Pasti Ada Maksud Di Balik Penciptaanmu, Kawan


Saya tidak tahu nama bapak yang ada di gambar di atas. Ketika saya menginap di rumah kakak saya di Gamping, Sleman, saya mendapati bapak tersebut sedang mencangkul tanah di kebun milik kakak saya. Kata kakak saya, Mbak Uli, bapak tersebut sengaja dipanggil untuk membersihkan dan mencangkul kebun mbak Uli.

"Bapake kuwi hidup sebatang kara lho Tam. Rumahnya reyot. Tapi, bapaknya kuwi pekerja keras. Sangat telaten dan bagus mengerjakan kebunku. Bapaknya juga dermawan ditengah hidupnya yang pas-pasan. Aku dikasih benih pisang lho".

Begitulah pemaparan Mbak Uli tentang bapaknya. 

Glek. Saya terasa tertampar.

Lihatlah wajah bapaknya. Sumigrah bukan? Kelihatan bahagia dan menikmati hidup bukan?

Saya kemudian ingat beberapa sikap saya beberapa waktu lalu yang banyak mengeluh tentang kondisi saya. Saya tidak menikmati moment dan tidak menikmati waktu present. Saya sibuk memikirkan hal-hal yang jauh dari diri sendiri. Saya kurang menghargai apa-apa yang sudah diberikan Allah kepada saya. Ya, nikmat masih mempunyai orang tua. Nikmat kesehatan. Nikmat dikumpulkan dengan orang-orang baik. Nikmat Islam.

Saya terlalu melihat ke atas tanpa kesadaran. Mereka yang sudah di atas pasti usahanya lebih keras lagi. Mereka yang sudah di atas pasti jatuh bangunya lebih banyak lagi. Mereka yang sudah di atas pasti banyak mengalahnya dan super ekstra kesabaranya. Jadi, sungguhlah tidak pantas jika saya mengeluh sedangkan saya belum selelah mereka. 

Ya, menjadi sadarlah Tami. Jangan putus asa. Sebab, jika putus asa, maka pintu-pintu kebaikan akan seketika tertutup oleh energi negatif yang tak jua kau musnahkan.

Ada maksud kenapa kamu diciptakan. Galilah potensi itu agar keberadaanmu bermanfaat. Genggamlah erat moto hidupmu Tami. Bahwa Ridho Allah adalah yang utama. Bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk sesama. 

Semo
Be First to Post Comment !
Posting Komentar