Berkepala Dingin (Hari Kelima di 30 Hari Bercerita)

Bismillah.

Hari itu saya sedang ikut manasik umrah.
For the first time geis.
Alhamdulilah.

Umrah pertama kali ini, saya percayakan perjalaman ini sama salah satu biro yang ada di Solo. Namanya Dewangga Lil Hajj Wal Umrah.
Ketika manasik, tentulah direktur biro memberikan sambutan.
Beliau adalah Bapak Her Suprabu.
Manasiknya berjalan nyaman dan enak.
Sebab tempatnya juga enak sih geis.
Dimana Kak?
Di Lor In Syariah Hotel geis.

Sesi terakhir adalah sesi tanya jawab.
Ada seorang yang bertanya tentang umrah sunnah.
Apakah pihak biro memfasilitasi? Begitulah pertanyaanya.

Yang menjawab pertama adalah dari pihak ustadz yang memberi manasik. Karena dari sisi ustadz, beliau doesnt believe with umrah sunnah. Jadi ya sudah.
Yang kedua dari direktur biro.
Tentulah, karena ini bisnis, maka jadilah kepuasaan customer adalah yang terdepan.
Jawaban diberikan oleh Bapak Her Suprabu.
Beliau menyadari akan perbedaan keyakinan itu, makanya dari pihak biro memberikan fasilitas untuk jamaah yang ingin melakukan umrah sunnah.

Apa yang saya tangkap geis?
Tentang kepala dingin menghadapi perbedaan. Apalagi masalah keyakinan.
That's cool dan terkesan ringan geis.

Tak perlu ngotot harus ikut keyakinan kita.
Woles aja kan.

Seperti perkataan Ust Felix Siaw.
"Aku dengan keyakinanmu dan aku tidak ikut campur. Aku dengan keyakinanku dan kamu juga jangan campuri. Saling respect, no judge"



Klaten, 5 Januari 2019
07.42
Be First to Post Comment !
Posting Komentar