Strangers yang Berkualitas

Hal yang aku sukai dari travelling adalah bertemu dengan orang asing (strangers). Pertemuan yang tidak sengaja yang terkadang memberi pelajaran yang berkesan. Kita tidak perlu tahu nama dan tanggal lahirnya kapan, namun kita langsung berbicara pada hal-hal yang menarik untuk diperbincangkan. 

Lalu, pengalaman bertemu strangers yang paling tidak bisa dilupakan hingga saat ini apa? Apakah kalian punya?

Aku ada. Aku ceritakan ya. 

Ini terjadi sekitar tahun 2013 lalu dalam perjalanan Balikpapan-Yogyakarta di pesawat Sriwijaya. Aku duduk sendiri di dekat jendela. Itu adalah pengalaman ketigaku naik pesawat. Aku tidak paham kursi tempat duduknya, 23CD itu mana yang window seat atau aisle seat. Ada tulisan nomor 23, ya aku duduk saja disitu.  Di boarding pass ku tulisannya 23C. 

Pesawatku dari Tarakan. Jadi di Bandara Sepingan Balikpapan aku tidak turun. Disana hanya berhenti sebentar untuk menjemput penumpang Yogyakarta-Balikpapan. Aku melihat jendela dan menikmati mendungnya sore dan pesawat yang berjejer penuh elegan disana. Tertiba ada yang memanggilku. Beliau adalah seorang bapak-bapak setengah baya. Suaranya sangat lembut dan sopan. Cara berpakaiannya sangat rapi, tapi santai. 

Beliau bilang permisi, dan mengatakan kalau tempat dudukku salah. Aku pun cepat-cepat untuk meminta maaf dan bergeser mempersilahkan beliau duduk di dekat jendela. Melihat caranya bergerak dan juga mendengar caranya berbicara, aku sangat yakin bahwa orang ini adalah orang berkualitas.

Aku pun memulai small talk dengan beliau. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan standar yaitu darimana dan mau kemana. Setelah itu berlanjut menjelaskan aktivitas pekerjaan masing-masing. Aku yang saat itu sebagai peserta program SM3T tentunya mempunyai bahan cerita yang banyak untuk diceritakan. Aku percayaa diri untuk bercerita tentang aktvitasku. Beliau pun juga begitu. Beliau kerja di Pertamina Balikpapan. Dulu pernah bekerja di Kementrian Keuangan sebagai PNS. Namun kemudian mengundurkan diri dan memilih bergabung dengan Pertamina. S1 Beliau di Universitas Padang dan S2 beliau di Universitas Indonesia. Beliau concern dalam bidang Manajemen Keuangan. 

Cara bicara beliau tertata dan berhati-hati. Sepertinya sedang mencoba memahami kedalaman frekuensiku dan mencoba menyamakan frekuensi berbicaranya. Beliau kelihatan sangat cerdas. Beliau tidak arogan dan tidak merendahkan aku sama sekali.

Tidak terasa satu jam rasanya cepat sekali. Pesawat kami pun mendarat di Jogja. Gerimis menyambut kami di Jogja. Kami saling berpamitan. Beliau sudah dijemput oleh LO yang mengurus acaranya di Hotel Aston. Dan aku masih menunggu menyeberang untuk naik bus. 

Aku merindukan momen-momen seperti itu. Sudah lama sekali aku tidak bertemu strangers yang berkualitas macam bapak Pertamina itu. Aku ingin sering-sering bertemu dengan orang-orang yang berkualitas dan mengajarkan banyak hal baik kepadaku. Semoga ya Allah perkenankan doaku.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar