Jamil Azzaini dan Apa Mimpimu



Ada yang kenal Jamil Azzaini ga ya? Alhmadulilah deh kalau kenal. Karena beliau lumayan terkenal juga sih di dunia pengembangan diri. Namun ada juga yang kenal. Salah satunya adalah sahabat saya sendiri, Yessy namanya. Saat kusebut-sebut nama Jamil Azzaini di depanya, dia malah marah-marah karena ga ngerti siapa itu Jamil Azzaini. Ah, sudahlah. Kita disini ga akan ngomongin Yessy sih. Tapi kita bakal ngomongin Jamil Azzaini

Saya pribadi sebelumnya sudah pernah cerita tentang beliau di blog ini. Berkali-kali malah. Ya karena banyak kata-kata beliau itu menjadi motor penggerak saya ke arah yang lebih positif.

Dulu, ketika ingin menikmati tulisan-tulisanya, saya harus membuka websitenya atau menunggu tulisannya di majalah bulanannya Solo Peduli, Hadila namanya. Namun, semenjak saya sudah aktif kembali menggunakan IG, saya kemudian follow akunya Kakek Jamil Azzaini ini. Setiap hari saya bisa menikmati inspirasi-inspirasi yang dibagikan oleh beliau. Alhamdulilah.

Nah, beberapa waktu yang lalu, ketika saya sedang malas-malasan di rumah di suatu weekend, saya berselancar di IG. Ya, hitunganya sih saya jarang membuka IG (Sok sibuk emang gue nih..haha). Jadi kalau membuka IG itu paling cuma sehari sekali. Qadarullah, pas waktu itu saya lagi dihinggapi otak iseng, Kakek Jamil membagikan storiesnya di IG, yang judulnya Kekuatan Impian. Disitu Jamil bercerita tentang pengalamanya suatu hari ketika mendampingi guru trainernya, Tun Kelana Jaya, berkeliling Indonesia. Saat itu Tun Kelana Jaya masih bekerja di Standard Chartered Bank (Ini bank gue kagak ngerti sama sekali. Maklum wong ndeso).  Tun Kelana Jaya ini jago berpresentasi. Saat itu, Jamil membatin begini "Ilmu presentasi mas Tun akan saya serap dan 15 tahun yang akan datang saya akan presentasi di Standard Chartered Bank". Jamil sudah lupa dengan batinan itu. 

14 tahun mendatang, tepatnya di bulan Maret 2018 ini, Jamil Azzaini diberikan kesempatan untuk memberikan presentasi di hadapan 142 orang terpilih dari Standard Chartered di Rafles Hotel Kuningan Jakarta. Maha Besar Allah. 

"Jangan takut bermimpi. Nah, apa mimpimu?", begitu kata Jamil Azzaini di akhir story nya.

Saya kasih komen itu story dengan jawaban seperti ini.
".......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................".

Lah kok cuma titik-titik doank?
Ya iya. Hahahaha. Karena saya cuma mbatin doank. Saya pengen ini. Saya pengen itu. Cukup Allah Yang Maha Tahu yang tahu dan Ibuk saya yang doanya selalu mujur. Btw, malu juga oi saya sharingkan itu mimpi ke sini. Terlalu lebai.

Ketika saya cerita mimpi itu ke Ibuk, komentar Ibuk seperti ini "Wealah, piye carane kuwi?"
Jawab saya, "Emboh. Aku yo ora ngerti. Tapi Gusti Allah selalu ngerti".  

Dan begitulah. Dengan mimpi, paling ga bisa membuat saya semakin hidup dan bersemangat untuk berdoa dan berusaha. Dengan mimpi, paling ga saya tidak asal-asalan menjalani hari tanpa makna. Seperti janji doa setelah bangun pagi, bahwa kita masih diberikan nafas agar selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari. Denagn mimpi, semoga hari-hari saya lebih bermakna dan berseri.

Solo, 12 Maret 2018




Be First to Post Comment !
Posting Komentar