Kekuatan Cinta

Saya punya pengalaman jatuh cinta. Eaaa.
Cinta monyet sih. Entah apa nyebutnya, tapi perasaan itu adalah perasaaan tertarik dengan lawan jenis. Kata banyak orang sih itu perasaan cinta, meskipun cuma cinta monyet.

Tentu, perasaan ingin mengungkapkan kepada si doi ada. Tentu, perasaan ingin memilikinya juga ada. Namun, kebanyakan orang, termasuk saya memilih untuk memendamnya. Untuk kebaikan diri sendiri, agar tidak malu kalau cinta itu ternyata cinta yang bertepuk sebelah tangan. Uhuk-uhuk.

Nah, karena cinta itu adalah kata kerja, maka ada-ada cara saya untuk menyalurkan. Nah, tak ceritain ya. Hehe, saya nganggepnya sebagai dinamika hidup saja. Bersyukur aja masih diberikan perasaan tertarik sama lawan jenis.

Pertama, saya pernah tertarik dengan anak pemilik kos saya. Saya sih memendamnya. Berusaha serapi mungkin untuk tidak memperlihatkanya. Nah, penyaluran perasaan saya itu seperti ini. Saya jaga betul itu properti kos. Saya bersihin kamar mandinya. Saya kosek itu wastafel. Saya lap itu dapurnya. Dinding kamar kos saya jaga agar tidak kotor. Semata-mata agar kostnya si doi tetap terawat. Tsaaaah. Parah banget kan? I know that. Hehehe. Geli kalau ingetnya.

Kedua, saya pernah tu suka sama seseorang. Temenya temen. Ini makin parah. Ga pernah ketemu. Ketemu cuma tiga kali seumur hidup. Beuh, namun tiap selesai solat, doa saya khusyuk sekali mendoakanya. Kebaikannya, kesuksesanya, kebahagiaanya, keberuntunganya, dan kesehatanya. All out. Ngeri. Hihihi.

Then, over those experience, saya kemudian berfikir tentang kekuatan cinta. Ternyata cinta punya kekuatan luar biasa ya. Jika cinta itu mencintai sesuatu yang baik, alangkah hebatnya dia akan melahirkan banyak kebaikan-kebaikan yang bermanfaat untuk sekitar.


Solo, 17 Januari 2017
Be First to Post Comment !
Posting Komentar