Menguatkan Mental

Tante dan Ibu saya adalah seorang wirausaha. Tante berbisnis catering. Ibu berbisnis kelontong. Rumah mereka berdekatan, jadi sering curhat-curhatan.

Ya, namanya perempuan, curhat selalu menawarkan kondisi hati untuk menjadi plong.

Siang ini saya tidak sengaja mendengar obrolan mereka.

Tante : Yu*, Si A tadi marah marah karena pesananya telat.
Ibu : Ora popo. Wong usaha kie kudu siap mental. Lha piye meneh nek ada sesuatu yg ga bisa dikontrol menusia.
Tante : Iyo bener Yu.

Saya terkaget mendengar kata-kata Ibuk. Siap mental.

Ya memang benar. Dalam menjalankan usaha itu harus siap mental. Apalagi kalau usaha kita berkaitan dengan melayani orang. Terkadang barang yg dipesan tidak ada. Terkadang jalan macet  sehingga pesanan telat antar. Terkadang barang rusak atau tidak sesuai sempel. Dan terkadang-terkadang yang lain yg tidak terduga lainya. Belum lagi nanti jika banyak diomongin orang tentang usaha yg sedang dijalankan.

That's why, siapkan mentalmu. Siapkan wadah yg luas untuk menampung segala ketidakterdugaan dan omongan-omongam orang.

*
Yu = Mbakyu (Kakak perempuan)

Be First to Post Comment !
Posting Komentar