Hikmah di Balik Sayur Tempe

Saya baru saja sampai kost ba'da maghrib setelah seharian mendekam di layar komputer kantor. Jamaah masjid dekat kost baru saja selesai menunaikan ibadah solat. Baru mau membuka kamar kost, ada suara yang memanggil saya.

"Mbak Tamiiiiiii"

Suaranya lantang sekali. Aaah, itu Mbak Ti, seorang perempuan hebat yang menjaga dan mengurusi kost yang saya tinggali.

"Mbak Tami udah makan belum?", tanyanya.
"Belum Mbak", jawab saya lemas. Ya saya agak kurang fit waktu itu dan sedang tidak nafsu makan.
"Mbak, ini ada makan lauk tempe dan telur. Mau ga?", ucap Mbak Ti bersemangat.
"Owh iya Mbak, terima kasih", jawab saya singkat.

Mbak Ti langsung pergi karena ada urusan lain.

"Alhamdulilah", bisik saya dalam hati. Saya akan memakanya nanti setelah mandi. Meskipun saya sedang tidak nafsu makan, namun saya harus memakan makanan itu. Karena makanan itu berasal dari orang sholeh dan beriman. Cerita tentang Imam Syafi'i yang begitu lahap ketika makan di rumah Imam Ahmad bin Hambal begitu menginspirasi saya untuk memaksa diri memakan makanan tersebut (ehem ehem...). Imam Syafi'i mengatakan bahwa makanan yang halal dari orang beriman itu mengundang keberkahan. "Berkah itu amat berharga. Berkah itu membuat kita kuat untuk mentaati Allah Ta'ala di setiap keadaan". 

Ya, dan akhirnya saya mulai memakanya dengan gegap gempita. Bismillah.
Ya, dan isinya benar seperti apa yang dikatakan oleh Mbak Ti. Ada nasi, telur goreng, dan sayur tempe. Alhamdulilah. Saya suka.
But, pada gigitan pertama ada yang aneh dengan rasa tempenya. Bukan tempe yang rasa rasakan, tapi rasa hati ayam. Wow, masya Allah. Saya kaget dan berumpah ruah.

Seketika saya menangis tergugu-gugu. Saya ingat akan  perkataan Allah di surat Al Baqarah ayat 216.
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"

Beberapa menit sebelum makan, saya merasa sudah kenyang. Namun saya harus berjuang sedikit memaksa diri untuk makan. Dan, dari situ Allah sepertinya ingin menyapa saya dengan ayatNya yang begitu indah. Allah ingin menenangkan batin saya atas beberapa peristiwa belakangan ini yang saya alami. Allah ingin menyakinkan kepada saya bahwa Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang indah bagi saya jika saya iklhas dan ridho dengan segala ketentuan Allah. Allah hebat. Allah Maha Hebat. Maha Suci Engkau ya Allah.
Sayur Ati dalam Tempe
Be First to Post Comment !
Posting Komentar