Allah Kasih Signal

Bismillah.

Saya gelisah. Tidak saat ini, namun kemarin. Rasanya ada yang menekan-nekan dada saya sehingga berat untuk bernapas. Selain itu, ada seperti rasa nyeri. Pikiranpun ikut-ikutan kalut, kosong, dan tidak fokus.

Hingga tak tahu harus bagaimana lagi, akhirnya saya berhenti. Saya mampir ke sebuah masjid yang bangunannya megah dan membuat nyaman beribadah. Saya solat tahiyatul masjid dan menunggu solat maghrib sambil tilawah Al-Quran. Qadarullah, sampai adzan maghrib selesai berkumandang, hati saya juga masih belum plong. Hujan deras mengguyur. Saya tambah larut dalam kesedihan yang entah disebabkan apa.

Solat maghrib berjamaah dimulai. MasyaAllah suara imamnya merdu sekali. Air mata saya pun menderas mengalir. Disitu, ganjalan dalam dada saya langsung pecah dan lenyap. Saya merasakan kelegaan yang menenangkan. Sejuk. Ringan.

Saya pun pulang. Bukan karena hati saya sudah baik-baik saja, namun karena hari sudah mulai malam. Sampai rumah, saya membuka hape. Ada beberapa pesan masuk. Yang saya buka pertama kali adalah pesan orang-orang terdekat saya dl. Termasuk dari pesan sahabat. Seketika saya membuka pesannya, saya terdiam sesaat. "Alhamdulilah. Ternyata perasaan gelisah tadi adalah tanda saya akan mendapatkan kabar ini".

Alhamdulilah tsumma alhamdulilah. Meskipun kabar itu kurang menyenangkan, saya merasakan ada tambahan kelegaan di hati saya.

Saya kemudian ingat perasaan itu beberapa waktu lalu. Ketika perasaan itu menghampiri, biasanya akan ada sesuatu yang terjadi. Biasanya kabar yang mampu menggoncang jiwa. Allahua'lam.

Dan, kepada Allah sepantasnya kita menyerahkan urusan hati yang gelisah itu. Meskipun akan menerima kabar yang kurang menyenangkan, namun ketika hati dititipkan kepada Allah, semuanya akan baik-baik saja.

Klaten, 3 Maret 2019

Be First to Post Comment !
Posting Komentar