Masa Muda Para Nabi (Refleksi Kajian Rabbanians by Ustadz Badrusalam, Lc)

"Para nabi itu pekerja keras. Para nabi bukanlah pengangguran. Para nabi selalu berusaha agar bisa menjadi seorang pemuda yang berdikari, mandiri, tidak mau merepotkan orang lain dalam hal memenuhi kebutuhan financialnya. Kebanyakan, para nabi itu adalah seorang wirausaha. Kerja tidak harus di kantor. Cari nafkah tidak harus di perusahaan. Pemuda muslim seorangnya berfirkir bagaimana agar ia menjadi seorang pembinis yang memegang perekonomian di negeri ini."

Begitulah kira-kira point yang saya garis bawahi dari kajian yang saya dengarkan di channel Rabbanians di youtube. Secara tidak langsung, kajian tersebut menyulut semangat saya untuk menghidupkan mimpi-mimpi yang selama ini sempat kering hampir mati. Bukan layu lagi. Apakah mimpi itu? Ya, salah satu mimpi saya adalah menjalankan sebuah bisnis yang modalnya dari suami sendiri. (haha)

Dan disini, saya hendak mengabadikan beberapa ide yang terlintas dalam kepala saya, berharap suatu saat nanti ketika lupa bisa saya buka catatan ini kembali.

1. Peternak Kambing/Sapi
Ya, karena Rasulullah adalah seorang peternak. Bisnis ini juga menjanjikan. Nanti rencana, saya akan membeli 4 ekor kambing, dua pasang jadinya. Saya akan meminta kepada orang di kampung untuk mengurus itu kambing, terutama dalam mensuplay makanan kambing itu sendiri. Setelah 6 tahun, harapanya setiap Idul Adha akan menjual beberapa ekor kambing dan dua kambing akan disedekahkan untuk para leluhur yang sudah meninggal untuk berkorban.

2. Membuka Warung Bakaran
Simple sih. Karena saya suka penyetan dan plus sambelnya. Karena lidah orang jawa adalah suka dengan jenis makanan yang begituan, terutama cita pedasnya. USP dari warung bakaran saya nanti adalah rasa sambalnya yang pedas dan murah hargnya.

3. Menjual Buku Bekas
Karena saya miris lihat anak-anak desa yang tidak suka baca dan wawasanya sempit (kaya saya jaman dulu) serta tidak punya uang banyak untuk beli buku. Karena saya juga kadang miris menemukan mahasiswa yang haus ilmu namun tidak punya banyak uang untuk membeli buku baru. Untuk itulah, saya berencana untuk menadahi mereka yang punya buku banyak dan berniat untuk menjualnya. Setelah itu, akan saya rawat dan saya akan jual kembali.

4. Warung Kelontong Besar Seperti Baba
Baba adalah panggilan untuk seorang penjual dari etnis China di Klaten. Tempat kulakan untuk para penjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. Harganya sangat murah sehingga banyak orang yang suka untuk kulakan disana. Saya nanti juga akan mempunyai hal yang demikian. Saya akan meneruskan usaha ibuk saya. Toko kelontong untuk kulakan para pedagang rumahana sekaligus penyedia barang-barang kebutuhan untuk masyarakat yang akan mengadakan hajatan. Tidak usah hutang ke bank untuk keperluan hajatan (walimahan misalnya). Semua kebutuhan dapur akan kami supplay. Boleh dibayar dibelakang jika sudah punya uang dan tidak ada bunga sama sekali.

5. Pengelola Sawah
Saya akan meneruskan usaha sawah yang sekarang digarap oleh bapak saya. Harapanya nanti akan menambah untuk membeli sawah lagi terutama mereka yang hendak menjual sawahnya karena warisan akan dipecah misalnya. Saya akan menyuruh orang desa untuk mengerjakan sawahnya. Management pengelolaan sawahnya akan saya urus. Saya akan menjual hasil panen beras itu di warung kelontong saya.

6. Warung Baju
Saya suka baju. Saya akan branding baju sendiri. Saya akan bekerja sama dengan teman yang suka design dan penjahit terpercaya. Saya akan memasarkannya online. Tetap, branding produk saya adalah murah dan berkualitas. Karena saya ingin berkontrribusi untuk menyelesaikan masalah para saudara yang ada di kalangan menengah ke bawah.

7. Barbershop
Saat ini, kakak ipar saya punya barbershop yang namanya Al Barbershop. Harapanya nanti Barbershopnya kakak ipar saya akan menjadi barbershop rujukan masyarakat karena harganya yang murah. Harapanya di seluruh kota di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta akan ada pendirian Al Barbershop.

8. Branding Bumbu Instan
Karena saya suka masak. Nanti saya akan membuat kreasi bumbu instan untuk dititipkan di warung-warung, dan juga warung saya sendiri. Kecuali bumbu satai dan gulai, saya akan membuat bumbu instan tanpa pengawet untuk dijual ketika Idul Adha berlangsung.

Ya, sementara baru 8 ide dulu. Hehehe. Namanya juga mimpi kan? Tidak usah dinyinyir. Doakan saja yang terbaik untuk mimpi-mimpi tersebut. Toh endingnya nanti untuk kemaslahatan umat juga dan negeri Indonesia tercintah. Hehe.

Solo, 25 September 2017
Be First to Post Comment !
Posting Komentar