Freddy Budiman dan Kematian Husnul Khatimah (Sebuah Pelajaran tentang Jangan Meremehkan Orang)

Setelah buka puasa bareng sepupu, saya tidak langsung pulang kost. Saya memilih untuk mampir ke Masjid Nurul Iman Kalitan untuk menunaikan solat isya dan solat tarawih. Kebetulan kalau pas jalan pulang, syaa selalu melewati masjid itu. Masjid Kalitan adalah masjid favorit saya di kota Solo. Masjidnya tidak terletak di pinggir jalan raya. Namun agak masuk ke dalam. Jadi tidak terlalu ramai. Masjidnya elegan dan sejuk jika masuk kesana.

Pas saya mau masuk ke tempat ibadah khusus perempuan, saya papasan dengan seseorang di serambi masjid. Seorang lelaki. Pakai gamis. Kacamata. Peci. Tanganya penuh tato. Bahkan di bagian tengkuknya juga ada tato. Namun, wajahnya sangat teduh dan bersih. MaasyaAllah. Saya kemudian teringat tentang salah satu cerita dari kajian yang saya ikuti beberapa hari sebelumnya di masjid Kalitan itu juga.

Ustadz Fatih Karim namaya. Beliau yang mengisi kajian yang saya ikuti waktu itu. Ustadz Fatih Karim adalah ustadz dari Jakarta dan sekaligus founder gerakan Cinta Qur'an. Beliau suka mengisi dimana-mana. Salah satu kajian rutin yang beliau isi adalah di Lapas tempat Freddy Budiman dipenjara. Siapakah Freddy Budiman? Dia adalah penjahat narkoba kelas kakab di Indonesia. Kejahatanya sudah membabi buta.Tahun 2016 lalu, Freddy divonis hukuman mati. Ustadz Fatih Karim menceritakan ketika beliau mengisi kajian di Lapas tempat Freddy dipenjara. Freddy saat itu duduk di pojokan dan menangis ketika Ustadz Fatih Karim menyampaikan tausyiahnya. Ditengah-tengah acara kajian, Freddy dipanggil oleh petugas Lapas. Hari itu Freddy Budiman diberi tahu tentang vonis hukuman mati untuknya yang akan dilakukan dua hari setelah hari itu.

Saya merinding mendengar cerita tersebut. Seseorang yang mengetahui kapan mereka akan meninggal. Tentulah mereka akan mempersiapkan sebaik-baiknya. Mereka akan beribadah setekun-tekunya. Mereka akan bertobat dengan sepenuh hati. Dan, kata Ustadz Fatih Karim, salah satu permintaan Freddy Budiman adalah agar ketika meninggal nanti dia bisa mengucapkan kalimat La ilaha illallah. MasyaAllah.

Bukanlah orang yang ketika meninggal dunia mampu mengucapkan lafaz La ilaha illallah adalah tercatat sebagai kematian husnul khatimah?

Dan ketika eksekusi mati itu dilaksanakan, tepat tengah malam di Nusakambangan, tiga peluru ditembakkan di tubuh Freddy. Seketika langsung meninggal.

Qadarullah Ustadz Fatih Karim diperlihatkan foto jenazah Freddy ketika meninggal oleh salah satu petugas Lapas. Dan apakah kalian tau apa yang terlihat? Di kening Freddy ada keringat seperti biji butir jagung.

“Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat didahinya.” (HR. Ahmad)


MasyaAllah. Semoga almarhum Freddy husnul khatimah dan sekarang diberikan tempat yang baik disisi Allah.

Point dari cerita di atas, bagi saya pribadi adalah "jangan meremehkan orang". Boleh jadi orang yang selama ini dianggap jahat, mungkin pada akhirnya dia akan menjadi orang baik. Pun bisa juga sebaliknya. We never know what will happen tomorrow. Surga itu berat. Meninggal husnul khatimah itu tidak gampang. Hanya rahmat Allah yang mampu menyampaikan pada kedua hal hebat tersebut.

  “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu."
  (HR Tirmidzi 3412)

Be First to Post Comment !
Posting Komentar