah. Hari itu saya banyak belajar tentang ilmu memasak. Terimakasih Allah. Terimakasih Ibuk. Terimakasih saudara.


Solo, 14 Januari2016
Ditulis ketika banyak sekali pekerjaan kantor, dan saya sedang tidak mood untuk mengerjakanya.

P.S.
Dan satu lagi, Ibuk saya tidak pernah mempromosikan untuk bisnis catering. Namun, saudara saya sendiri yang meminta Ibuk untuk dibuatkan nasi bungkus. Konon kata saudara saya, masakan Ibuk saya itu enak. Hehehe. (This is what I ever wish).
Be First to Post Comment !
Posting Komentar