Mei Bangkit


The Happy Tami is on her mood.
Jadi begini. Saya itu kurang begitu setia. Mudah bosan dan sering tidak konsisten. Contohnya, saya suka gonta-ganti buku catatan. Saya suka meninggalkan buku catatan dimana-mana. Saya suka menulis di sembarang tempat. Padahal kan sudah saya bagi-bagi kalau buku ini untuk menulis planning, buku ini untuk menulis materi kajian, buku ini untuk menulis curhatan, dan buku ini untuk menulis anggaran serta buku itu untuk menulis hutang. 

Hal ini menjadi masalah tersendiri untuk saya seorang perempuan yang mempunyai banyak kata dalam otak. Bisa ruwet kalau tidak diuraikan lewat kata atau curhatan. Bisa membusuk kalau tidak dicurahkan menjadi rentetan kalimat.

Maka, mulai hari ini saya ingin membebaskan blog ini menjadi ruang kebebasan. Sebab menulis itu adalah kebebasan, bukan? *Ini sih saya sebenarnya hanya ingin berAlibi untuk nyampah diblog ini sebab buku catatan saya ketinggalan di rumah orang tua. Padahal, ada banyak ide yang ingin segera dikeluarkan dari isi otak.

Sejak bulan Maret 2017 kemarin, saya memberikan tema untuk tiap bulannya (Miracle in March, Amazing April). Kenapa sih harus ada tema?

Alasan utamanya adalah karena saya tidak fokus. Karena hidup saya ngambang. Karena saya malas. Karena saya tidak produktif. Karena saya hanya meleleh tanpa makna. Dan karena saya kehilangan arah.

Poerwadarminta (1983) mengatakan bahwa tema adalah pokok fikiran yang menjadi pokok pembicaraan. *Ini bukan skripsi. Saya hanya copy paste dari panduan kurikulum SD terbitan Kemendikbud. Sehingga, dengan adanya tema diharapkan suatu kegiatan menjadi terpusat akan goal tertentu (atau fokus), lebih menarik, dan berkesan.

Jadi, begitulah kira-kira benefitnya suatu tema. 

Untuk Mei ini, saya memilih tema BANGKIT. Tidak perlu dijabarkan lebih lanjut kenapa saya memilih tema ini ya. It's too personal. Haha. Takutnya nanti malah curhat alay dramatic yang kurang berkelas.

Apa yang akan saya lakukan untuk Mei Bangkit ini?

Pertama, saya akan memulai lebih serius menghafal Al Qur'an. Kalian tau, urusan menghafal Qur'an ini sering sekali lepas dari planning yang sudah disusun. Susahnya untuk komitment. Dari dulu target ini tidak pernah tercapai. Bukan, saya bukan akan mentargetkan 30 Juz. Bulan Mei ini cukup hanya satu surat saja. Harapanya kali ini benar-benar bukan wacana.

Kedua, sebisa mungkin saya pengen menjauhi dosa. Meninggalkan apa-apa yang tidak disukai sama Sang Pencipta. Meninggalkan yang haram, dan berusaha hanya memilih yang halal. Untuk mengetahui do and don'ts ini, tentu saya harus banyak menuntut ilmu. Susah sih emang. Saya bukan manusia suci, saya hanya ingin menjadi lebih baik saja. Kata Kakek Jamil Azzaini, ketika sangat susah untuk meninggalkan apa-apa yang dilarang ini, cobalah untuk berfikir bahwa kamu hanya akan hidup selama satu jam kedepan. Jadi, selama satu jam kedepan, sebisa mungkin hanya melakukan amal kebaikan. Namun, karena we are just human nature, ketika melakukan kesalahan, secepat mungkin langsung beristighfar sebanyak-banyaknya. Amalan ini, katanya juga menjadi bekal untuk mereka yang ingin menjadi sahabat Al Qur'an. Ustadz Hanan Attaki, Lc pernah mengatakan bahwa tidak akan mereka mampu menghfal Al Qur'an dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat jikalau masih banyak kemaksiatan yang terus dilakukan.

See, jadi begitu. (Doakan ya temans. Mari kita bergandengan tangan untuk menjadi baik bersama).

Cukup hanya dua saja. Semoga ini menjadi ruh bagi saya. Semoga dengan adanya tema ini, mampu menjadi salah satu strategi agar bisa fokus menjalani hidup.


Cemani, 6 Mei 2017
Be First to Post Comment !
Posting Komentar