Maaf, Tapi Aku Tak Mau Tertular!

 Saat aku menulis ini, situasinya sedang ada pandemi covid. Banyak orang menggunakan masker. Handsanitizer dan juga handwash menjadi barang yang laris. Menjaga jarak dan memilah-milah orang yang ingin ditemui secara fisik menjadi salah satu gaya hidup. Kenapa? Karena mereka tidak mau tertular virus berbahaya ini. Virus ini mengenai fisik manusia. Jika ada yang kormobid (punya penyakit bawaan), maka bisa jadi sakitnya akan terasa.

 


Aku tidak akan membahas masalah covid btw di kesempatan kali ini. That’s not my concern.

 

Jadi, beberapa hari ini aku sedang berada pada positive vibe. Aku merasa berani untuk melakukan apapun. Aku merasa percaya diri untuk berdoa dan meminta apapun. Fikiranku bebas dan tidak ada rasa merasa terhakimi atau terintimidasi oleh siapapun.

 

Menurutku, positive vibe, positive thought, atau positive emotion itu mahal harganya. Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental adalah harta berharga yang harus dijaga.

 

Menurutku, selain fatkor internal, faktor eksternal menjadi faktor utama dalam meruntuhkan bangunan ke-positif-an itu. Bangunan emosi itu bisa jadi rapuh, belum kokoh. Bangunan emosi itu mudah sekali untuk runtuh.

 

Terkadang, ada orang-orang di sekeliling kita yang punya mental takut untuk melangkah. Fikirannya selalu was-was. Ketika kita berada di dekatknya, dengan emosi keberanian yang masih rapuh, bisa jadi kita akan tertular perasaaan ketakutan dan was-was tersebut. Terkadang ada orang di sekitar kita yang selalu berfikiran buruk tentang orang lain. Selalu melihat sisi gelapnya, dan menutup diri dari sikap buruknya. Terkadang, kita yang lemah ini bisa tertular akan fikiran-fikiran buruk tersebut.

 

Banyak. Banyak sekali hal yang seperti itu. Istilah jaman sekarang, sering disebut RACUN atau TOXIC.

 

Jika racun itu sudah mulai menulari kita dan sudah mengalir di semua aliran darah kita, perlu untuk menjaga jarak sebentar. Mendetox racun-racun emosi negatif yang sedang bersemayam di dalam tubuh. Tidak perlu untuk merasa tidak enakan. Kesehatan mentalmu lebih penting kan! Tenangkan batinmu. Jika sudah  tenang, plan a move untuk nanti berinteraksi lagi dengannya. Kamu mungkin akan menunjukkan perubahan sikap terhadapnya. That’s OK! Berubah adalah tanda bahwa kamu tumbuh.

 

Tapppi, jangan terlalu lama menjaga jarak. Selalu ingat bahwa kita ini adalah makhluk masyarakat. Agamaku dan kamu juga mengajarkan bahwa menjalin hubungan dengan masyarakat adalah ibadah bukan? Sulit? Pasti. Namanya juga ibadah. Jika berat, maka niatkan semata-mata kamu melakukannya untuk Allah. Semoga Allah kasih pertolongan.

Be First to Post Comment !
Posting Komentar